Doa Rasulullah ketika Mendengar Petir

 
Doa Rasulullah ketika Mendengar Petir
Sumber Gambar: Pixabay, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan. Dalam ilmu pengetahuan memang demikian pengertiannya. Tetapi jika dilihat dari sisi agama, maka semua itu adalah kehendak Allah SWT. Karenanya, di samping secara teori ilmu pengetahuan, bahwa petir bisa menyambar dan dianjurkanlah agar setiap orang berlindung di tempat-tempat tertentu agar tidak terkena sambarannya, tetapi karena itu adalah kehendak Allah SWT, maka sebagai umat Islam kita harus juga mengembalikan hal itu kepada Allah dan dengan demikian harus berdoa memohon perlindungan-Nya dari segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi. 

Dalam Kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik, dijelaskan mengenai sebuah riwayat melalui sanad yang shahih, bahwa ketika mendengar petir, Rasulullah pernah menghentikan pembicaraannya lalu mengucapkan kalimat berikut:

سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ 

"Maha Suci (Allah) Dzat yang guruh/petir itu bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya."

Dalam riwayat lain dengan sanad yang dhaif (lemah), doa lain Rasulullah saat mendengar guruh adalah berikut ini:

اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنا بِغَضَبِكَ ولا تُهْلِكْنا بِعَذَابِكَ وَعافِنا قَبْلَ ذلك

"Ya Allah, jangan Kau bunuh diri kami dengan murka-Mu, dan jangan Kau rusak diri kami dengan siksa-Mu, dan maafkanlah kami sebelum semua itu."

Demikianlah doa Rasulullah SAW ketika mendengar petir menyambar. Jika doa yang kedua menunjukkan kecemasan akan murka dan mati sebelum dosa-dosa terampuni, maka yang pertama tidak demikian. Menurut Imam An-Nawawi, sebagaimana dijelaskan di dalam Kitab Al-Adzkar, doa yang pertama mengesankan adanya kesadaran bahwa petir dan malaikat pun bertasbih dan memuji Allah SWT. Keduanya sunnah diamalkan sebagai bentuk dzikir kepada-Nya. Wallahu 'Alam bis Showab. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 18 Maret 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim