Talut Vs Jalut, wong Cilik Vs Elit

 
Talut Vs Jalut, wong Cilik Vs Elit

LADUNI.ID - Sepeninggal Nabi Musa dan Nabi Harun عليهما السلام, pemuka Bani Israel sowan kepada Nabi Samuel. Memohon diberi petunjuk untuk mencari sosok seorang yang bisa memimpin mereka melawan kezaliman penguasa.

Nabi Samuel bermunajat, berdasarkan petunjuk Allah saw Nabi Samuel mengatakan sosok yang dipilihkan Allah adalah Talut. Seorang pria 'biasa', bukan kalangan ningrat, bukan keturunan Nabi bukan pula keturunan raja-raja.

Imam Muqatil bin Sulaiman dalam tafsirnya yang ditulis permulaan abad 2 H, mengatakan;
وكان طالوت فيهم حقير الشأن

Talut diantara mereka paling rendah kastanya.

Nabi-nabi dilahirkan dari keturunan Lāway sedangkan raja-raja keturunan Yahūďa bin Yaqūb, sedangkan Talut berprofesi sebagai penyamak kulit binatang, mengolah kulit menjadi peralatan dan perkakas rumah tangga. Ia keturunan Bunyamin, bukan klan yang melahirkan Nabi bukan pula yang melahirkan raja.

Elit Bani Israel, yang anti asing aseng dan penguasaan sumberdaya alam oleh segelintir elit, padahal mereka elit itu sendiri, komplain kepada Nabi Samuel,

قَالُوۤاْ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ٱلْمُلْكُ } ، يعنى من أين يكون له الملك { عَلَيْنَا } ، وليس طالوت من سبط النبوة ولا من سبط الملوك، وكان طالوت فيهم حقير الشأن دون، { وَنَحْنُ أَحَقُّ بِٱلْمُلْكِ مِنْهُ } ، منا الأنبياء والملوك، وكانت النبوة فى سبط لاوى بن يعقوب والملوك فى سبط يهوذا بن يعقوب، { وَلَمْ يُؤْتَ } طالوت { سَعَةً مِّنَ ٱلْمَالِ } أن ينفق علينا،

"[Bagaimana dia menjadi Presiden, pemerintah kami]...[kami lebih berhak menjadi Presiden] kami keturunan ulama kami keturunan pejabat...[dan Talut juga kismin, misqueeeen]...[tidak punya harta ] untuk mensejahterakan kami.

Nabi Ismail [versi Muqatil Ismail tapi bukan bin Ibrahim, sedangkan versi Al-Qurtubi Samuel] menjawab

{ قَالَ } لهم نبيهم إسماعيل: { إِنَّ ٱللَّهَ } عز وجل { ٱصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ } ، يعنى اختاره
[Allah swt memilihnya, menghendaki Talut menjadi Presiden kalian].

Demikian jika Allah menghendaki Talut menjadi satrio piningit, seorang Presiden yang sebelumnya tidak pernah diduga dan tidak diharapkan kehadirannya oleh kalangan elit, tapi melalui tangannya, Allah membebaskan Bani Israel dari kekejaman Jalut, dan memabwa Bani Israel kepada kemakmuran dan kejayaan. Kelak kerajaannya dilanjutkan oleh menantunya, Dawud, dan cucunya Sulaiman. (Bukan Slemah Jogja ya).

Berdasarkan LHKPN, kekayaan Talut mungkin tidak sampai 50 M, beda dengan keturunan Yahūďa, capres keturunan pejabat yang hartanya sampai 1.9 T, atau seperti cawapres santri Pos Islamise keturunan Lāway yang hartanya sampai 2.4 T, tapi Allah menghendaki orang yang dianggap keturunan China, keturunan PKI, antek asing, bukan trah ningrat; singkat kata Allah menghendaki orang yang dianggap paling hina dibandingkan mereka menjadi Presiden.

Peristiwa sekitar 3000 tahu lalu. Tapi selalu relevan, kasusnya sama, motifnya sama, beda aktor, beda geografi dan demografi saja.

[Dielaborasi dari tafsir al jami li ahkam al Quran al Qurtubi dan tafsir al Kabir imam Muqatil bin Sulaiman]

Oleh: Ahmad Tsauri