Info Harian Laduni: 11 Desember 2023

 
Info Harian Laduni: 11 Desember 2023

Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Senin, 11 Desember 2023 bertepatan dengan hari lahir KH. Abdul Hamid Abdullah, SH, M.Si. dan hari wafat Raden Sutisna Sendjaya Garut.

KH. Abdul Hamid Abdullah, SH, M.Si.
KH. Abdul Hamid Abdullah, SH, M.Si, ditulis menggunakan ejaan lama KH. Abdul Hamid, lahir di Mojoagung, Jombang, 11 Desember 1952, dari pasangan KH. Abdullah bin Imam bin Iskandar dan  Hj. Nurul Farida bin Fadli dari Babat.

Sejak kecil belajar di daerah Tebuireng, Jombang. Sedangkan sekolah formalnya diantaranya : SDN Mancilan Mojoagung, MTS Mojoagung, Aliyah dan PGA Mojoagung, Unhasy (Universitas Hasyim Asy'ari) Tebuireng (BA), Universitas Bondowoso (UNIBO)(SH)

Di usia mudanya, mengabdi sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah di Karobelah Mojoagung kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah di MI Ainul Ulum Karobelah dan sebuah Madrasah di desa Muru'an. Dikenal sebagai qori andal pada masanya.

Mendirikan sebuah pesantren yang khusus mengajarkan seni baca Al-Qur'an yaitu : Pondok Pesantren Tahsinul Qur'an (PPTQ) di Pagesangan Surabaya

Simak Biografi Lengkapnya di: Biografi Abdul Hamid Abdullah, SH, M.Si.

Raden Sutisna Sendjaya Garut

Raden Sutisna Sendjaya atau yang kerap disapa dengan panggilan Sutsen lahir pada 27 Oktober tahun 1890 M di Wanaraja, Garut. Dan wafat pada 11 Desember tahun 1961 di Bandung.

Pendidikan Raden Sutisna Sendjaya ditempuh di Sakola Raja (KweekSchool) di Bandung pada tahun 1911. Raden Sutisna Sendjaya pernah mengajar di HIS Banten kemudian di HIS Bandung. Kemudian beliau melanjutkan belajar ke HKS, dan kemudian melanjutkan kembali kegiatan mengajar di HIS Pasundan 1 Tasikmalaya.

Pada zaman penjajahan Belanda, Raden Sutisna Sendjaya bersama pengurus NU Tasikmalaya seperti KH. Ruhiat (ayah dari Rais Aam PBNU KH Ilyah Ruhiat), berpandangan, gelar Ulil Amri bagi pemerintah kolonial harus dipandang sebagai suatu siyasi (politik). Pemerintah Hindia Belanda sebagai pemerintahan yang sah, tetapi statusnya tetaplah penguasa asing yang hanya berkuasa secara politik.

Dalam dunia jurnalistik, selain di Al-Mawaidz, beliau pernah menjadi redaktur di beberapa surat kabar pada masa penjajahan Belanda seperti Silliwangi (1921-1922). Aktif menulis di surat kabar Sipatahoenan (1923). Dalam menulis, beliau sering menggunakan inisial Sutsen.

Simak Biografi Lengkapnya di: Biografi Raden Sutisna Sendjaya Garut