Mewaspadai "Nasihat Baik" dari Setan

 
Mewaspadai
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Banyak orang tidak tahu bahwa setan pun sering memberi nasihat baik. Namun tentu saja ada tujuan tak baik di balik nasihat itu. Di bawah ini beberapa contoh sederhananya:

Setan menyuruh orang yang sedang giat ibadah untuk semakin giat lagi beribadah melebihi kemampuannya. Kalau dituruti, orang itu akan tiba di titik kebosanan lalu berhenti atau di titik dia merasa sudah melampaui orang lain, lalu sombong dan ujub.

Setan menyuruh orang yang sedang sadar untuk hijrah agar berubah total secara drastis keseluruhan gaya hidupnya menjadi lebih baik. Kalau dituruti, orang itu akan tiba di titik dia merasa sebagai orang terbaik yang hanya sedikit di dunia ini dan karenanya akan sangat keras kepala dan sombong.

Setan menyuruh agar menjadi salih secara sosial dengan cara membantu sesama dan selalu memprioritaskan kebutuhan masyarakat sambil berbisik bahwa itulah inti agama sebenarnya. Kalau dituruti, besar kemungkinan orang itu akan meremehkan ibadah murni kepada Allah semisal shalat, puasa, dzikir dan semacamnya yang hanya bermanfaat bagi pribadi di akhirat. Padahal, ibadah murni itu pondasi agama, sedangkan ibadah sosial itu bangunannya sehingga tak bisa hanya memprioritaskan salah satunya dan meremehkan yang lain.

Setan menyuruh ideal dalam beragama, jangan separuh-separuh, harus kaffah, harus sempurna. Tujuannya supaya muncul di pikiran bahwa orang yang beragama belum mampu sempurna itu tak dapat kebaikan apa-apa kecuali kemunafikan. Akhirnya yang perempuan enggan berhijab sebab merasa hati dan tingkah lakunya belum sempurna, yang kaya enggan berhaji sebab merasa belum layak menghadap ke baitullah dan pulang dengn gelar haji, yang miskin enggan bersedekah sebab merasa hanya mampu memberi sedikit, dan seterusnya. Padahal melakukan sedikit kebaikan itu lebih banyak daripada tidak sama sekali, melakukan ketidaksempurnaan itu lebih sempurna daripada tidak sama sekali.

Demikianlah yang disebut tipudaya setan (مَكْرُ الشَّيْطَان). Ia samar sekali sebab berlindung di balik anjuran kebaikan dan dalil-dalil. Korban tipu daya setan akan merasa selalu dalam kebaikan, padahal ia sedang dalam bahaya. Semoga kita mawas diri dan selamat dari tipu daya setan. Na'udzu billahi minas syaithonir rajim[] 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 29 Januari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustaz Abdul Wahhab Ahmad (Tim Peneliti Aswaja NU Center Jawa Timur)

Editor: Hakim