Ini Tips Menjadi Seorang Ibu yang Baik

 
Ini Tips Menjadi Seorang Ibu yang Baik

LADUNI.ID, Yogyakarta - Sosok Ibu yang baik kunci sukses kita semua. Karena itu, Ibu menjadi kebanggaan kita semua. Ibu yang baik kunci sukses anak. Karena kawal tumbuh kembang anak tiada henti.

Ibu yang baik kunci sukses Ayah. Karena berkomitmen untuk hidup suka dan duka raih cita-cita keluarga. Ibu yang baik kunci sukses negara. Karena Ibu itu tiang negara (Al Mar-atu imaadul bilaad). Ibu yang baik itu pendidik pertama dan utama bagi putera-puterinya. Karena Ibu itu sekolah pertama bagi anak-anaknya (Al Ummu madrasatul uula).

Alangkah mulia dan strategisnya posisi Ibu dalam kehidupan kita. Bahkan, surga di bawah telapak kaki Ibu (Al jannatu fi aqdaamil ummahaat). Dengan begitu, sudah menjadi kebutuhan kita semua untuk menjaga keberadaan Ibu. Sehingga, hidup Ibu terus sehat walafiat. Jauh dari derita dan bisa berperan optimal di tengah-tengah umat dan masyarakat.

Ibu yang baik seharusnya menunjukkan sifat-sifat positifnya. Melindungi dan menjamin sehat jasmanih dan ruhaniyah anak. Di samping itu, Ibu mampu bisa menunjukkan diri sebagai pribadi yang di antaranya: (1) beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia, (2) sabar, (3) menyemangati untuk maju, (4) memahami, (5) respek, (6) tegas, dan (7) selalu ada untuk anak.

Kemudian, (8) rendah hati (tawadlu’), (9) mengawal, (10) kuat, (11) menjaga hatinya dari perbuatan maksiat, dan (12) menjaga kualitas waktu dengan anak.

Maqam Ibu dalam keluarga sangat tergantung pada komitmen Ibu menjaga rumah ketika Ayah sedang menunaikan kewajibannya mencari nafkah untuk keluarga. Ibu tidak hanya bertanggung jawab menjaga anak dari tarikan luar, baik fisik maupun non fisik. Melainkan juga menjaga seluruh rumah dan isinya dari gangguan luar, yang bisa membuat goyahnya ekonomi dan keutuhan keluarga.

Tantangan Ibu tidaklah mudah, terutama Ibu karir. Ide awalnya tetapkan ambil karir karena untuk amalkan ilmu dan keahliannya, juga untuk menopang kebutuhan keluarga. Memang untuk menjadi Ibu yang baik perlu berusaha memanage (mengatur, red) waktu sebaik-baiknya dengan manfaatkan jaringan dan tim kerja yang baik.

Namun, dengan kesibukan itu membuat ketersediaan waktu untuk keluarga menjadi tersita dan tergerus. Namun untuk mengatasi keterbatasan waktu sebenarnya bisa memanfaatkan jasa Teknologi Informasi (TI). Sehingga, komunikasi dan interaksi masih bisa dikompensasi, yang penting semuanya harus disepakati sehingga waktu sedikit pun bisa lebih berarti.

Ibu yang baik seharusnya tetap menjaga idealisme, tidak mudah terjebak oleh pragmatisme. Sehingga, orientasi Ibu yang baik lebih konservatif (dalam menjaga nilai-nilai), lebih akomodatif (dalam menghidupkan networking) dan lebih futuristik (dalam mendorong orientasi hidup anak yang inovatif).

Ibu yang baik dewasa selalu mengikuti perubahan jaman dan generasi. Sehingga, tidak gagap teknologi dan harus digital literate, yang akhirnya mampu memanaj kebutuhan keluarga yang berbasis elektronik.

Bahwa untuk menghadapi tantangan hidup kini dan mendatang Ibu yang baik seharusnya melakukan berbagai penyesuaian diri. Ibu yang baik perlu terus istiqamah beri kasih sayang tanpa reserve.

Ibu yang baik tidak pernah berhenti dalam berdoa untuk kebaikan dan kebahagiaan anak baik untuk hidup di dunia maupun di akhirat. Ibu yang baik selalu mendampingi dan mengontrol anak dalam penggunaan gadget.

Ibu yang baik selalu mengupayakan ajak anak silaturahim dengan saudara keluarga besar dan kolega orangtua. Ibu yang baik selalu mendidik anak anaknya sesuai dengan kebutuhan, terutama membimbing dan mendidik anak puterinya untuk atasi kehidupan yang spesifik tentang keputerian sehingga kehormatan puteri-puterinya terjaga dengan baik.

Mengingat peran dan tanggung jawab Ibu dalam keluarga yang jauh lebih kompleks daripada Ayah, maka Ibu sudah seharusnya selalu meng-update diri dan mampu memanaj semuanya secara baik dengan dukungan  Ayah dan anak. Sehingga, semuanya bisa terwujud secara optimal.

Begitu beratnya tanggung jawab ibu, maka sudah sepatutnya mendapatkan tempat terhormat di sisi Allah SWT.

Semoga Ibu-ibu, Ibu dari anak-anak kita, dan Ibu-ibu kita bisa meraih posisi sebagai Ibu yang baik sesuai kondisinya.


Artikel ini ditulis oleh Prof. Dr. Rachmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat. Sumber konten: timesindonesia.co.id. Sumber foto: krjogja.com