Brexit Diperpanjang Hingga Akhir Oktober, Inggris Lega

 
Brexit Diperpanjang Hingga Akhir Oktober, Inggris Lega

LADUNI.ID, Jakarta - Hingga perundingan alot sampai larut malam di Brussel, Belgia selesai, para pemimpin negara anggota Uni Eropa akhirnya sepakat menawarkan perpanjangan waktu untuk Brexit sampai 31 Oktober 2019.

Perdana Menteri Inggris Theresa May sebelumnya memang melakukan kunjungan khusus ke Berlin dan Paris untuk menemui Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan memohon perpanjangan waktu lagi.

Dalam perundingan yang berlangsung pada hari Rabu (10/4) di Brussel itu berjalan alot, karena Perancis sebelumnya hanya setuju memberi perpanjangan waktu "beberapa minggu saja", agar Inggris "secepat mungkin bisa meninggalkan Uni Eropa".

Akan tetapi, Jerman mengusulkan waktu yang lebih panjang "sampai setahun". Akhirnya disepakati batas waktu 31 Oktober 2019 sebagai kompromi. Syaratnya: Inggris harus ikut dalam pemilu Eropa akhir Mei mendatang.

Sementara itu, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan, perpanjangan itu diharapkan membuka kemungkinan bagi Inggris "menemukan solusi terbaik." "Malam ini Dewan Eropa memutuskan untuk memberikan kepada Inggris perpanjangan fleksibel... hingga 31 Oktober. Ini berarti tambahan enam bulan lagi untuk Inggris," terang Donald Tusk dalam konferensi pers tengah malam kemarin.

Setelah keputusan tersebut, PM Inggris Theresa May bisa bernafas lega dengan keputusan itu, karena seharusnya batas waktu yang sudah diperpanjang untuk Brexit berakhir 12 April. Theresa May segera bereaksi setelah mendengar kesepakatan itu dan mengatakan, dia berjanji untuk berupaya keras agar Inggris bisa "pergi sesegera mungkin." Dia mengatakan bahwa dia "dengan tulus menyesali" fakta bahwa dia belum berhasil membujuk parlemen Inggris menyepakati sesuatu untuk proses Brexit.

"Saya tahu ada banyak frustrasi dari banyak orang, karena saya harus meminta perpanjangan ini," tutur Theresa May.

Selain daripada itu, dia mengatakan akan berupaya agar Perjanjian Brexit yang dia rundingkan dengan Uni Eropa dan sudah ditolak tiga kali ditolak oleh parlemen bisa diterima mayoritas anggota parlemen dalam triga minggu ke depan. Perpanjangan waktu yang diberikan Uni Eropa "memungkinkan kita untuk melakukan itu," katanya.

Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa perundingan pada "malam yang intens" itu menunjukkan kesatuan Uni Eropa. "Bagi Jerman, satu hal jelas: kami berjuang dan mengupayakan Inggris keluar dari Uni Eropa secara teratur," jelas Merkel.

'Jangan buang waktu ini'
Kendati demikian, Donald Tusk mengatakan kepada wartawan, bahwa selama enam bulan perpanjangan waktu itu, proses Brexit "akan sepenuhnya berada di tangan Inggris." Jika Inggris meratifikasi Perjanjian Brexit, maka Inggris bisa langsung meninggalkan Uni Eropa saat itu juga, tanpa menunggu lebih lama lagi. Donald Tusk memperingatkan: "Tolong jangan buang waktu lagi."

Adapun Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker yang hadir juga dalam kesempata itu mengatakan dia puas dengan hasil perundingan dan perpanjangan waktu tambahan yang diberikan kepada Inggris, namun dia mengingatkan bahwa Uni Eropa tidak akan menegosiasikan ulang Perjanjian Brexit yang sudah ada.

"Perjanjian Brexit harus dihormati secara keseluruhan," kata Juncker. Dia juga menegaskan lagi bahwa Inggris harus berpartisipasi dalam pemilihan Uni Eropa pada bulan Mei. "Itu mungkin tampak aneh, tetapi aturan adalah aturan dan kita harus menghormati hukum Eropa," pungkas Juncker.