KH Abdullah Syamsul Arifin; Isra’ Mi’raj Ajarkan Keseimbangan Hubungan antar manusia dan Allah

 
KH Abdullah Syamsul Arifin; Isra’ Mi’raj Ajarkan Keseimbangan Hubungan antar manusia dan Allah

LADUNI.id, Jember - Alur perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW ternyata menggambarkan pola keseimbangan antara menjaga hubungan antar manusia dan hubungan dengan Allah. Sebab, yang mula-mula dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah Isra’, yakni perjalanan dari Mekah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Sebuah perjalanan horisontal, yang menggambarkan betapa pentingnya menjalin  hubungan dengan sesama manusia.

“Baru setelah Isra’, Nabi Muhammad melakukan Mi’raj, yaitu naik (dinaikkan) ke sidratil muntaha menghadap sang Ilahi untuk menerima perintah shalat dan sebagainya. Dan di sinilah, dibangun hubungan vertikal,” tukas Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin saat memberikan tausiyah dalam Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Lingkungan Panji, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur, Selasa (12/3) malam.

Gus Aab, sapaan akrabnya, menguraikan bahwa makna penting dari alur perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad yang ‘mendatar’ lalu ‘naik’ itu memberikan pesan bahwa manusia perlu menjaga pola keseimbangan dalam menjalani kehidupan, antara urusan duniawi dan ukhrowi.

“Islam mengajarkan kita agar seimbang dalam segala hal. Misalnya, shalat rajin, wiridan rajin, tak turun-turun dari masjid, hingga melalaikan tanggung jawabnya pada keluarganya dan masyarakat, itu tidak baik. Jangan dipikir itu baik, masuk surga. Bukan begitu caranya. Begitu juga, bekerja terus-terusan, hingga melupakan shalat dan sebagainya, juga tak terpuji,” urainya.

Pola keseimbangan itu sejak lama dianut NU, yakni dengan memegang prinsip tawasshut (moderat), baik dalam beragama, berbangsa maupun bernegara. Dengan memegang teguh prinsip tawasshut itu, NU selalu tampil elegan, dan menjadikan Islam benar-benar sebagai rahmatal lil ‘alamain.

“NU moderat, tapi tetap mempunyai prinsip dan pendirian,” pungkasnya. (NU Online)