Biografi KH. Tb. A. Rafe’i Ali, Pendiri Pesantren An-Nizhomiyyah Pandeglang

 
Biografi KH. Tb. A. Rafe’i Ali, Pendiri Pesantren An-Nizhomiyyah Pandeglang

 

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Mendirikan Lembaga Pendidikan Islam
4.2  Karier Beliau
4.3  Karya Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Tb. A. Rafe’i Ali adalah seorang ulama yang mempunyai kharisma dikalangan masyarakat Jaha, Labuan- Pandeglang. Ia lahir pada tanggal 05 bulan Juli tahun 1939 di Citundun, Warung Gunung, Lebak-Banten. Ia merupakan seorang pendiri pesantren An-Nizhomiyyah di Jaha Pandeglang.

Menurut catatan KH. Tb. A. Rafe’i Ali, garis keturunannnya dapat dirunut sebagai berikut:

  1. KH. Tb. A. Rafe’i Ali
  2. Bin KH.Tb. Ali Akbar
  3. bin KH. Tb. Muhammad Jasyir
  4. bin KH. Tb. Muhammad Arga
  5. bin KH. Tb. Wantaka
  6. bin KH. Tb.Parage
  7. bin Sultan Zaenul Arifin
  8. bin Sultan Maulana Mansyurudin Cikaduen
  9. bin Sultan Ageng Tirtayasa Banten
  10. bin Mufakhir Mahmud Abdul Qodir
  11. bin Sultan Abu Al Ma’ali Ahmad
  12. bin Sultan Maulana Yusuf pakalangan Gede, Banten
  13. bin Sultan Maulana Hasanudin Banten
  14. bin Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Djati Cirebon

1.2 Wafat
KH. Tb. A. Rafe’i Ali  telah berpulang ke Rahmatullahi pada 2012.

13. Riwayat Keluarga
Pada tahun 1965 KH. Tb. A. Rafe’i Ali  menikah dengan Hj. Siti Sutihat, puteri dari Ibu Hj. Siti Masytoh binti KH. Yusuf Syam’un, dan selanjutnya tinggal di Kampung Jaha, Labuan, Pandeglang, dari pernikahan itu dikaruniai enam anak. Anak pertama yaitu Badrul Munir, anak kedua yaitu H. Tb. Encep Badruzaman, anak ketiga yaitu Neng Dara Affiah tinggal di Jakarta dan mengajar disalah satu Universitas.

Anak keempat yaitu Nong Darol Mahmada, anak kelima yaitu H. Tb Ace Hasan Syadzily tinggal di Jakarta dan bekerja disana sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah, dan anak terakhir yaitu Tb. Agus Khotibul Umam tinggal di Labuan-Pandeglang yang meneruskan Pesantren An-Nizhomiyyah dan sebagai kepala sekolah di MA An-Nizhomiyyah. Pernikahan kedua dengan Hj. Siti Hindun merupakan kakak dari Hj. Siti Sutihat dari pernikahan kedua mereka tidak dikaruniai anak.

Kemudian, KH. Tb. A. Rafe’i Ali nyantri kepada Abuya KH. Muhammad Yus’a Bojong Menteng, Serang dan kemudian melanjutkan ngajinya ke Abuya KH. Syatibi dan KH. Abdul Qodir al Gentury, Gentur Cianjur, Jawa Timur, kepada KH. Abdul Wahab Chasbullah. Selanjutnya kembali ke Citundun, Lebak, membantu ayahnya mengajar santri.

Pada tahun 1964 KH. Tb. A. Rafe’i Ali hijrah ke Menes,Pandeglang, dan mengajar di beberapa Perguruan Islam.mengasuh Perguruan Islam “ An-Nizhomiyyah”.

Sebelumnya, di Kampung Jaha telah berdiri Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang dirintis oleh KH. Ahmad Asnawi Shodiq- Hj. Siti Masytoh. KH. Tb. A. Rafe’i Ali bersama istrinya, Umi Hj. Siti Sutihat, pada Tahun1965 mendirikan Madrasah Tsanawiyah ( MTs) dan pada Tahun 1975 mendirikan Madrasah Aliyah ( MA) sebagai respon atas semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan Pendidikan Islam. Di kemudian hari, madrasah tersebut dikelola bersama Ust. Saefudin Asnawi.

2.2 Guru-Guru Beliau saat Menuntut Ilmu di antaranya:

  1. KH. Muhammad Yus’a Bojong Menteng, Serang
  2. Abuya KH. Syatibi al Qonturi
  3. KH. Abdul Qodir al Qonturi, Gentur Cianjur
  4. KH. Abdul Wahab Chasbullah.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak-anak Beliau

  1.  Badrul Munir
  2.  H. Tb. Encep Badruzaman
  3. Neng Dara Affiah
  4. Nong Darol Mahmad
  5. H. Tb Ace Hasan Syadzily
  6. Tb. Agus Khotibul Umam

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah 

KH. Tb. A. Rafe’i Ali selain mengasuh Perguruan Islam An-Nizhomiyyah, Abah sangat aktip dalam bidang sosial, politik, kemasyakatan. Dalam usia sangat muda, abah terlibat dan aktip dalam pergerakan dan pernah menjadi anggota DPRD GR dari NU di Kabupaten Lebak, sebelum Hijrah ke Pandeglang. Perjuangan Politiknyua disalurkan melalui Golongan Karya. menjadi Wakil Ketua DPD Golkar Kabupaten Pandeglang selama empat Periode, setelah reformasi tetap di Partai Golkar dan menjadi Dewan Pertimbangan /penasehat Partai Golkar Provinsi Banten.

Dalam perkembangan politik Islam terdapat tiga pandangan, yaitu; pertama, yang berpendirian bahwa Islam merupakan pola hidup yang lengkap mencakup semua aspek kehidupan, termasuk aspek politik-kenegaraan. Kedua, yang beranggapan bahwa agama (Islam) hanya mengurusi hubungan manusia dan Tuhan sehingga memisahkan persoalan-persoalan agama dan negara. Ketiga, berpendapat bahwa  Islam hanya memuat prinsip-prinsip umum dan tata nilai moral serta etika tentang kehidupan kenegaraan sedangkan aturan oprasionalnya diserahkan sepenuhnya kepada umat.

Peran ulama dalam ranah politik itu bukan sebatas teori, melainkan terus menerus dilakukan secara tindakan nyata.disisi lain ulama itu memiliki kewajiban dalam berkiprah bukan hanya di zaman kekinian tetapi dimasa-masa pasca orde baru tersebut yang posisinya dari tiap ulama itu adalah sebagai warasatul ambiya (pewaris para nabi) selain itu juga ulama sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya.

Kelebihan tertsebut bisa dalam bidang keilmuannya sehingga mau dan tidak dipinta dia akan melibatkan dirinya dalam bidang politik. Dalam organisasi sosial-kemasyarakatan, pernah tercatat sebagai Rois Syuiriah Nu Kabupaten Pandeglang, bersama- sama dengan Abuya KH. Mahmud Kadu Kacapi, Ciomas, Serang, mendirikan Satuan Karya Ulama Indonesia ( Satkar Ulama ).

Pernah menjadi Ketua Majlis Fatwa DPP Satkar Ulama dan Pembina DPP Satkar Ulama Indonesia, Ketua Umum Majlis Dakwah Islamiyah (MDI) Kabupaten Pandeglang, Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang, Dewan Penyantun Perguruan Tinggi Islam (PTI) Syekh Mansur (STAISMAN Pandeglang ), Musytasar NU Banten aktif dikerukunan Umat Beragama ( FKUB) Provinsi Banten, Lembaga Pengebangan Musabaqoh Tilawatil Qur’an ( LPTQ) Provinsi Banten, Ketua Majlis Mudzakarah Ulama-Umara Provinsi Banten, dan atas permintaan Bupati dan Ulama di Pandeglang untuk kembali memimpin sebagai Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia ( MUI) Kabupaten Pandeglang.

4.1 Mengasuh Pesantren
Tahun 1963, KH. TB. Rafe’i Ali, menantu Hj. Siti Masitoh, melanjutkan pengelolaan pesantren. Ia berupaya membangun kembali apa yang telah dirintis pendahulunya. Kemudian ia memberi nama pesantren itu Pondok Pesantren An-Nizhomiyyah. Nama ini diadopsi karena kekagumannya pada salah satu madrasah di Baghdad, Nizamiyyah yang didirikan Wazir Nizam al-Mulk. Di mana salah satu filsuf besar Islam, Al-Ghazali ra. pernah belajar di sana dan menjadi guru besar (1090) di madrasah itu.

Tak seperti di pesantren modern dan tradisional kini, PP. An-Nizhomiyyah tidak menganut model manajemen sistem. Pesantren ini tidak ada struktur kepemimpinan yang pasti. Tak ada ceritanya, kyai merasa dirinya sebagai pemilik dan penguasa pesantren. Kyai hanya menjadi pendamping dan pembimbing santri-santri, dan meminta mereka mengatur diri sendiri serta turut bertanggung jawab pada pesantren yang ditempatinya.

Sampai sekarang, ada dua aktivitas rutin yang dijalankan di PP. An-Nizhomiyyah. Pertama, aktivitas pengajian untuk para santri. Pengajian setelah shalat Ashar ini membahas kitab-kitab dasar seperti Jurumiyyah, Awamil, Imrithi, Matan Bina, dan Kailani, yang dibimbing para ustadz dan ustadzah. Setelah shalat Isya’ santri-santri juga belajar kitab-kitab lain, seperti Alfiyah, Fathul Muin, dan Jalalain, yang dipimpin langsung oleh pimpinan pesantren. Setiap Kamis malam diadakan pula muhadorohan, sebuah ajang bagi santri meningkatkan kemampuan orasi/pidato.

Kedua, aktivitas pengajian untuk umum. Pengajian ini dilaksanakan setiap malam Jumat. Pengajian mingguan ini dihadiri masyarakat sekitar dan luar pesantren. Biasanya yang dikaji kitab tasawuf seperti Minhajul Abidin karangan Al-Ghazali dan Tafsir Munir karangan Imam Nawawi. Selain membahas kitab tersebut, kyai yang memandu pengajian pun membahas persoalan-persoalan yang tengah dialami masyarakat.

Sejalan dengan tuntutan perubahan, KH. TB Rafe’i Ali bersama saudaranya H. Saifuddin Asnawi bersama-sama mendirikan madrasah yang sudah dirintis pendahulunya. Pada tahun 1964, di pesantren ini berdiri Madrasah Ibtidaiyyah, yang kini siswanya berjumlah 135 anak. Lalu tahun 1965 didirikan Madrasah Tsanawiyah, dan sekarang siswanya 376 anak. Menyusul tahun 1975 didirikan Madrasah Aliyah, dengan 220 siswa. Tahun 2000 berdiri Taman Kanak-kanak dengan siswa 75 anak. Madrasah tersebut, kesemuanya berada dalam naungan Yayasan Syekh Yusuf Syamaun. Tahun 2002 di pesantren ini juga pernah berdiri sekolah tinggi Islam, tapi pada perjalanannya ia kandas di tengah jalan.

An-Nizhomiyyah kini juga mengembangkan pendidikan dan ekonomi masyarakat melalui lembaga Banten Learning Center (BLC). Lembaga ini beberapa kali mengadakan seminar bertema pendidikan dan pelatihan komputer untuk masyarakat. Setiap malam Minggu, lembaga ini mengadakan pemutaran film edukatif untuk santri dan masyarakat, seperti Denias, Narnia, Freedom Writers, Ron Clark Story, dan Laskar Pelangi. Selain itu, juga mengadakan diskusi tentang pendidikan, ekonomi, politik, dan kemasyarakatan satu minggu sekali, yang diikuti santri-santri, mahasiswa, dan guru-guru di lingkungan pesantren. Di luar itu, lembaga ini pun mengembangkan unit usaha santri dan masyarakat

Seiring perkembangan teknologi dan informasi, pesantren ini dipercaya oleh International Center for Islam and Pluralism (ICIP) menjalankan program Open Distance dan E-learning (ODEL). Program ini selain untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan, juga menjembatani hubungan antara pesantren dan masyarakat. Dalam program ini, pesantren mengadakan pendidikan gratis (setara paket B dan C) bagi masyarakat yang tidak mampu dan tidak berkesempatan melanjutkan sekolah formal. Kini, dengan program ODEL, santri dan masyarakat memperoleh banyak manfaat lagi tentang teknologi dan internet.

An-Nizhomiyyah kini selalu menjalin kerjasama dengan berbagai kalangan. Selain pernah menjadi tuan rumah kegiatan “Live in Pemuda Lintas Iman”, pesantren inipun mendapat kunjungan 15 calon pastur dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Tiap usai Idul Fitri, pesantren ini selalu dikunjungi salah satu ordo Katholik. Ini menunjukkan, pesantren ini sangat membuka pintu kepada siapapun, termasuk kepada umat non-Muslim.

An-Nizhomiyyah ini juga seringkali menjadi tempat pengaduan bagi perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Sebab kyai di sini turut pula menekankan pentingnya menghormati hak-hak kaum perempuan. Tidak ada pemisahan kelas maupun pengajian di sini. Mereka senantiasa menumbuhkan iklim diskusi di kalangan santri-santri baik lelaki maupun perempuan. Meski telah menghasilkan ribuan alumni, PP. An-Nizhomiyyah hingga kini masih terus berbenah diri.

4.2 Karier Beliau

Karier Profesional

  1. Pengasuh Perguruan Islam An-Nizhomiyyah
  2. Anggota DPRD GR dari NU di Kabupaten Lebak

Karier Organisasi

  1. Dewan Pertimbangan /penasehat Partai Golkar Provinsi Banten.
  2. Rois Syuriah NU Kabupaten Pandeglang
  3. Ketua Majlis Fatwa DPP Satkar Ulama
  4. Pembina DPP Satkar Ulama Indonesia
  5. Ketua Umum Majlis Dakwah Islamiyah (MDI) Kabupaten Pandeglang
  6. Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang
  7. Dewan Penyantun Perguruan Tinggi Islam (PTI) Syekh Mansur (STAISMAN Pandeglang )
  8. Musytasar NU Banten aktif dikerukunan Umat Beragama ( FKUB) Provinsi Banten
  9. Lembaga Pengembangan Musabaqoh Tilawatil Qur’an ( LPTQ) Provinsi Banten
  10. Ketua Majlis Mudzakarah Ulama-Umara Provinsi Banten
  11. Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia ( MUI) Kabupaten Pandeglang

4.3 Karya Beliau

  1. Kitab Aqidatul Awam  
  2. Kitab Maslakul Fudhala

5. Referensi

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
https://repository.uinbanten.ac.id

                        

 

 

                  

               
                       

                  

 

                         

 

                       

             

                       

               

                         

             

                         

             

                         

     

                     

             

 

 

                         

 

                     

                     

                   

                     

               

               

                            

                 

                     

                            

              

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya