Agama Adalah Solusi, Ketika Manusia Mengawini Teknologi

 
Agama Adalah Solusi, Ketika Manusia Mengawini Teknologi
Sumber Gambar: Lakpesdam PBNU

Laduni.ID, Jakarta - Para ilmuwan mengklaim, bahwa era 5.0 merupakan era perkawinan teknologi dan manusia, di mana hampir kehidupan tidak bisa dielakkan akan ada ketergantungan dengan teknologi. Tentu saja hal ini akan menentukan cara pikir manusia dan kehidupan mereka di era modern ini.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. F. Budi Hardiman dalam acara Muktamar Pemikiran Ke-2 NU yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, bahwa kekuatan agama adalah salah satunya yang diharapkan untuk mampu membendung dan mengendalikan masyarakat agar tidak tergerus arus teknologi ini. Menurutnya, agama adalah sebuah jangkar metafisis untuk masyarakat digital yang cenderung pragmatis, materialistis, fungsionalistis, dan intrumentalis.

Oleh sebab itu, agama akan menjadi ruh yang akan mengisi ruang tersebut ketika semua masyarakat tidak bisa melepaskan diri dari teknologi. Hal ini dibuktikan dengan sebuah hipotesa bahwa setelah teknologi semakin jauh mempengaruhi cara bermasyarakat dan beragama, maka secara sendirinya dua hal tersebut akan ditinggalkan. Akan tetapi bilamana melihat realitas saat ini, hipotesa tersebut tidak pernah terjadi. Bahkan Budi Hardiman juga menambahkan, justru agama memainkan peran penting dalam menjaga, merawat, dan mengendalikan masyarakat dalam arus teknologi ini.

Agama dan teknologi adalah dua bidang yang memiliki hubungan dan interaksi yang kompleks di era modern. Meskipun terdapat pandangan yang berbeda-beda mengenai hubungan antara agama dan teknologi, beberapa penelitian dan artikel memberikan wawasan penting tentang topik ini. Salah satu pandangan yang diungkapkan oleh Dr. Abdurrazaq Naufal dalam bukunya "Baina Dien Wa Ilmi (Antara Agama dan Ilmu Pengetahuan)", bahwa agama dan ilmu pengetahuan dimulai bersamaan sejak zaman Nabi Adam. Agama memberikan arah dan tujuan hidup manusia, sementara ilmu pengetahuan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang dunia ini.

Jadi dengan beragama yang baik, adalah solusi dalam membentengi manusia agar tidak terlena dengan rayuan teknologi yang di suatu sisi menghancurkan manusia itu sendiri. Teknologi akan etis di tangan orang yang agamanya baik, namun akan sebaliknya jika berada di tangan seorang ateis.

 

____________________________
Penulis: Kholaf Al Muntadar

Editor: Rozikin