Biografi Nyai Hj. Rochimatul Ulya, Ulama Pejuang Al-Qur’an dari Magelang

 
Biografi Nyai Hj. Rochimatul Ulya, Ulama Pejuang Al-Qur’an dari Magelang
Sumber Gambar: GrabagCenter

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Mendirikan Pesantren

4.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga
Pesantren Rahmatullah Cokro Grabag Magelang merupakan salah satu Pesantren yang mempunyai andil besar dalam melahirkan para perempuan penghafal Al-Qur’an (hafidzah). Keberadaan Pesantren ini dan ketokohan pengasuhnya, Nyai Hj. Rochimatul Ulya, makin meneguhkan kota Magelang sebagai Kota Santri. Dalam kurun waktu tiga dasawarsa, pesantren ini telah berhasil menjalankan misinya mengembangkan pengajaran agama Islam khususnya hafalan Al-Qur’an.

1.1 Lahir
Nyai Rochimatul Ulya lahir di Desa Kauman, sebelah utara kompleks Masjid Agung Demak pada 12 September 1959 M. dari pasangan KH. Ahmad Fadholi dan Nyai Hj. Zaenab Mahmudah.

Ayahnya memiliki spirit yang besar dalam pengembangan dakwah di kota wali, pernah menjabat sebagai Kepala Kemenag Demak dan ketua Takmir masjid Agung Demak. Karena inilah mungkin di kemudian hari, sang anak menjadi salah satu pengemban dakwah dan penjaga Al-Qur'an di Magelang, "kata Dosen Fakultas Agama Islam Unissula, H Samsudin S.Ag M.Ag".

1.2 Riwayat Keluarga
Nyai Hj. Rochimatul Ulya dinikahi oleh KH. Hisyam Asy’ari, dari pernikahan beliau dikaruniai putra-putri beliau, yakni:

  1. Nyai Hj. Nur Laila Hasun diperistri KH. Amarudin Shuheb Muhibbi,
  2. KH. Muhammad Nurul Ula,
  3. KH. Ahmad Nadzir Muhyidin,
  4. Nyai Hj. Rahmatul Miladiyah,
  5. KH Ahmad Murtadho.

1.3 Wafat
Nyai Hj. Rochimatul Ulya dikenal sebagai sosok pekerja keras dan memiliki disiplin tinggi. Wafat dalam usia relative muda, 50 tahun, pada 09 September 2009. Sepeninggal Nyai Hj. Rochimatul Ulya, kini Pesantren diasuh oleh suami beserta putra-putri dan menantu.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Sepulang dari nyantri tahfizh di Pesantren BUQ (Bustanu Usysyaqil Qur’an) Demak, yang dibimbing langsung oleh Nyai R. Muhammad (Ibu dari KH. Harir Muhammad), kata Samsudin, dilanjutkan tabarrukan dengan KH. M. Arwani Amin Kudus.

2.2 Guru-Guru

  1. KH. Ahmad Fadholi (ayah),
  2. Nyai Hj. Zaenab Mahmudah (ibu),
  3. Nyai R. Muhammad,
  4. KH. M. Arwani Amin Kudus,

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Mendirikan Pesantren
Mengawali pengabdiannya, Nyai Hj. Rochimatul Ulya membuka pengajaran Al-Qur’an di rumahnya di sebuah perkampungan yang sejuk dan damai, Desa Cokro, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

“Seiring berjalannya waktu, santri beliau makin bertambah banyak. Bahkan, bukan hanya dari desa Cokro dan sekitarnya, tapi juga dari luar kota Magelang. Rumah beliau tidak lagi cukup menampung para santri. Lalu, lahirlah gagasan untuk mendirikan Pesantren," jelas Samsudin.

Pada 1983 M. Pesantren Rohmatullah didirikan di Desa Cokro, setelah mendapatkan restu dari seorang ulama besar KH. Hasan Asy'ari atau lebih populer dengan sebutan Mbah Mangli yang berdomisili tidak jauh dari Desa Cokro, yaitu di lereng Gunung Andong Desa Girirejo, Ngablak Magelang.

"Bersama suaminya, KH. Hisyam Asy'ari, Pesantren Rohmatullah mencapai kemajuan serta mendapat dukungan dari masyarakat. KH. Hisyam Asy'ari pernah mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren serta mempunyai lahan pekarangan yang luas. Di kalangan masyarakat Cokro dan sekitarnya, beliau dikenal memiliki sikap yang bersahaja, sehingga disegani oleh masyarakat di desanya. Di sisi lain, Nyai Hj. Rochimatul Ulya adalah seorang hafizhah yang memiliki garis keturunan keluarga Pesantren dari Demak," ujarnya.

Pasangan suami istri ini dapat diibaratkan tumbu ketemu tutup yang berarti pas, cocok, dan tepat. Nyai Hj. Rochimatul Ulya yang berlatar belakang tradisi Pesantren dipertemukan dengan suami yang memiliki fasilitas tempat dan kemampuan yang memadai, serta ditunjang dukungan  masyarakat setempat. Simbiosis mutualisme itu kemudian membuahkan hasil yang patut diapreasiasi. Terbukti, dalam perkembangannya, sebagai Pesantren tahfizh, Pesantren ini tak henti mengembangkan program-program pendidikan.

Di atas tanah seluas 3.727 m telah berdiri unit pendidikan formal dan non-formal. Selain menyelenggarakan program tahfizhul Qur’an, Madrasah Diniyah, dan kajian kitab salaf, Pesantren ini juga membuka Madrasah Diniyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah untuk menampung santri yang jumlahnya terus bertambah serta masyarakat sekitar.

"Tongkat estafet pengelolaan Pesantren Rohmatullah yang merupakan arena persemaian para penghafal Al-Qur'an kini telah beralih dari Nyai Hj. Rochimatul Ulya kepada generasi penerusnya. Namun ketokohannya sebagai salah satu Ulama perempuan pejuang Al-Qur’an layak disematkan kepada beliau, karena dari perjuangannya mampu berkontribusi melahirkan ratusan hafizhah di negeri tercinta Indonesia," pungkasnya.

4. Referensi 

  1. GrabagCenter
  2. suaramerdeka.co
 

Lokasi Terkait Beliau

List Lokasi Lainnya