Mengintip Senyuman Kebahagiaan dan Ketakdhiman Dua Ulama Kharismatik Aceh

 
Mengintip Senyuman Kebahagiaan dan Ketakdhiman Dua Ulama Kharismatik Aceh

LADUNI.ID, KOLOM-Kejauhan terdengar suara zikir dan gemuruh suara lantuana shalawatan yang menghiasi waktu dhuha dipinggir persawahan negeri penakluk Aceh tepatnya Kembang Tanjung, Pidie yang berdiri bangunan bertingkat dan balee pengajian yang berderetan.

Matahari terus menyinari dengan aura "kebahagian" ikut menyemarakkan acara memperingati maulid nabi Muhammad SAW di dayah pimpinan ulama kharismatik Aceh Syaikh Min Masyaikhul Kiram Al-Mukarram Abu Ishak Lamkawe.

Terlihat para tamu dan undangan terus berdatangan dalam jumlah yang tidak sedikit dari berbagai elemen dan strata.  Lautan masyarakat silih berganti tiba. 

Tentunya kemeriahan semakin terasa saat memandang berbagai hiasan di acara tersebut bahkan hati kian tentram dan damai kala kaki menanjakkan langkahnya di Negeri yang berkah itu sesuai dengan namanya "Baldatul Mubarakah" Kembang Tanjung.

Sejarah telah mencatat bahwa Dayah Baldatul Mubarakah (DBM) Al-Aziziyah ini berdiri sejak tahun 1980-an ini yang didirikn dan dipimpin seorang alumni Dayah Mudi Masjid Raya Samalanga, Tgk H. Ishak Ahmad atau akrab disapa Abu Ishak Lamkawe.


Al-Mukarram Abu Ishak Lamkawe merupakan murid senior Abon Aziz Al-Mantiqi Samalanga yang terkenal kealimannya dan ketekunan serta ketakdhiman yang tinggi kepada gurunya Abon Aziz.


Sosok ulama kharismatik yang tawadhu itu telah menerpa dan mendidik Abu MUDI, Waled Nuruzzahri, Waled Bakongan serta guru besar lainnya itu menjadi ulama besar zaman now, kepiawannya sangat banyak diantaranya mampu menghafal matan kitab, ayat dan hadist bahkan syar arab dengan irama yang khas. Setiap untaian telaah dan pidatonya lengkap referensi bahkan kaum “Wahabi”pun angkat salut kupasan al-mukarram di lengkapi al-quran dan hadist.


Dayah yang berdiri megah di pinggiran persawahan yang mampu menembus pandangan ke pegunungan Seulawah itu, Minggu itu didatangi banyak tamu dan undangan dari berbagai kalangan ulama, umara dan pejabat serta lainnya baik dari kabupaten Pidie bahkan luar Pidie juga tidak sedikit yang hadir memenuhi undangan Al-Mukarram yang hingga kini masih menjadi sosok “Singa Podium” yang terkenal sepanjang masa.


Ulama tawadhu’ dan spesialis ilmu arudh itu kini mewakafkan dirinya untuk umat baik santri, ulama dan masyarkat biasa bahkan seorangpun Abu Lamkawe rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk metalaqqi siapa saja yang berguru kepadanya. Usia dan kesehatan sepertinya di nomor dua demi mengagungkan pesan Abon Aziz “Beut Seumeubet”.


Pengajiannya siang dan malam di bawah pancaran Baldatul Mubarakah terus beliau terpa terkadang menjelang malam masih terdengar suara kontras dengan gaya Abu seumeubeut masih menemani malam yang sejuk dan pancaran penerang yang setia menemani halaqah pengajian itu bahkan dulunya Abu dengan senterpun untuk melihat tulisan turast arab menjadi pemandangan biasa saat mengajari siapa saja yang hadir dan berguru kepadanya.

Ini pemandangan dan fenomena langka yang terjad di dunia pendidikan akhir zaman dan khususnya Aceh bahkan tidak ada sosok nonor dua yang mampu menyamai kelebihan dan tawadhu’nya Abu Ishak Lamkawe

Terlihat juga maulid awal tahun ini (27/1/2019) ulama senior Aceh Abi Daud Hasbi, Al-Mursyid Abon Tajuddin Lueng Ie termasuk Kadis Dayah Aceh Usamah Al-Madny juga hadir dalam maulid terlihat. Aroma keberkahan sesuai dengan nama dayah “Baldatul Mubarakah” kian terasa kala sebuah mobil hitam plat BK 49 HG tiba di DBM Al-Aziziyah.

Wajah berseri dan tersenyum bahagia terus melangkah memasuki pintu gerbang dayah tersebut, Al-Mukarram Abu Lamkawe dengan tongkatnya terus menghampirinya sosok yang juga mursyid tarekat Naqsyabandiah itu, perjumpaan dua sosok ulama kharismatik yang merupakan guru dan murid membuat suasana berkesima dan semua mata memandang dengan tatapan kebahagiaan.

Abu Lamkawe menyapa dengan senyuman bahkan sang murid yang merupakan sang pimpinan dayah terbesar di Aceh Al-Mukarram Abu MUDI keduanya saling berpelukan laksana Ayah dan anaknya. Keduanya saling tawadhu padahal Abu MUDI merupakan murid Al-Mukarram Abu Lamkawe namun Abu Lamkawe sangat menaruh hormat dan takdhim kepada Abu MUDI dan ini telah dibuktikan dalam banyak hal dan kejadian.

Abu MUDI bersama putranya dan rombongan makan bersama dengan Abu Lamkawe dan keduanya saling berbicara dan tersenyum bahagia. Pemandangan keberkahan ini terus berlanjut hingga bekasnya dapat dirasakan oleh mereka yang memahami esensi sebuah takdhim dan keberkahan.

Hampir lebih 3600 detik Abu MUDI berada di "Negeri  Berkah" itu dan tentunya banyak kenangan dan pesan yang dapat dipetik perjumpaan dua sosok ulama kharismatik ini, sebelum menjelang dhuhur Abu MUDI dan rombongan minta izin kembali ke negeri seribu satu dayah kota santri Samalanga. 

.Mari kita meraih keberkahan dengan sosok permata nun berharga dan langka di akhir zaman lewat dua ulama kharismatik ini dan kitapun berharap Abu selalu sehat wal afiyat mengisi hari untuk umat membasmi musuh nomor wahid yang bernama "Al-Jahil"(Kebodohan) dan membimbing kita menjemput ridha-Nya serta meraih kebahagiaan dunia wal akhirat. Amin. 

**** Helmi Abu Bakar el-Langkawi, Penggiat Masalah Sosial dan Keagamaan serta Penikmat Kopi BMW Cek Pen Lamkawe.