Empat Cara Untuk Mengetahui Kekurangan Diri Sendiri

 
Empat Cara Untuk Mengetahui Kekurangan Diri Sendiri
Sumber Gambar: Selasa Kliwon, 9 Mei 2023 laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta – Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari dosa dan kesalahan. Karena itu, Islam mengajarkan untuk memperbaiki terus menerus agar menjadi Muslim yang lebih baik setiap harinya. Dan Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk terbaik.
Ia diciptakan dengan bentuk fisik yang indah, juga diberi perangkat lunak yang sempurna, seperti akal pikiran, rasa, dan karsa (kehendak).

Manusia berbeda dari makhluk Allah SWT  lainnya. Malaikat diciptakan hanya memiliki akal tanpa diberi syahwat dan nafsu. Hewan dibekali syahwat sehingga hidupnya hanya mengikuti keinginan kebutuhan badannya; makan, minum, berhubungan badan dan segala keinginan yang bersifat jasmaniah. Sementara setan diciptakan hanya dengan bekal nafsu sehingga sepanjang hidupnya selalu ingkar akan nikmat Allah SWT.

Maka dari itu Kelebihan dan kekurangan diri kita seringkali diibaratkan sebagai dua sisi mata pisau yang sama. Sebenarnya tidak ada yang salah untuk mengakui kekurangan diri sendiri. Apalagi hal ini penting ketika kita sedang mengejar mimpi. Kalau kekurangan ditutupi, bisa jadi kita akan gagal dalam mengejar mimpi tersebut.

Imam Al-Ghazali dalam karya besarnya Kitab Ihya ‘Ulumiddin (juz 3, hlm 62) memberi metode praktis bagaimana cara kita untuk mengetahui kekurangan kita.
Beliau menerangkan bahwa ada empat cara, jika kita ingin mengetahui kekurangan-kekurangan diri, antara lain:

إعلم أن الله عز وجل إذا أراد الله بعبد خيرا… بصره بعيوب نفسه، فمن كانت بصيرته نافذة… لم تخف عليه عيوبه، فإذا عرف العيوب… أمكنه العلاج، ولكن أكثر الخلق جاهلون بعيوب أنفسهم، يرى أحدهم القذى فى عين أخيه ولا يرى الجذع فى عين نفسه.

Ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla jika menginginkan kebaikan kepada hambanya… Allah menunjukkan kekurangan dirinya, maka siapa yang mata hatinya terbuka… pasti akan terlihat kekurangan dirinya, jika dia mengetahui kekurangan dirinya… maka memungkinkan baginya untuk mengobatinya, akan tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui kekurangan diri mereka, salah seorang dari mereka bisa mengetahui kekurangan orang lain tapi tidak bisa mengetahui kekurangan dirinya.

فمن أراد أن يقف على عيب نفسه… فله أربعة طرق

Maka barangsiapa yang ingin mengetahui kekurangan dirinya… maka baginya empat jalan atau cara:

الأول : أن يجلس بين يدي شيخ بصير بعيوب النفس، مطلع على خفايا الآفات

Pertama: Duduk di hadapan seorang guru yang mengetahui kekurangan dirinya dan dapat melihat hal-hal jelek yang samar.

Sering duduk bersama gurunya. Sebagaimana pada umumnya, guru mampu melihat kekurangan-kekurangan muridnya, secara spontan terkadang nasihatnya sesuai dengan kondisi hati, keresahan dan kegelisahan terkadang nampak nyata didepan para guru, kondisi muridnya dimasyarakat pun sama, nampak jelas.

Senada dengan penjelasan  Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari :
Guru dan murid ibarat dokter dan pasien, pasien yang sakit, ia harus senantiasa menerima petunjuk dokternya. Berapa kali ia harus meminum obat dalam sehari, pola makan yang harus dijaga dan hal-hal lain yang diperintahkan oleh sang dokter. Demikian pula murid, bila ia ingin sembuh dari penyakit kebodohan dan kekurangannya, ia harus menuruti resep tanggapan dari gurunya. Pasien yang sulit diarahkan, maka sulit juga baginya untuk sembuh dari penyakit yang dilanda.

الثاني : أن يطلب صديقا صدوقا بصيرا متدينا، فينصبه رقيبا على نفسه ليلاحظ أحواله وأفعاله، فما كرهه من أخلاقه وأفعاله، وعيوب الباطنة والظاهرة… ينبهه عليه

Kedua: Mencari teman yang jujur, mengerti kekurangan dirinya dan menjalankan perintah agama, maka dia menjadikannya pemantau dirinya untuk memerhatikan keadaan dan perbuatan-perbuatannya, apa yang dia lihat tidak baik dari akhlak, perbuatan dan kekurangan lahir dan bathin… dia mengingatkannya atas hal itu.

الطريق الثالث : أن يستفيد معرفة عيوب نفسه من ألسنة أعدائه

Ketiga: Hendaknya dia mengambil faedah untuk mengetahui kekurangan dirinya dari lisan-lisan musuhnya.
Jangan dikira musuh itu selalu mencelakakan dan memporak-porandakan, tidak, itu tidak benar. Bagi yang berjiwa matang, dada yang lapang, musuh bisa menjadikan seseorang semakin kuat dan bisa semakin baik, sebab dengan pandangan-pandangan kebencian kekurangan yang ada pada diri seseorang bisa lebih nampak nyata dan mempermudah untuk mengobatinya.

Bahkan kemungkinan manfaat yang dapat diperoleh dari seorang musuh yang mencaci maki dan yang menyebut kekurangan-kekurangan kita lebih besar faidahnya daripada kawan yang selalu memuji dan menutupi kekurangan-kekurangan kita.
“Musuh yang baik adalah mereka yang membuka kekurangan kita, dan teman yang jelek adalah mereka yang tidak pernah menegur dan mengingatkan kita disaat kita salah.”

الطريق الرابع : أن يخالط الناس، فكل ما رآه مذموما فيما بين الخلق فليطالب نفسه به وينسبها إليه؛ فإن المؤمن مرآة المؤمن، فيرى من عيوب غيره عيوب نفسه،

Keempat: Berkumpul dengan orang, maka setiap apa yang dilihatnya dari orang lain tercela hendaknya dia menuntut dirinya dengannya dan menjauhinya; karena seorang mukmin cermin untuk mukmin lainnya, melihat kekurangan orang lain sama dengan melihat kekurangan yang ada pada dirinya,

قيل لعيسى عليه السلام : من أدبك؟ قال : ما أدبني أحد، رأيت جهل الجاهل شينا فاجتنبته

Nabi 'Isa 'alaihissalam ditanya: Siapa yang mengajarkan adab kepadamu? Beliau menjawab: Tidak ada yang mengajari aku adab, aku melihat kebodohan orang bodoh itu jelek maka aku menjauhinya.

Kita harus sadar, bahwa waktak seseorang hampir sama yaitu sama-sama cenderung mengikuti hawa nafsu, sehingga kekurangan yang ada pada orang lain bisa jadi juga ada pada diri kita, bisa lebih parah atau lebih sederhana. Maka kita perlu mengoreksi diri sendiri jika melihat perkara yang tak elok sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki diri.

Setelah kita tahu apa kekurangan kita, seharusnya kita mencari solusi bagaimana menghadapinya. Dengan begini, kita semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas hidup kita.  Karena itu perbanyaklah membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallohu Alaihi Wasallam.

 

Sumber : Kitab Ihya' Ulumuddin Juz 3 

___________
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Selas Kliwon, 9 Mei 2023. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.

Editor : Sandipo

Selas Kliwon, 9 Mei 2023
Selasa  : 3
Kliwon : 8