Biografi Abuya KH. Otong Nawawi, Muasis Pesantren Thoriqotul Huda al Hasanah Pandeglang

 
Biografi Abuya KH. Otong Nawawi, Muasis Pesantren Thoriqotul Huda al Hasanah Pandeglang

 

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Mendirikan Lembaga Pendidikan Islam
4.2  Karier Beliau
4.23 Karya Beliau
 

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Otong Nawawi lahir hari Jum‟at pada tanggal 7 bulan Muharram tahun 1344 Hijriah atau tahun 1925 Masehi di Kampung Ciandur Kecamatan Saketi. Ayahnya bernama KH. Aslah ialah seorang ulama yang mengajar di pesantren dan mengajarkan ilmu agama kepada Otong Nawawi. Silsilah Abuya KH. Otong Nawawi dari jalur ayah memiliki hubungan dengan Syekh Dawud Cigondang, Labuan-Pandeglang.

Ibu beliau yaitu Hj. Khodijah mempunyai ayah H. Sanaka, dan H. Sanaka lebih jelasnya memiliki hubungan geneologis dengan Syekh Masajan Wiralaksana yang merupakan salah satu prajurit Kesultanan Banten yang menetap di Kampung Ciandur Kecamatan Saketi.

1.2 Wafat
Abuya Otong wafat pada malam Selasa, 14 Romadhon 1423 H bertepatan dengan 19 November 2002 dalam usia 90 tahun. Abuya meninggal di Ciandur dan dimakamkan di Kp. Pasir Manggu, di kebun milik pribadi. Suatu ketika, sebelum wafat Abuya pergi kebun tersebut bersama istrinya, Ibu Hj. Encuk. Ia berpesan agar ketika wafat nanti dimakamkan di tempat tersebut. Setelah wafat dimakamkan disana berdampingan dengan makam istrinya yang telah lebih dulu wafat. Kepergian Abuya Otong meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga juga bagi masyarakat.

1.3 Riwayat Keluarga
Abuya KH. Otong Nawawi menikah dengan Siti Solhah binti H.Muhammad Sirodj dikaruniai seorang putra bernama Muhammad Fayumi. Fayumi lahir malam Jumat di Desa Kadugadung tanggal 7 syawal jam 3 tahun 1368 Hijriah bertepatan dengan tanggal 29 Juli 1949 M, (3 Bulan setelah lahir, Fayumi meningal dunia tanggal 7 Muharram 1369H/ 30 Oktober 1949 M).

Beberapa hari setelah melahirkan Muhammad Fayumi, Istrinya Siti Solhah meninggal dunia pada hari Kamis meninggal 29 tanggal 15/ 16 Dzul Qo'dah tahun 1368 H/ 9 September 1949 M Jam 4 waktu Ashar, Setelah Siti Solhah meninggal dunia Abuya KH. Otong Nawawi menikah lagi dengan Nyai Siti Mansuroh binti H.Abdul Qodir cucu dari H. Muhammad Sirodj tanggal 12 Dzul qodah/ 5 Januari 1950 M di Desa Kadugadung.

Setelah menikah dengan Siti Mansuroh, Abuya KH. Otong Nawawi pergi ke Pondok Pesantren Gentur Cianjur tanggal 7 Robiul awal hari kamis 1369 H /12 Januari 1950 M. Dua bulan kemudian, dengan ridho dan do‟a para guru KH. Otong Nawawi keluar dari Gentur Cianjur tanggal 23 Sya‟ban 1369 H/ 1950 M.

Dalam menyebarkan agama Islam KH. Otong Nawawi selalu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama anak dan istrinya, adapun silsilah keturunan dari KH. Otong Nawawi ialah: Pada tanggal 14 syawal hari sabtu 1369 H/ 29 juli Tahun 1950 M Abuya KH. Otong Nawawi berdagang ke Pulau Sumatera.

Ketika akan berangkat ke Sumatera KH. Otong Nawawi melakukan talak ta'liq kepada istrinya Siti Mansuroh binti H. Abdul Qodir Kadugadung tanggal 14 syawal hari sabtu tahun 1369H/ 29 juli 1950 M. Di dalam ta'liq tersebut mengatakan “Kalau saya tidak datang kepada Siti Mansuroh” tanggal 10 dzul qodah tahun 1369 dari Sumatera, maka jatuhlah talak kepada istrinya yang bernama Siti Mansuroh binti H. Abdul Qodir dengan satu kali talak.

Pada waktu itu Abuya KH. Otong Nawawi datang dari Sumatera tanggal 15 dzul Qo'dah (lewat 5 hari dari jatuh tempo talak) maka jatuhlah talak tersebut dan Abuya KH. Otong Nawawi kemudian menetap di Ciandur. Pada tanggal 21 dzul qo‟dah tahun 1369 M. atau Hari Ahad tanggal 2 September 1950 M. Dengan hanya mengandalkan pertolongan Allah SWT Abuya KH. Otong Nawawi mulai mengajar anak-anak kecil di Kampung Ciandur.

Pada tahun 1950 M Abuya KH. Otong Nawawi menikah dengan Nyai Encuk Hasanah putri seorang lurah dari Desa Bulakan yang bernama lurah Hasan tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal hari jumat jam 10 sebelum solat jumat / tanggal 22 Desember 1950 M di Desa Bulakan Sodong. Dari Pernikahan Abuya KH. Otong Nawawi dengan Nyai Encuk lahir 9 putra-putri di antaranya Siti Roudloh Ashlah, H. Humaedi, H. Ahmad Haitami, Siti Fauzah, Muhammad Ahcdlori, Hj. Siti Muslihah, H. Ahmad Ambari Ashlah, Hj. Siti Buraidah dan H. Abdul Fakih Fuadi.

Setelah Ibu Hj. Encuk Hasanah meninggal, Abuya KH. Otong Nawawi menikah kembali dengan Umi Eneng dari Sumur, Pandeglang, sejak kecil Abuya sudah ditinggalkan oleh orang tuanya, sehingga ia banyak menghabiskan masa kecilnya dengan tinggal bersama saudara perempuannya di Ciandur.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

Setelah menamatkan sekolah formalnya pada tahun yang sama untuk pertama kalinya mondok ke pesantren Rocek Cimanuk berguru kepada kyai Hasan Mushtofa, di sana mondok selama kurang lebih 3 tahun. Pada tahun 1941 M berguru kepada Ajengan Kyai Sobari dari Kaducekek, beliau merupakan putra dari Syekh al'alim al'alamah Ajengan Syekh Juanidi As-Syajahi dari Cianjur Jawa Barat. Guru KH. Otong Nawawi Kyai Sobari itu bermukim di Kaducekek dan KH. Otong Nawawi mondok disana selama kurang lebih tiga tahun.

Ketika mondok di Kaducekek (di pesantren kiai Sobari) KH. Otong Nawawi menikah dengan Siti Solhah binti Kyai Muhammad Sirodj Kadugadung Tanggal 19 Bulan Rajab hari Jum‟at tahun 1364/ 29 juli 1945 M. Berangkat lagi untuk mondok ke Kadulisung berguru kepada Syekh Ahmad Cikawung. Tak selang berapa lama pulang dan mukim di kampung istrinya di Kadugadung.

Pada Hari Minggu tanggal 3 Dzul Qo‟dah 1365 H KH. Otong Nawawi mengajar di madrasah Kadugadung 3 Tahun berselang Tanggal 28 Sofar 1368/ 1948 M Saat KH. Otong Nawawi berada di Kadugadung. Selain itu, ketika menunaikan ibadah haji, Abuya KH. Otong Nawawi juga pernah belajar ke salah satu ulama Banten yang mukim di tanah suci, yaitu Abuya  Damanhuri. Abuya KH. Otong Nawawi mengikuti pengajian yang diadakan oleh Abuya Daman setiap hari Jum‟at.

2.2 Guru-Guru Beliau saat Menuntut Ilmu:

  1. Kyai Hasan Mushtofa
  2. Kyai Sobari Kaducekek
  3. Syekh Ahmad Cikawung
  4. Abuya Damanhuri

3. Penerus Perjuangan Ilmu Beliau di antaranya:

3.2  Anak-anak beliau:

  1. Siti Roudloh Ashlah
  2. KH. Humaedi
  3. KH. Ahmad Haitami
  4. Siti Fauzah
  5. Muhammad Ahcdlori
  6. Hj. Siti Muslihah
  7. KH. Ahmad Ambari Ashlah
  8. Hj. Siti Buraidah 
  9. KH. Abdul Fakih Fuadi

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

4.1 Mendirikan Pesantren
Pada saat berusia 23 tahun Abuya Otong menikah dengan Ibu Hj. Encuk, lalu menetap di Ciandur dan mulai merintis pendirian pondok pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Thoriqotul Huda al Hasanah. Nama yang dicetuskan oleh salah satu santrinya yang memiliki makna jalan untuk mendapatkan petunjuk (kebaikan). Sebagaimana diketahui bahwa, pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam mencetak generasi-generasi Islami.

Sesuai dengan namanya, pondok pesantren yang didirikan oleh Abuya Otong ini mampu mencetak santri-santri yang bisa hidup dengan baik di lingkungan masyarakat, karena pola pendidikan yang dikedepankan oleh Abuya Otong selain ilmu keagamaan juga ilmu dalam bermuamalah.

Secara spesifik, dari segi keilmuan Abuya Otong tidak dikenal dengan keahliannya dalam bidang ilmu tertentu. Seperti beberapa ulama yang dikenal ahli dalam satu bidang ilmu seperti tafsir, fiqih, tarekat dan lain sebagainya. Sehingga pengajaran di pesantrenpun dikonsentrasikan dalam bidang ilmu tersebut. Berbeda dengan Abuya Otong yang lebih banyak mengedepankan praktik bagaimana tata cara hidup di masyarakat untuk para santri, dan bagaimana santri-santrinya bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

4.2 Karier

  1. Pengasuh pesantren
  2. Majelis Syuro Penasehat NU

4.3 Karya-karya Beliau
Abuya KH. Otong Nawawi juga produktif dalam menulis. Ia menulis beberapa karangan dalam bentuk kitab, yang sampai saat ini banyak digunakan di pesantren dan majlis ta‟lim di Ciandur. Abuya KH. Otong Nawawi adalah seorang Kyai yang lebih dikenal otoritasnya dalam bidang alat serta memiliki pengetahuan spiritual. Abuya KH. Otong Nawawi adalah seorang ulama pakar dalam ilmu alat, khususnya kitab-kitab kuning. Selama hidupnya Abuya KH. Otong Nawawi menuliskan beberapa karya, di antaranya yaitu :

  1. menukil kitab i‟rob aj-jurumiyah
  2. Kitab targhibul ikhwan
  3. Kitab kifayatul awam
  4. Kitab Risalah Annawawiyyah

5. Referensi

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
https://repository.uinbanten.ac.id

 

 

 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya