Sabrang Bicara soal Cium Tangan, Feodalisme, dan Kriteria Kebenaran
Laduni.ID, Jakarta - Dalam sebuah forum diskusi, Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe, putra pertama budayawan Emha Ainun Nadjib, berbicara panjang lebar tentang bagaimana manusia seharusnya menempatkan diri di tengah hiruk-pikuk dunia. Dengan gaya khasnya yang tenang dan logis, Sabrang mengajak para pendengar untuk menata ulang cara berpikir, mulai dari hal yang paling mendasar yakni waktu dan energi.
Menurutnya, semua manusia punya modal yang sama, dua puluh empat jam dalam sehari dan energi yang terbatas. Karena itu, yang membedakan bukan banyaknya waktu yang dimiliki, melainkan bagaimana seseorang mengarahkan waktu dan energi itu untuk hal-hal yang benar-benar penting.
Tanpa media sosial dan televisi, katanya, orang mungkin tak akan sibuk memikirkan yang jauh di Jakarta, sementara urusan di sekitar rumah sendiri belum selesai. Maka, Sabrang mengajak untuk bijaksana. Ia menggunakan perumpamaan sederhana.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Masuk dengan GoogleDan dapatkan fitur-fitur menarik lainnya.
Support kami dengan berbelanja di sini:
Rp79.900
Rp578.000
Rp210.000
Rp279.000
Memuat Komentar ...