Biografi KH. Ma'shum Blora, Pendiri Cabang NU Pertama di Indonesia

 
Biografi KH. Ma'shum Blora, Pendiri Cabang NU Pertama di Indonesia

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru Beliau

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Cabang Nahdlatul Ulama

4.    Teladan
5.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga
KH. Ma'shum bin Syamsuddin mungkin tidak begitu familiar di masyarakat luas. Namun Mbah Ma'shum bukan orang sembarangan, beliau merupakan sosok Kyai pertama yang mendirikan cabang Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia.

1.1 Lahir
KH. Ma'shum merupakan ulama besar kelahiran Desa Tinatah, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang.

1.2 Wafat
KH. Ma’shum wafat pada 1947 M. dan dimakamkan di Kidangan, Kabupaten Blora.
 
Banyak versi menyebut, tiga makam yaitu makam KH. Ma'shum, istrinya, dan makam putranya (Mbah Cholil) bukan di sebelah selatan Masjid Al-Ma'shum yang seperti sekarang, melainkan terletak di perkampungan tanah miliknya.

"Makam KH. Ma'shum dan keluarga, awalnya berada di sebelah pohon Klampis dekat sungai (kali) Kidangan. Karena adanya longsor zaman dulu, makam dipindahkan di sebelahnya masjid," ujar Chamdani, salah seorang cucu dari Mbah Ma'shum.

Menurutnya, proses pemindahan makam tokoh Kyai NU ini bersamaan dengan dipindahkannya makam KH. Cholil (putra Mbah Ma'shum). "Makamnya Mbah Cholil dulu dipindahkan 2 kali. Pertama dari pemakam umum ke perkampungan (peperangan), milik Mbah Ma'shum tahun 1994. Kemudian yang kedua itu tahun 2002 bersama Mbah Ma'shum dan Nyai Ma'shum dipindahkan ke selatan Masjid," katanya.

Nyai Siti Maimunah, istri KH. Cholil membenarkan penyampaian putranya Chamdani. Menurutnya, ada hal menakjubkan pula ketika pemindahan makam. Hal yang mungkin bagi sebagian orang tidak mungkin, namun kejadian itu nyata benar-benar terjadi. "Dipindahkannya makam Mbah Cholil (Putra Mbah Ma'shum) ke-2 kalinya. Jasad, papan, maupun kain kafannya masih utuh," kata Nyai Kholil, sapaan akrabnya.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
KH. Ma'shum pernah nyantri di Pesantren Tebuireng Jombang, setelah lulus Mbah Ma'shum mendirikan Cabang Nahdlatul Ulama dan Pesantren di Blora,

2.2 Guru Beliau
KH. Hasyim Asyari

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah
"Demi kemajuan organisasi NU waktu itu, pada tahun 1930-an cabang NU yang semula di sini (Kidangan), dipindahkan ke Blora Kota barat alun-alun," kata Kyai Saerozi.

Kyai Syaerozi (60), suami dari cucu KH. Ma'shum menceritakan, cabang NU pertama di Indonesia ada di Kabupaten Blora berdiri pada 1927 M. tepatnya setahun setelah NU berdiri di Surabaya pada 31 Januari 1926 M.

Berita Majalah Lailatul Idjtima Nahdlotoel Oelama (LINO) pada awal Mei 1971 M. juga pernah memuat informasi cabang NU Blora merupakan cabang pertama di Indonesia. "Saya ingat betul waktu itu, di majalah LINO jelas-jelas disebutkan bahwa NU Cabang pertama berdiri pada tahun 1927 M. dan pusatnya di Kidangan,” ungkapnya.

3.1 Mendirikan Cabang Nahdlatul Ulama
Nyai Cholil menceritakan, banyak sejarah tentang KH. Ma'shum maupun KH.Cholil. Katanya, beliau dulu diminta KH. Hasyim Asy'ari mendirikan Cabang NU Indonesia di Kabupaten Blora.

Kyai Syaerozi juga mengatakan, peresmian NU cabang pertama di Indonesia saat itu sempat mendapat perhatian luas dari umat Islam. Ribuan masyarakat hadir pada acara peresmian. "Dulu, secara langsung dihadiri KH. Wahab Hasbullah, KH. Hasyim Asyari, dan KH. Abdullah Ubaid," katanya.

Kyai Syaerozi menyampaikan, yang menjadi pemimpin cabang NU pertama adalah KH. Ma'shum Kidangan sendiri. Bapak Sudjak (seorang pensiunan komandan polisi) sebagai Sekretarisnya, Tjipto sebagai Bendahara, dan Chasan Hardjo sebagai seksi pembantu (perlengkapan). "Untuk Syuriyah dipercayakan kepada Kyai Muntaha, Kyai Muzayyin, H Zaenuri dan Kyai Tamzis," terangnya.

Saat cabang NU pertama didirikan, kata Kyai Syaerozi, kala itu kolonial Belanda masih bercokol. Usaha-usaha yang dilaksanakan NU cabang Blora sering mendapat gangguan dari penjajah. "Mbah Ma’shum Kidangan juga pernah ditahan oleh Belanda," katanya. 

Dalam dakwahnya, cabang NU pertama langsung mendirikan jemaah di desa-desa yang belum memiliki Masjid. Kemudian pengurus juga membangun Masjid dan Madrasah di sejumlah desa, antara lain Masjid Desa Brumbung, Masjid Al-Ma'shum Dukuh Pelem-Kidangan, Masjid Desa Puledagel, Masjid Desa Tempellemahbang, Madrasah Diniyah Dukuh Pelem-Kidangan, Madrasah Diniyah Jetis Blora, dan lain sebagainya.

4. Teladan Beliau
KH. Ma'shum dulu kerap kali mendapatkan undangan dari KH. Hasyim Asyari, Selaku menantu, Nyai Cholil mengetahui KH. Ma'shum sering melakukan tirakatan. "Mbah Ma'shum sering puasa juga. Meskipun berbuka puasanya hanya minum air segelas, Mbah Ma'shum itu kuat. Mbah Ma'shum itu dulu juga bisa menyebrangi sungai dengan jalan kaki dan mengambil buah kelapa dari pohonnya tanpa naik," kenang beliau.

5. Referensi
NU Online Jateng / jateng.nu.or.id

 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya