BPCB Trowulan ; Area Situs Majapahit Steril dari Aktivitas Tol Mapan

 
BPCB Trowulan ; Area Situs Majapahit Steril dari Aktivitas Tol Mapan

LADUNI.id, Malang – Badan Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur telah memasang garis pembatas di area penemuan situs bangunan kerajaan Majapahit di kawasan proyek jalan tol Malang-Pandaan.

Situs berupa batu bata itu, berada di Kilometer 37 atau seksi lima di Desa Sekarpuro, Kabupaten Malang. BPCB berharap untuk sementara proses pembangunan jalan tol dengan alat berat tak dilakukan di area situs karena dikhawatirkan merusak situs.

“Kita minta kesadaran pengembang agar memberi waktu BPCB minimal diberi area khusus untuk investigasi, area itu harus steril sebelum diputuskan apakah layak di eskavasi atau tidak,” kata BPCB Trowulan, Korwil Pasuruan, Sulikhin, Minggu, (10/3/2019).

BPCB memastikan 80 persen situs yang ditemukan jaman kerajaan Majapahit. Selain di temukan batu bata berupa bangunan. Warga juga menemukan kepingan koin, uang koin, guci, potongan keramik dan cermin dari perunggu.

“Kita lihat kita survei ini 80 persen peninggalan Majapahit. Eskavasi nanti itu untuk melihat bentuk asli bangunan ini. Arkeolog dari Trowulan yang bakal melakukan eskavasi,” papar Sulikhin.

Arkeolog Universitas Negeri Malang, M Dwi Cahyono memperkirakan situs yang ditemukan berusia 400 hingga 900 tahun yang lalu. Situs ini diduga kuat merupakan pemukiman penduduk kerajaan Majapahit pada abad ke 10 hingga 15.

“Ini sebuah kota di jaman Majapahit. Dalam wilayah Nagari Kabalon yang dipimpin putri Hayam Wuruk, yakni Kusumawardani. Saat itu, Sekarpura menjadi bagian dari dusun yang melingkari kota Madyapura,” ucap Dwi.

Dwi mengatakan, pada jaman Majapahit konsep pembangunan kota menggunkan empat arah mata angin. Madyapura sebagai pusat kota, dikelilingi empat desa yakni, Ngadipuro, Sekarpuro, Lesanpuro dan satu desa yang saat ini belum diketemukan.

“Puro berasal dari pura artinya kota. Sedangkan hingga saat ini di dekat Sekarpuro, ada Madyopuro, Ngadipuro, dan Lesanpuro. Madyopuro sebagai pusatnya, dikelilingi empat pura, harusnya ada satu daerah lagi yang bernama puro, tapi belum ditemukan,” tandasnya. (*)

Sumber : beritajatim.com