Krisis Ekonomi Venezuela, Reporter PBB: Itu Karena Sanksi AS

 
Krisis Ekonomi Venezuela, Reporter PBB: Itu Karena Sanksi AS

LADUNI.ID, Jakarta - Sanksi AS kepada Venezuela, menurut mantan reporter khusus PBB Alfred de Zayas, selama beberapa tahun terakhir adalah faktor paling utama yang menyebabkan krisis ekonomi di negara Amerika Latin itu.

Seperti dilansir dari media The Independent, De Zayas juga menegaskan bahwa sanksi AS tersebut termasuk ke dalam “kejahatan atas kemanusiaan” di bawah hukum internasional karena telah mengakibatkan banyak kematian warga Venezuela.

De Zayas mengakhiri tugasnya di PBB kurang dari setahun lalu. Dia merupakan sosok yang kritis terhadap kebijakan sanksi AS sejak mantan Presiden Barack Obama mendeklarasikan Venezuela sebagai “ancaman keamanan nasional”. Setelah itu, Presiden Donald Trump terus meningkatkan sanksi dan bahkan mengancam Venezuela dengan intervensi militer.

Kendati demikian, De Zayas juga menyalahkan pemerintah Venezuela yang dipimpin Presiden Nicolás Maduro karena terlalu bergantung dengan minyak, kepemimpinan yang buruk dan korupsi, ia tetap meminta Pengadilan Kejahatan Internasional untuk mengivestigasi sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS.

Pada laporannya yang ia klaim diabaikan oleh PBB, de Zayas menulis: “Sanksi ekonomi dan blokade modern sama saja seperti aksi pengepungan sebuah kota di abad pertengahan…. Sanksi abad 21 ditujukan bukan hanya untuk menghancurkan sebuah kota, tetapi juga negara-negara berdaulat untuk bertekuk lutut,” terangnya, Minggu (27/1) kemarin.

Melalui The Independent, de Zayas menegaskan bahwa penjatuhan sanksi di Venezuela telah mempengaruhi masyarakat miskin dan menyebabkan kematian akibat kekurangan makanan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya.

Taktik ini, menurut de Zayas, ditujukan bagi warga sipil yang paling rentan di suatu negara agar terjadi “kekacauan ekonomi dan perubahan rezim di Venezuela.”

Lebih jauh lagi, de Zayas membahas motif AS sebenarnya dalam mengobarkan “perang ekonomi” dan keputusan Trump pekan lalu ketika mengakui politisi oposisi Juan Guaido, sebagai presiden Venezuela yang sah.

“Apa yang dipertaruhkan di sini adalah sumber daya alam Venezuela yang sangat besar. Dan saya merasakan bahwa jika Venezuela tidak punya SDA [yang kaya], tidak akan ada yang peduli tentang [kepemimpinan] Chavez atau Maduro atau siapa pun di sana … Jika mereka [AS] menghancurkan pemerintahan sekarang dan mendirikan pemerintahan neoliberal yang akan memprivatisasi dan menjual segalanya,  banyak perusahaan transnasional akan berdiri untuk mendapatkan keuntungan besar dan AS memang disetir oleh perusahaan transnasional, ” paparnya.

“Bisnis AS dalah bisnis. Dan itulah yang membuat AS tertarik. Dan sekarang ini mereka tidak bisa membuat bisnis dengan Venezuela,” imbuhnya.