PayTren Hadirkan Layanan Remitansi untuk TKI

 
PayTren Hadirkan Layanan Remitansi untuk TKI

 

LADUNI.ID,TEKNO - Perusahaan  teknologi keuangan atau financial technology(Fintech) pembayaran PT Veritra Sentosa Internasional (PayTren) melebarkan sayap dengan menghadirkan fitur remitansi atau layanan pengiriman uang. Ini untuk menjawab kebutuhan publik khususnya yang ada di luar negeri.

Selama ini, ihwal pengiriman dana sering menjadi keluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Lebih dari 87 persen orang dengan diabetes memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Salah satu bahaya obesitas yang harus diwaspadai adalah perubahan sifat sel hingga menyebabkan hormon insulin rusak dan tak dapat mendeteksi gula di dalam darah.

bekerja di berbagai negara.

"Remitens itu adalah salah satu inisiatif bisnis kami untuk menjawab pain point yang dialami oleh TKI (Tenaga Kerja Indonesia) kita di luar negeri," kata CRO & Direct of Legal and Compliance PayTren, Samuel Mulyono kepada Kompas.com di Satrio Tower Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019).

Samuel menjelaskan, secara umum TKI di luar negeri terbilang kesulitan untuk mengirimkan uang atau dana kepada keluargannya di Tanah Air. Selain pilihan layanan yang minim, sisi biaya juga menjadi pertimbangan lain ketika ingin mengirimkan uang.

"Jadi selama ini mereka melakukan transfer uang ke Indonesia atau keluarganya dengan biaya yang cukup mahal. Kami coba memikirikan bagaimana caranya, salah satu cara untuk menjawab kebutuhan itu dengan menghadirkan fitur transfer dana," ujarnya.

Dia menuturkan, untuk saat ini fitur ini sudah bisa dipakai dan digunakan namun masih terbatas di beberapa negara. PayTren sudah menjalin kerja sama dengan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yakni Prima dan Bersama.

"Secara cost jauh lebih murah. Kirim dari luar negeri ke dalam negeri itu sudah bisa, terutama TKI yang ada di Hong Kong," imbuhnya.

Ia menyebutkan, para TKI di sana sudah bisa mengirimkan uangnya lewat layanan WeChat, Alipay, dan TNG Wallet. Selama suatu negara punya aplikasi ini sudah bisa melakukan transfer dana dan melayani transaksi.

"Ini baru mulai setelah dapat izin (Bank Indonesia) sekitar 8 Desember 2018. Sudah berjalan. Yang lagi kami kerjakan saat ini supaya transfer dana dari Indonesia ke luar negeri juga bisa," sambungnya.

SUMBER:Kompas.com