Info Harian Laduni.ID: 11 Januari 2024

 
Info Harian Laduni.ID: 11 Januari 2024

Laduni.ID, Jakarta – Hari ini Kamis, 11 Januari 2024 bertepatan dengan hari lahir Prof. Dr. KH. Maghfur Usman dan hari wafat KH. Munasir Ali, KH. Yasin Asymuni.

Prof. Dr. KH. Maghfur Usman
Prof. Dr. KH. Maghfur Usman lahir pada tanggal 11 Januari 1944 M. di Cepu. Beliau merupakan putra dari KH. Usman ulama penyebar ajaran Islam di Cepu, Jawa Tengah dan sekitarnya. Prof. Dr. KH. Maghfur Usman wafat pada Hari Kamis, 17 Mei 2018 pukul 14.30 WIB. Jenazah beliau dimakamkan di Pemakaman Keluarga Jala'an, Padangan, Bojonegoro.

Prof. Dr. KH. Maghfur Usman menikah dengan perempuan asal Malaysia, seorang pengusaha. Beliau memiliki delapan anak. Sebagian besar anak-anaknya ikut dengan ibunya (istri Kyai Maghfur). Di antara putra-putrinya ada yang belajar di Amerika Serikat, Malaysia dan Australia.

Pendidikan dasar Prof. Dr. KH. Maghfur Usman berawal di Madrasah Ibtidaiyyah Assalam, Cepu pada tahun 1955 M. Assalam merupakan sebuah Yayasan yang didirikan oleh keluarga besar Kyai Usman. Yayasan tersebut terdiri dari Pondok Pesantren, Madrasah Ibtidaiyah, SMP dan SMA. Setelah lulus dari MI Assalam, Kyai Maghfur nyantri di TBS Kudus dari tahun 1956-1959 M. Tidak puas di Kudus, Kyai Maghfur nyantri lagi di Pesantren Bangilan, Tuban dari 1959-1960 M.

Setelah itu, Kyai Maghfur nyantri di Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, pesantren ayahnya Gus Mus dari tahun 1960-1964 M. Tidak berhenti di sini, perjalanan intelektualnya diteruskan dengan nyantri di Pesantren Al-Hamidiyah, Kudus dari tahun 1965-1968 M. Dari Pesantren Al-Hamidiyyah, Kyai Maghfur melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Agama Islam Jurusan Tarbiyah di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 1964-1967 M.

Selepas lulus dari S3, KH. Maghfur tidak langsung pulang ke Indonesia. Konon alasannya adalah soal keamanan. Akhirnya, KH. Maghfur merantau ke Negeri jiran Malaysia dan menjadi dosen untuk S1 dan S2 di Institut Teknologi MARA (ITM) Selangor, Malaysia (1984-1987 M). Setelah di Malaysia, KH. Maghfur pindah ke Brunei Darussalam. Di Brunei, KH. Maghfur tidak hanya menjadi dosen, tetapi juga pernah menjabat sebagai dekan di Universitas Brunei Darussalam (1987-2001 M).

Ketika konflik Sunni-Syiah berkecamuk, KH. Maghfur sering diutus untuk urusan konflik ini. Sampai-sampai KH. Maghfur menulis sebuah buku berjudul Nasy’ah Syiah. Di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Maghfur pernah menjadi Rais Syuriyah (2004-2010) dan menjadi Mustasyar (2010-2015).

Simak biografi lengkapnya di: Biografi Prof. Dr. KH. Maghfur Usman
Simak Chart Silsilah Sanad Prof. Dr. KH. Maghfur Usman

KH. Munasir Ali
KH. Munasir Ali lahir pada tanggal 2 Maret 1919 M. di Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Beliau merupakan putra Lurah di Desa Modopuro Haji Ali dengan Ibu Hasanah.

KH. Munasir wafat tepat saat usianya memasuki 83 tahun. Beliau meninggal pada hari Jumat, 11 Januari 2002 pukul 23:15. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman keluarga di Pekukuhan Mojosari, Mojokerto.

KH. Munasir menikah dengan Nyai Muslichah putri KH. Dahlan Syafii. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 14 orang anak, 23 cucu dan 3 orang cicit. Putra pertamanya, Rozy Munir pernah menjabat sebagai Menteri Negara Penanaman Modal dan Pemberdayaan BUMN.

Pesantren pertama yang disinggahi oleh Kyai Munasir Ali adalah Pesantren Al-Islah Trowulan Mojokerto, dibawah asuhan KH. Dimyati. Kyai Munasir Ali belajar dasar-dasar ilmu agama Islam di pesantren ini. Namun di pesantren ini, Kyai Munasir Ali tidak bertahan lama. Beliau kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Tebuireng.

Di Pesantren Tebuireng ini, selain mengaji, Kyai Munasir Ali juga melanjutkan sekolahnya ke Madrasah Salafiyah yang juga milik Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Di Pesantren ini pula, Kyai Munasir Ali menjadi kader sekolah pemikiran yang dirancang oleh KH. Wahid Hasyim.

Setelah pulang kampung, tepatnya pada tahun 1939 M, Kyai Munasir Ali ikut beraktifitas mengamalkan ilmunya dengan beraktivitas ditengah masyarakat. beliau tercatat pernah menjadi anggota Persatuan Petani NU. beliau juga bergabung dalam organisasi Ansor Mojokerto yang dibentuk pada tahun 1938 M. oleh teman sepondoknya di PP. Tebuireng yakni KH. Achyat Halimi.

Menjelang kedatangan Jepang, Kyai Munasir Ali turut melakukan razia kepada orang orang Belanda dan ikut pula berusaha mengambil senjata senjata untuk perjuangan. Kyai Munasir Ali juga pada saat KH. Hasyim Asy'ari dipenjara di Purwotengah, ikut melakukan demonstrasi agar gurunya tersebut dibebaskan. Kyai Munasir Ali pula yang turut mengambil alih gedung Tentara Jepang yang terletak di Timur Alun Alun. Beliau juga turut melakukan mobilisasi massa para pemuda untuk berjuang jihad ke Surabaya.

Simak biografi selengkapnya di: Biografi KH. Munasir Ali
Simak Chart Silsilah Sanad Guru KH. Munasir Ali

KH. Yasin Asymuni
KH. Ahmad Yasin Asymuni lahir pada tanggal 8 Agustus 1963 M. beliau merupakan putra dari pasangan KH. Asymuni dan Nyai Hj. Muthmainah. Dan KH. Ahmad Yasin Asymuni wafat pada Hari Senin, 11 Januari 2021 ba’da Subuh. Dan dimakamkan di pemakaman komplek pesantren.

Sejak usia 6 tahun, Kyai Ahmad Yasin di samping sekolah dasar (SD) pada pagi hari, sore harinya mengikuti sekolah di MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri), dan pada malam harinya diajar sendiri oleh Ayahnya, dalam membaca Al-Qur’an, menulis Arab, memahami dasar-dasar kaidah fiqih, tajwid, dll.

Pada tahun 1982 M. Kyai Ahmad Yasin sudah menyelesaikan (tamat) pendidikan tingkat Aliyah Madrasah Hidayatul Mubtadiin Lirboyo yang kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan Ar-Rabithah di pesantren yang sama.

Setelah Kyai Ahmad Yasin tamat sekolah, hari-harinya dihabiskan untuk menelaah kitab-kitab kuning terutama kitab-kitab fiqih. Satu persatu dipelajari, diberi makna, dan dicatat bila ditemukan keterangan-keterangan yang dapat diaplikasikan di masyarakat. Semua ini dilakukan untuk menjawab masalah-masalah yang berkembang, baik yang bersifat kasuistik, insidentil, dan atau masalah lama yang perlu diketahui oleh masyarakat jawaban hukumnya sesuai perkembangan budaya teknologi dan pengaruh global.

Pada tahun 1993 M, KH. A. Yasin Asymuni mendirikan pondok pesantren yang diberi nama “Pondok Pesantren Spesialis Fiqih Hidayatut Thullab.” Keistimewaan pondok ini adalah mengarah kepada pendalaman ilmu fiqih. Di sini berbagai ilmu dipelajari dengan waktu yang relatif singkat. Ketentuannya, ilmu sharaf diselesaikan dalam waktu 1 tahun, ilmu nahwu 2 tahun, ilmu balaghah 1 tahun. Setelah itu, santri sudah ditetapkan masuk ke dalam takhasshus fiqih.

Simak biografi selengkapnya di: Biografi KH. Yasin Asymuni
Simak Chart Silsilah Sanad Guru KH. Yasin Asymuni

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.