Ketika Jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki Dibongkar Pemerintah Arab Saudi

 
Ketika Jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki Dibongkar Pemerintah Arab Saudi

LADUNI.ID, Abuya As-Sayyid Muhammad wafat pada tanggal 15 Ramadhan 2004. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman umum, Ma’la, Makkah. Sebagaimana biasanya sesuai peraturan pemerintah Arab Saudi, jenazah yang telah berusia 1 tahun akan dipindahkan dari Ma’la ke tempat lain karena akan ditempati oleh jenazah yang lain.

Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani dikenal sebagai ulama alim terkemuka Ahlussunnah wal Jamaah. Ia juga dikenal sebagai ulama yang memiliki pengaruh luas baik di Timur Tengah maupun di Indonesia. Meskipun ia telah wafat, namun karamahnya masih menjadi perbincangan di kalangan umat Islam, termasuk para santri-santrinya di Indonesia.

Pada tahun 2005, satu persatu makam yang telah berusia 1 tahun dibongkar, termasuk makam As-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Namun demikian, betapa terkejutnya para petugas pemakaman ketika mendapati jenazah Abuya As-Sayyid Muhammad masih utuh, bahkan mengeluarkan wangi yang amat harum. Karena itu petugas tidak berani memindahkan jenazah Abuya. Mereka memutuskan untuk kembali menutup makam Abuya.

Pada tahun berikutnya, atas perintah kerajaan Arab Saudi, dilakukan kembali pembongkaran terhadap makam Abuya As-Sayyid Muhammad. Akan tetapi, jenazah itu kembali masih tampak utuh dan mengeluarkan wangi yang sangat harum di hadapan para petugas makam. Mereka pun kembali memutuskan untuk tidak memindahkannya dan menutup kembali makam Abuya.

Selama beberapa tahun kemudian, tidak ada perintah pembongkaran makam. Baru pada tahun 2009, jenazah yang telah berusia 5 tahun itu kembali dibongkar. Peristiwa beberapa tahun lalu kembali terulang, bahkan pada saat itu terlihat dengan jelas kuku dan rambut Abuya bertambah panjang.

Menyaksikan kejadian itu, para petugas makam pun menceritakan kepada keluarga dan orang-orang terdekat, sampai cerita ini tersebar luas di kalangan umat Islam hingga di Indonesia. Peristiwa itu memberi hikmah bahwa Allah akan senantiasa menjaga manusia pilihanNya baik ketika masih hidup maupun setelah wafat.

Wallahu A’lam

Sumber : Dari Berbagai Sumber