Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 78: Taubat yang Sesungguhnya

 
Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 78: Taubat yang Sesungguhnya

Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh
Laduni.ID, Jakarta - Betapapun banyak dan besarnya dosa yang dilakukan seorang manusia, apabila ia bertobat dengan tulus dan dilakukan secara bersungguh-sungguh serta menjalani tata caranya yang benar, maka tobatnya akan diterima oleh Allah s.w.t. Hadis berikut ini menjelaskan, betapa Maha Besar dan Maha Kasih Allah s.w.t. terhadap hamba-Nya yang berniat kembali kepada-Nya dan bertobat, berapapun banyaknya ia melakukan dosa, tetap tobatnya diterima oleh Allah s.w.t.  

Dalam riwayat Shahih al-Bukhari disebutkan; Pria yang bertobat itu lebih dekat sejengkal ke tempat yang baik itu, maka ia dikelompokkan bersama orang-orang yang shalih di tempat tersebut. Pada kitab Shahih al-Bukhari juga disebutkan bahwa Allah s.w.t. mewahyukan (memerintahkan) pada daerah yang buruk itu supaya menjauh dari daerah yang baik, dan daerah yang baik itu lebih dekat pada posisi pria yang bertobat itu, kemudian diukur oleh kedua malaikat tersebut. Kedua malaikat itu mendapati posisi jenazah lebih dekat sejengkal ke daerah yang baik, maka pria itu diampuni oleh Allah s.w.t.. Pada riwayat yang lain Allah membuat dada orang tersebut cenderung untuk menuju ke daerah yang baik. (al-Nawawi: 1992: 50).

Perbuatan dosa dan kesalahan, besar atau kecil yang dilakukan manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, karena manusia selalu terlibat konflik antara baik dan buruk. Suatu saat kebaikan pada diri manusia muncul sebagai pemenang, sehingga ia menjadi manusia yang luhur dan mulia. Pada saat yang lain terjadi sebaliknya, naluri keburukan muncul menguasai diri seseorang, sehingga ia tercampakkan ke lembah kehinaan. Dorongan kebaikan dan dorongan berbuat buruk yang bersifat antagonis itu terus silih berganti mempengaruhi manusia. Bila kebaikannya yang diunggulkan, maka ia menjadi insan yang mulia, sebaliknya apabila keburukan yang menguasainya, maka ia menjadi makhluk yang hina.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN