Semangat Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan

 
Semangat Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Bulan Ramadhan bukanlah hanya sekadar bulan puasa, tetapi juga merupakan bulan Al-Qur’an. Disebut demikian sebab di bulan ini Al-Qur’an diturunkan secara langsung utuh sebanyak 30 juz dari Lauhul Mahfudz ke Baitul 'Izzah di langit dunia. 

Allah SWT berfirman:

 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa ayat di atas menunjukkan sanjungan Allah SWT atas bulan Ramadhan yang mana di dalamnya diturunkanlah Al-Qur’an. Kemudian dipertegas, bahwa Al-Qur’an diturunkan di Malam Lailatul Qadar, yakni suatu malam yang ada di dalam bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana keterangan di dalam ayat berikut ini:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar.” (QS. Al-Qadr: 1)

Tetapi sebenarnya tidak hanya Al-Qur’an, bahkan kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya juga diturunkan di bulan tersebut. Karena itu jelas bulan Ramadhan tersebut adalah bulan yang sangat mulia, dan membaca kitab suci di dalamnya juga sangat dianjurkan.

Selain itu, terdapat Hadis yang menerangkan bahwa di bulan Ramadhan ini Rasulullah SAW “menyetorkan” (memperdengarkan) bacaan Al-Qur’an kepada Jibril.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ لِأَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

  “Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: ‘Nabi SAW adalah seorang yang paling ringan untuk berbuat kebaikan dan lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Sebab Jibril menemuinya pada setiap malam di dalam bulan Ramadhan, lalu istirahat bersiap menyimak, sementara Rasulullah SAW memperdengarkan bacaan Al-Qur’annya. Maka di saat Jibril menemuinya, pada saat itu pulalah beliau menjadi orang yang lebih cepat berbuat kebaikan, bahkan melebihi cepatnya angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat yang lain disebutkan dengan redaksi berikut:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, bahwa Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan, terutama di saat bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya. Dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan untuk mengajarkan Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah SAW jauh lebih dermawan daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Kedua hadis di atas biasanya juga dipakai untuk dalil agar di bulan Ramadhan ini umat Islam gemar bersedekah, meneladani kedermawanan Rasulullah SAW. Tapi di dalam keterangan Hadis tersebut juga ditegaskan bahwa di bulan Ramadhan itu, dahulu Rasulullah SAW memperdengarkan atau menyetorkan bacaan Al-Qur’an, setelah sebelumnya telah diajarkan oleh Jibril sebagai malaikat pembawa wahyu. Jadi, demikian pula sangat dianjurkan untuk meperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan Al-Qur’an ini.

Jika dikaji lebih lanjut, membaca Al-Qur’an itu sangatlah utama. Sebab setiap hurufnya dinilai berpahala, bahkan akan dilipatgandakan.

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ 

"Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi)

Tidak hanya soal pahala yang dilipatgandakan, orang beriman yang membaca Al-Qur’an akan mendapatinya sebagai penawar kondisi hatinya.

Allah SWT berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

“Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82)

Ulama terdahulu sangat perhatian dalam membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, bahkan disebutkan bahwa Imam Malik kalau sudah memasuki bulan Ramadhan, maka beliau akan menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an. Maka, tidak heran jika ada di antara ulama sholeh terdahulu yang setiap seminggu, atau setiap tiga hari, bahkan setiap hari mengkhatamkan Al-Qur’an. Hal itu menunjukkan semangat dalam meneladani Rasulullah SAW, yang “menyetorkan” bacaan Al-Qur’annya setiap malam di bulan Ramadhan ketika didatangi oleh Jibril. Ditambah lagi adanya kemuliaan bulan Ramadhan yang mana di dalamnya terdapat Malam Lailatul Qadar, yakni malam diturunkannya Al-Qur’an. []


Penulis: Hakim

Editor: Roni