Biografi Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Aqil
- by Rozi
- 2.077 Views
- Rabu, 21 Juni 2023

Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
1.3 Nasab
1.4 Wafat
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Guru-guru
2.2 Murid
3. Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1 Sekilas perjalanan
3.2 Wasiat
3.3 Kesaksian Para Auliya
3.4 Karya
4. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah seorang ulama besar yang hafidz ( hafal Al-Qur'an ) lahir pada tahun 992 H di desa Lisik dekat Kota Inat. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Sayyid Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali Shohibud Dark bin Alwi Al-Ghuyur bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam. Ibunda beliau bernama Syarifah Muznah binti Muhammad Al-Jufri.
1.2 Riwayat Keluarga
Dalam pernikahannya Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah dikaruniai sembilan orang anak laki-laki dan empat anak perempuan, yaitu :
- Sayyid Salim
- Sayyid Husein
- Sayyid Abdurrahman
- Sayyid Ali
- Sayyid Mukhsin
- Sayyid Syekh
- Sayyid Abdullah
- Sayyid Syaikhan
- Sayyid Syekh Albar
- Syarifah Musyayakh
- Syarifah Alwiyah
- Syarifah Fatimah
- Syarifah Salma
1.3 Nasab
Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Attas Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin AbdurrahmanAs-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali Shohibud Dark bin Alwi Al-Ghuyur bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam. masih keturunan dari Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Dengan urutan silsilah sebagai berikut :
- Nabi Muhammad Rasulullah SAW
- Sayyidah Fatimah Az-Zahra Istri Sayyidina Ali bin Abi Thalib
- Al- Imam Husein
- Al-Imam Ali Zainal Abidin
- Al-Imam Muhammad Al-Baqir
- Al-Imam Ja’far Shodiq
- Al-Imam Ali Uraidhy
- Al-Imam Muhammad An-Naqib
- Al-Imam Isa Ar-Rumi
- Al-Imam Ahmad Al-Muhajir
- Sayyid Ubaidillah
- Sayyid Alwi Alawiyyin
- Sayyid Muhammad
- Sayyid Alwi
- Sayyid Ali Khala’ Ghasam
- Sayyid Muhammad Shahib Marbad
- Sayyid Ali
- Sayyid Muhammad Al-Fagih Mugaddam
- Sayyid Alwi Al-Ghuyur
- Sayyid Ali Shahibud Dark
- Sayyid Muhammad Mauladdawilah
- Sayyid Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Abdullah
- Sayyid Abdurrahman
- Sayyid Abdullah
- Sayyid Salim
- Sayyid Aqil
- Sayyid Abdurrahman Al-Attas
- Sayyid Umar
1.4 Wafat
Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah diperkirakan wafat pada tahun 23 Rabi’ul Akhir 1072 H, beliau di makamkan di Huraidzah.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
Sejak kecil beliau diasuh oleh dan dididik oleh oleh ayah beliau sendiri Sayyid Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim. Meskipun matanya buta sejak kecil, tetapi Allah SWT memberi beliau kecerdasan otak dan pandangan hati ( bashirah ), sehingga beliau mudah menghafal apa saja yang beliau dengar. Sejak kecil beliau anak yang tekun beribadah, hidup zuhud berpaling dari dunia dan sejak kecil sudah terlihat tanda-tanda kebesaran pada diri beliau.
Sejak kecil, beliau sering ke kota Tarim dari desanya Lisk dan melakukan shalat dua raka’at di setiap masjid yang ada di kota Tarim, bahkan menimba air dari sumur untuk mengisi kolam-kolam masjid.Ayahanda beliau, Sayyid Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim, adalah seorang ulama, tokoh para wali terkemuka, pernah menerima ilmu dan wilayah dari pamannya, yaitu Sayyid Syekh Abu Bakar bin Salim, yang sangat mencintainya dan kepada ayahnya Sayyid Aqil bin Salim, yang merupakan saudara kandung Sayyid Syekh Abu Bakar bin Salim.
Ketika Sayyid Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim wafat, di kota Huraidzah, maka Sayyid Umar menyuruh pembantunya untuk membantu mencarikan tanah yang cocok untuk dijadikan makam ayahnya. Akhirnya sang pembantu mendapatkan sebidang tanah yang ditandai dengan sebuah tiang dari cahaya. Sayyid Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim dimakamkan di tempat tersebut. Biasanya jika Sayyid Umar berziarah ke maqam ayahnya, maka beliau berbicara dengan ayah beliau dari balik kubur.
Selama diasuh oleh sang Ayah itulah Sayyid Umar mendapat pendidikan agama secara intensif, itulah sebabnya dalam usia remaja beliau sudah menguasai ilmu agama cukup tinggi dan akhlaq yang mulia. selain itu juga beliau mempelajari kitab Tambih dan Muhadzab karya Abu Ishaq, Kitab Al-Basit, Al-Wasit, Al-Wajiz dan Al-Khulasah karya Imam Ghazali, beliau juga mempelajari kitab Ihya Ulumuddin dan buku buku tasawuf lainya, di samping mempelajari kitab Al-Aziz Syarah Al-Wajiz dan Al-Muharrar yang keduanya karya Imam Rafi’i.
Seperti halnya para ulama dan auliya asal Hadramaut, beliau juga suka berkelana ke berbagai negeri untuk beribadah dan menimba ilmu.Maka wajarlah jika di masa tuanya, beliau mendapat kemuliaan dari Allah SWT, sebagaimana para ulama besar lainnya.
Sayyid Umar sangat mengagungkan dan menghormati guru beliau yang bernama Sayyid Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, bila beliau mendengar nama guru beliau yang satu ini disebut orang, maka wajah beliau berubah karena mengagungkan gurunya tersebut, bahkan ada kalanya Sayyid Umar bercakap-cakap dengan Sayyid Husein di tengah suatu majelis, sedangkan ucapan keduanya tidak dapat dimengerti orang lain.
2.1 Guru-guru Beliau
- Sayyid Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf (Ayah Sayyid Umar)
- Sayyid Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf (Kakek Umar)
- Sayyid Umar bin Isa Barakwah As Samarqandi
- Syekh Al Kabir Ahmad bin Shahal bin Ishaq Al Hainani
- Syekh Abdullah bin Ahmad Al Afif
- Syekh Abdul Qadir Ba’syin Shahib Rubath
- Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Balfaqih, Shohi Qaidun.
- Sayyid Muhammad bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Zein bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Syaikhan bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Umar Al-Muhdor bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Hamid Al-Inat bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Abdullah bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Shaleh bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Husein bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Ali bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Ahmad bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Hasan bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Syaikhan bin Syekh Abu Bakar Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Thoha bin Umar As-Shofi bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Syekh bin Ali bin Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Sulaiman bin Umar bin Muhammad bin Sahil bin Abdurrahman Maulachailah
- Sayyid Abdullah bin Salim bin Muhammad bin Sahil bin Abdurrahman Maulachailah
- Sayyid Muhammad bin Syekh bin Ahmad bin Yahya bin Hasan bin Ali bin Alwi bin Muhammad Mauladdawilah
- Sayyid Abdullah Al-Mahjub bin Abdurrahman bin Hasan bin Syekh bin Ali bin Syekh bin Ali bin Muhammad Mauladdawilah
- Sayyid Muhammad bin Hasan bin Husein bin Umar bin Ali bin Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Abu Bakar bin Abdurrahman bin Syahabudin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Ali bin Abu Bakar As-Sakran
- Sayyid Syahabudin Al-Askor bin Abdurrahman bin Syahabudin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Ali bin Abu Bakar As-Sakran
- Sayyid Abdullah bin Abdurrahman bin Syahabudin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Ali bin Abu Bakar As-Sakran
- Sayyid Muhammad Al-Hadi bin Abdurrahman bin Syahabudin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Ali bin Abu Bakar As-Sakran
- Sayyid Idrus bin Muhammad bin Syahabudin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Ali bin Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Ahmad Al-Sholahiyah bin Husein bin Abdullah bin Syekh bin Abdullah Al-Aydrus
- Sayyid Abdullah bin Syekh bin Abdullah bin Syekh bin Abdullah Al-Aydrus
- Sayyid Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Husein bin Abdullah Al-Aydrus
- Sayyid Aqil bin Abdullah bin Abu Bakar bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Segaf
2.1 Murid-murid beliau
- Sayyid Aqil bin Abdurrahman Al-Attas bin Aqil
- Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad
- Sayyid Isa bin Muhammad Al-Habsyi
- Sayyid Ahmad bin Hasyim Al-Habsyi
- Sayyid Abdullah bin Ahmad Balfaqih
- Sayyid Muhammad bin Abdurrahman Madihij
- Sayyid Ali bin Umar bin Husein bin Ali bin Syekh Abu Bakar
- Syekh Ali bin Abdullah Baros
- Syekh Muhammad bin Ahmad Bamasymusy
- Syekh Muhammad bin Umar Alamudi ( jilukannya :Ghazali di Budzah )
- Syekh Abdullah bin Usman Alamudi
- Syekh Abdullah bin Ahmad Ba’afif Alamudi
- Syekh Aqil bin Amir bin Daghmusy
- Syekh Sahal bin Syekh Ahmad bin Sahal Ishaq
- Syekh Abdul Kabir bin Abdurrahman Baqis
- Syekh Muhammad bin Abdul Kabir Baqis
- Syekh AlFaqih Ahmad bin Abdullah bin Syekh Umar Syarahil
- Syekh Umar bin Salim Badzib
- Syekh bin Salim Baubad
- Sayyid Husein bin Syekh Ali bin Muhammad Al-Aydrus
- Sayyid Ahmad bin Umar Al-Hinduwan
- Sayyid Zein bin Imron Ba’alawi
- Syekh Abbas bin Abdillah Bahafash
- Syekh Umar bin Ahmad Al-Hilabi
- Abu Said
- Sayyid Abdullah bin Muhammad bin Basurah
- Syekh Muzahim bin Ali Bajabir
- Syekh Ali bin Sholeh
- Qouzan Zahir
- Al Faqih Abdurrahman Bakatir
- Syekh Salim bin Abdurrahman Junaid Bawazir
- Syekh Abu Bakar bin Abdurrahman bin Abdul Ma’bud Wazir
- Muhammad bin Umar Bawazir
- Syekh Abdullah bin Sad Bamika Syibami
- Syekh Ahmad bin Muhammad Bajamal
- Syekh Ali bin Thoha As-Segaf
- Syekh Umar bin Ali Az-Zubaidi
- Al Faqih Abdullah bin Umar Ba’Ubad
- Syekh Ali bin Ahmad bin Wurud Bawazir
- Sayyid Aqil bin Syekh As-Segaf
- Sayyid Syekh bin Abdurrahman Al-Habsyi
- Syekh Ali bin Haulan Syekh Sholeh bin Kosim Al-Udzri
- Syekh Mahmud Jummal An-Najar ( pernah ketemu Nabi Khidir, tapi tidak minta doa’, karena merasa cukup dengan doa’ Sayyid Umar )
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Sekilas Perjalanan
Beliau dikenal sebagai seorang ‘Alim, ‘Amil, Quthub, Ghauts, Tokoh Sufi, Suci, suka memenuhi janji, Murabbi Rabbani, Da’i, suka mengajak orang ke jalan Allah SWT dengan pandangan yang bersih dan budi pekerti yang luhur, beliau himpun ilmu lahir dan batin, pelindung kaum faqir, janda dan anak yatim.
Beliau senantiasa menyambut dan mengembirakan orang-orang faqir, mereka dimuliakan dan didudukkan pada tempat yang mulia, sehingga mereka sangat mencintai beliau. Beliau amat tawadhu’ dan merendahkan dirinya, karena merasa diawasi oleh Allah SWT. Beliau selalu menyuruh orang untuk bersabar, khususnya jika cobaan dan bencana sedang menimpa. Beliau sangat bersabar untuk menjalankan berbagai aktifitas ibadah.
Beliau tidak pernah tidur pada bagian separuh terakhir di malam hari, beliau pernah menghabiskan waktu malamnya untuk mengulang-ngulang bacaan do’a qunut.
Beliau amat sabar dalam menghadapi berbagai krisis, tidak pernah menyombongkan diri kepada seorangpun, mau duduk di tempat mana saja tanpa membedakan tempat yang baik atau jelek dan beliau tidak pernah menempatkan dirinya di tempat yang lebih tinggi atau di tempat yang lebih menonjol dan beliau tidak pernah mendekati kaum penguasa.
Beliau senantiasa mengikuti jejak perjalanan para sesepuh beliau yang terdahulu, para tokoh Ba’Alawi seperti perjalanan yang ditempuh oleh :
- Sayyidina Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’Alawi bin Muhammad Shahib Mirbath
- Imam Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali
- Sayyid Abdullah Al-Aydrus bin Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Segaf
- Sayyid Syekh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah
Thoriqah mereka lebih banyak menutupi diri, tawadhu’, tidak menuruti hawa nafsu, lemah lembut, tidak ingin dikenal apalagi menonjolkan diri, karena mereka merasa, bahwa diri mereka tidak akan menjadi orang baik, kecuali hanya dengan anugerah dan kemurahan Allah SWT. Sifat ini tetap diikuti oleh anak cucu mereka, khususnya para wali yang mempunyai kedudukan, ilmu dan gemqar beramal kebajikan dan beribadah.
Jika Sayyid Umar meningkatkan frekwensi ibadah wajib dan sunnah, maka beliau mengikuti apa yang disebutkan oleh Imam Ghazali dalam Rubu’ul Ibadah didalam kitab Ihya ‘Ulumuddin, jika beliau ingin memperbaiki niat dan motivasi, maka beliau mengikuti apa yang diterangkan oleh Imam Ghazali di dalam kitab Rubu’ul Adat dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin; jika beliau ingin menjauhi budi pekerti dan tindak tanduk yang tidak baik, maka beliau mengikuti apa yang diterangkan oleh Imam Ghazali didalam Rubu’ul Muhlikat dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin.
Jika ingin mengikuti akhlaq yang diridhoi oleh Allah SWT maka beliau mengikuti apa yang diterangkan oleh Imam Ghazali dalam Rubu’ul Munjiyat dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin dan mencari tambahan keterangan dari kitab-kitab yang lain.
Beliau suka berwasiat untuk menyenangkan anak-anak kecil, beliau berkata :
”kalau engkau tidak dapat menyenangkan anak kecil dengan memberi sesuatu, maka berikan kepada mereka meskipun sebuah batu kerikil berwarna merah”.
Beliau lebih suka mengendarai keledai di sebagian besar waktunya dan didalam perjalanannya ditengah hari yang amat panas. Disetiap perjalanannya, beliau selalu membawa kitab Ar-Risalah karya Imam Qusyairi di satu tangan, sedang di tangan lain memegang kitab Al-‘Awarif. Beliau berkata :
”Sesungguhnya, kitab Ar-Risalah dan kitab Al-‘Awarifu Al-Ma’arif maupun kitab-kitab yang semacamnya merupakan benteng para tokoh sufi.”
Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah adalah ulama yang tawadhu' dan banyak melatih diri dengan berbagai jenis ibadah serta amal kebajikan. Beberapa amalan yang beliau lakukan kebanyakan berhubungan dengan hati, sehingga sangat berpengaruh pada akhlaqnya. Begitu tawadhu'nya, sehingga beliau selalu menyembunyikan amal ibadahnya dari pandangan orang lain, bahkan juga dari anggota keluarganya sendiri.
Sayyid Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Aqil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah mewarisi sifat-sifat kebaikan dari ayah beliau. Beliau adalah seorang yang menguasai dalam berbagai cabang ilmu dan dan merupakan salah satu imam besar di jamannya. Beliau seorang yang alim, soleh, menguasai ilmu fiqih, hadits dan tasawuf. Disamping kedalaman ilmunya, beliau adalah seorang yang banyak bermujahadah.
Beliau banyak mengerjakan shalat dan berpuasa, bersedekah, selalu beribadah di sepanjang malamnya, berbuat baik dan lemah lembut kepada kaum fakir dan miskin, teguh dalam menjalankan perintah agama, mempunyai kemuliaan yang sempurna, syekhnya kaum arifin, seorang faqih yang zuhud.
Beliau adalah seorang yang sempurna memadukan kemuliaan diri dan nasab. Keutamaan-keutamaan beliau terukir di berbagai lembaran tulisan. Banyak para ulama dan ahli sejarah yang memuji dan mengagungkan beliau.
4.2 Wasiat
Perhatikan kebiasaan baik yang engkau inginkan, wafat dalam kebiasaan itu, karena itu tetaplah dalam kebiasaan itu, dan perhatikanklah kebiasaan buruk yang engkau tidak inginkan wafat dalam kebiasaan seperti itu, karena itu jauhilah kebiasaan itu.
Jika engkau melihat seseorang selalu berkelakuan baik, maka yakinlah engkau orang itu teguh agamanya.
Sumber-sumber ilmu tidak akan berkurang sedikitpun dari generasi terkemudian, akan tetapi pada umumnya mereka datang dengan membawa wadah yang bocor, sehingga tidak memperoleh ilmu kecuali sedikit.
Sebagian orang yang datang dengan membawa bejana yang dapat mencukupi dalam waktu sebulan, ada juga yang mencukupinya hanya 8 hari, ada juga yang hanya mencukupinya sehari, tetapi ada juga yang dapat mencukupinya sepanjang hidupnya.
Seorang yang melakukan amal kebajikan tetapi ia suka makan yang diharamkan, maka ia seperti seorang yang mengambil air dari tempayan yang datar, tidak akan memperoleh pahala sedikitpun.
Dulu di antara manusia ada yang datang membawa pelita lengkap dengan minyak dengan koreknya, yakni dengan persiapan yang lengkap, sehingga gurunya dapat menyalakan. Tetapi kini banyak di antara mereka yang datang kepada gurunya, tetapi mereka tidak membawa apapun yang gurunya dapat menyalakan.
Bersabar itu akibatnya adalah positif. Allah SWT akan selalu memberi akibat positif bagi seorang yang bersabar, alhamdulillah apa yang dikehendaki Allah SWT pasti akan ditentukan dan apa yang akan dilaksanakan Allah SWT, maka akan terlaksana.
Hendaknya orang-orang yang menghendaki keselamatan Akhirat meninggalkan tidurnya, demi untuk mendapatkan siraman rahmat di malam hari.
Hendaknya kalian senantiasa menghadirkan hati kalian kepada Allah SWT dan hendaknya kalian bertawakal kepadanya sepenuh hati, sebab Allah SWT mengetahui di manapun kalian berada. Syetan dapat menggoda manusia dari sisi manapun yang tak pernah ia perkirakan.
Buah kurma atau ketimun dari sumber yang halal , lebih baik dari bubur daging dari sumber yang Syubhat.
Janganlah terlalu peduli dengan dunia dan penghuninya dan janganlah merasa iri pula dengan pakaian atau makanan yang dimiliki oleh penghuninya. Alangkah entengnya musibah dalam agama menurut kalian, padahal kalian tidak pernah menyatakan belasungkawa andaikata aku terlambat sholat berjama’ah.
Yang dikatakan orang baik adalah seorang yang telah melewati pintu surga sampai masuk kedalamnya.
Kedzaliman kaum penguasa terhadap rakyatnya akan menambah kebajikan bagi rakyat negeri itu, baik di dalam masalah dunianya, maupun akheratnya, yang demikian itu sama halnya dengan sebuah sumur, makin banyak diambil airnya, maka sumur itu makin banyak memancarkan air; sebaliknya jika sumur itu tidak diambil airnya, maka tidak akan bertambah airnya sedikitpun, mungkin airnya akan menjadi busuk, karena air didalamnya tidak pernah bergerak.
Bila waktu Sholat telah tiba, tinggalkanlah semua kegiatanmu, sebab Allah SWT lebih pantas diperhatikan daripada yang lain.
Setiap orang yang telah menghatamkan bacaan Al-Qur’an yang ditujukan bagi arwah-arwah orang-orang yang telah wafat, hendaknya ia membaca Tahlil ( Laa ilaha illallah ) sebanyak orang yang ia kehendaki, kemudian dilanjutkan Subhaanallahi Wabihamdihi sebanyak orang yang ia kehendaki; lalu membaca Laa illaha illallah Muhammadur Rasulullah sebanyak 3X dengan memanjangkan bacaannya; lalu Sholawat sebanyak 3X ( Allahumma Sholi ‘Alaa Sayyidika Sayyidina Muhammadin Wa Aalihi Wa Sohbihi Wasallim ), Lalu hendaknya ia mengucapkan Ya Rasulullah alaika salam Ya Rasulullah salaamun fi salamin ‘alaika sebanyak 3X; Lalu membaca Al Fatihah 1 X, Al Ikhlas 11 X, Al Falaq 1 X, An Naas 1 X, ayat kursi 1 X, Akhir surat Al Baqarah 1 X dan Al Qadr 1 X dengan niat menghadiahkan pahalanya kepada arwah yang dituju.
Sayyid Umar menganjurkan muridnya membaca Istigfar dan Alhamdulillah sebanyak mungkin setelah membaca maulud.
Memperbanyak baca Istigfar dan Sholawat, karena keduanya adalah sebaik-baik dzikir yang dapat menolong kesulitan di masa kini.
Sayyid Abdullah berkata :”jika engkau mengucapkan 11 X tiap hari bacaan ini, berarti engkau telah menjalankan apa yang pernah diajarkan Sayyid Umar (Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allaa ilaaha illa anta, Astagfiruka Wa Atuubu ilaika Wa asaluka an Tusholliya Wa Tusallima ala Abdika Wa Rasuulika Sayyidina Muhammadin Wa ‘ala Aalihi Afdola Wa Adwama aslima ma Shollait Wa sallamta alaa Ahadin min ‘Ibaadikal Mustafin. )
4.3 Kesaksian para Auliya
Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abu Bakar bin Ahmad bin Syekh Abdurrahman As-Segaf :( Wali di Mekkah )
“Hendaknya setiap orang yang berkepala rela menundukkan kepalanya demi menghormati Sayyid Umar Al Attas dan demi menghormati kebesaran Allah SWT, sesungguhnya aku mendengar suara gemerincing di langit, demi untuk menghormati Sayyid Umar Al-Attas. Kini tidak seorangpun di kolong langit lebih mulia dari Sayyid Umar Al Attas”
Sayyid Abdullah Al-Haddad :
“Seorang yang mengenali Sayyid Umar Al Attas, maka akan ia dapati sifat Sayyid Umar Al Attas mirip dengan Sayyidina Abdurrahman As Segaf. Sayyid Umar Al Attas adalah ibarat hati dan kebenaran yang dimiliki oleh seseorang dan orang itu tidak memilki nafsu apapun. Sayyid Umar Al Attas, sifatnya seperti pepohonannya ditanam atas dasar tawadhu dan lemah lembut, sehingga tangkainya seperti itu juga.Sayyid Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim sangat bangga dikarenakan Sayyid Umar menuntut dari beliau”
Sayyid Isa bin Muhammad Al-Habsyi :“Sayyid Umar sejak kecil sudah gemar beribadah, Zuhud dan menjaga dirinya baik-baik dari sifat buruk. Beliau selalu menghormati para wali Allah, pengayom kaum muslim, wanita-wanita janda dan anak-anak yatim dan menghibur mereka dengan berita-berita baik, sehingga mereka amat meyakini dan mencintai beliau sepenuh hati.
4.4 Karya
Ratib Sayyid Umar Al Attas diber nama “Azizul Manal Wafathu Babil Wisol” ( Anugerah nan Agung dan pembuka pintu tujuan ) merupakan wirid yang banyak mendatangkan faedah bagi yang gemar membacanya, terutama bagi yang sedang mengalami kesulitan. Sayyid Umar Al-Attas sendiri berwasiat,
“Rahasia dan Hikmah telah Kutitip di dalam Ratib itu”.
Sebagian Ulama mengatakan:
Dengan membaca Ratib Sayyid Umar Al-Attas atau Ratib Al-Haddad setiap malam, Allah SWT akan menjaga dan memelihara seluruh penghuni kota tempat tinggal kita, menganugerahkan kesehatan dan mengucurkan rejekinya kepada segenap penduduk. Dalam keadaan khusus dan mendesak, Ratib tersebut bisa dibaca 7 s/d 41 X berturut-turut.
Begitu hebat fadilah Ratib Sayyid Umar Al-Attas, hingga Sayyid Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Muhsin bin Husein Al-Attas menyatakan bahwa :
“orang yang mengamalkan Ratib tersebut, tidak akan terluka, jika pada suatu hari terpatuk ular.”orang yang bisa mengamalkan ratib-ratib itu tidak akan merasa takut, ia akan selamat dari segala yang ditakuti.” Kata beliau.
5. Referensi
- Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Sayyid Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba’alawy, karya Al-Allamah Al-Sayyid Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba’alawy
- Alawiyin, Asal Usul & Peranannya, karya Sayyid Alwi bin Ahmad Bilfaqih
- Kitab Syamsu Dzahirah Fi Nasabi Ahlibait
- Kitab Masrurrawi Fi Manaqib Bani Alawi
- Buku Menelusuri Silsilah Suci Bani Alawi
Lokasi Terkait Beliau
Belum ada lokasi untuk sekarang
Memuat Komentar ...