Ziarah di Makam Syekh Mas Mohammad Arsyad Thawil Al-Bantani

 
Ziarah di Makam Syekh Mas Mohammad Arsyad Thawil Al-Bantani
Sumber Gambar: okezone.com, Ilustrasi Laduni.ID

Daftar Isi:
1. Profil
2. Guru-Guru
3. Lokasi Makam
4. Motivasi Ziarah Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani
5. Oleh-oleh
6. Referensi

1. Profil
Syekh Arsyad Thawil lahir di Desa Lempayung, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang Banten pada Zulkaedah 1255 H/Januari 1840 M. Riwayat lain menyebut beliau lahir tahun 1263 H/1847 M. Tidak ada yang tahu persis, namun dibatu nisan tempat wafatnya di Manado tertulis beliau lahir tahun 1851 M.

Syekh Arsyad menikah di tempat pengasingannya di Manado dengan seorang gadis Minahasa yang merupakan anak dari seorang pendeta setempat bernama Magdalena Runtu yang setelah memeluk agama Islam mengubah namanya menjadi Tarhimah Magdalena Runtu.

Syekh Arsyad menerima pendidikan agama dasar langsung dari ayahnya yang juga seorang ulama dan memiliki Pesantren di Tanara. Saat usia 16 tahun, pada tahun 1867 M. Syekh Arsyad melakukan perjalanan menuju Bima di Pulau Sumbawa untuk belajar kepada Syekh Abdul Ghani.

Pada tahun 1893 M, Syekh Arsyad kembali ke Banten. Saat itu Banten menghadapi bencana besar. Setelah letusan Gunung Krakatau 1883 M. disusul dengan wabah penyakit hewan pada tahun 1885 M, sampai masyarakat percaya akan tahayul dan perdukunan.

Syekh Arsyad Thawil termasuk tokoh utama dalam Pertempuran Geger Cilegon 1888 M. sehingga termasuk yang paling dicari oleh penjajah. Setelah pemberontakan, Belanda kemudian menangkap Ulama-ulama Banten dan mengasingkan mereka.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN