Kekuatan Spritual di Balik Tasbih dan Surban Hijau Jokowi Menuju Kesuksesan

 
Kekuatan Spritual di Balik Tasbih dan Surban Hijau Jokowi Menuju Kesuksesan

LADUNI. ID, KOLOM- DUNIA ini merupakan tempat kita bercocok tanam sebelum menuju kampung halaman kita kelak di akhirat.  Rumah kita sebenarnya adalah surga sebagaimana bertempatnya Adam dan Hawa sebelumnya.

Salah satu ciri khas surga itu diwakili oleh warna hijau. Keberadaan di balik warna hijau itu mempunyai makna tersendiri nan religius. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam firman-Nya: : “Penduduk Syurga itu ( bersenang-senang) di dalamnya dengan) berbaring di atas (bantal-bantal) dan cadar-cadar yang HIJAU warnanya serta permaidani-permaidani yang sangat indah.” (Surah Ar-Rahman : Ayat 76)

Warna hijau sebagai simbol kedamaian, kesejukan dan makna lainnya yang mampu memberi sugesti tersendiri. Multi warna yang pernah ada didunia ini, lantas Allah menghiasi surga dengan warna tersebut,  tentunya ada rahasia tersembunyi dan hikmahnya. Mereka penghuni surga akan berpakaian dengan warna terindah tersebut. Ini juga sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Insan berbunyi : “Mereka di dalam Syurga memakai pakaian HIJAU yang diperbuat dari sutera halus dan sutera tebal (yang bertekat), serta mereka dihiasi dengan gelang-gelang tangan dari perak dan mereka diberi minum oleh Tuhan mereka dengan sejenis minuman ( yang lain) yang bersih suci.” (Surah Al-Insan : Ayat 21)

Dalam ayat yang lain juga dipertegas dengan bunyinya ” Mereka (Ahli syurga) mengenakan pakaian sutra halus yang HIJAU dan sutra tebal” (Surah Al-Kahf).

Salah seorang mursyid tarekat terbesar di dunia Syaikh Nadzim Haqqani, menyebutkan dalam untaian yang di sanadkan kepada beliau :

Hijau adalah warna kehidupan.
Ini adalah warna yang diturunkan dari langit.
Ini adalah warna Sundus al-Ahdhar, sutra hijau dipakai di surga oleh penduduknya.
Ini adalah warna kesukaan dari penduduk surga.

Ini adalah warna yang paling indah yang ditemukan di surga.
Ini adalah warna yang paling indah dari semua warna.

Ini adalah warna yang dicintai oleh para malaikat.Di mana, bagaimana dan mengapa untuk menggunakan warna hijau?
Kenakan warna hijau.

Sundus al-Ahdhar adalah sutra hijau surga, wanita harus mengenakan syal sutra hijau di kepala mereka. Maulana berkata, “Wahai wanita, mulai saat ini hiasilah diri kalian dengan yang hijau!” Wanita harus mengenakan pakaian hijau gelap (tua), bukan hijau muda. Kita harus mencoba untuk menggunakan setidaknya satu warna pakaian hijau setiap saat. Mungkin dengan menggunakan selendang (syal) hijau di sekitar leher kita atau menggunakan surban hijau atau penutup kapas di kepala kita yang warna hijau. Setidaknya, perempuan dan laki-laki harus ada pin roset hijau di dada mereka.

Warna hijau baik surban atau sejenisnya itu salah satu warna pakaian yang dipakai oleh dalam keseharian walaupun warna lainya seperti putih juga termasuk warna pilihan dalam pandangan syariat Islam.

Menerima sesuatu dari ulama dengan warna khas seperti warna hijau tentunya mempunyai makna tersendiri, seperti yang dilakukan Ulama sepuh nusantara KH. Maimun Zubair kepada salah seorang putra terbaik bangsa yang saat masih menjadi pemimpin negeri ini dan selanjutnya juga meneruskan perjuangannya dengan mencalonkan kembali dirinya dengan salah seorang ulama kharismatik, Joko Widodo di pakaian surban hijau oleh Mbah Maimun sebelum tampil disebuah acara akbar.

Mbah Moen terlihat memberikan sorban berwarna hijau kepada Jokowi. Mbah Moen meminta Jokowi mengalungkan sorban itu. Mbah Moen mengatakan ini Restu ulama untuk Pak Jokowi. Setelah itu giliran Habib Luthfi memberikan tasbih kepada capres petahana itu. Harapannya, Jokowi tekun beribadah. Tasbih berwarna biru itu juga langsung dipakai Jokowi

Tentunya lakon seperti ini menjelang penentuan siapa yang akan menjadi pemimpin bangsa selanjutnya oleh ulama sepuh bahkan sosok yang waliyullah ini sebuah isyarat untuk sosok pemimpin negeri muslim terbesar ini.

Mungkin dianggap itu kurang memberikan sebuah sugesti dan isyarah kode alam, namun pemimpin sufi dunia Habib Luthfi yang telah dinobatkan dalam oleh para mursyid dan ulama sufi dunia dengan memberikan tasbih juga dengan warna yang khas berwarna biru, ini menjadi indikator kuat siapa yang pantas menjadi pemimpin di negeri Sayyidul Sufi Dunia.

Annas bin Malik mengatakan, “Warna yang paling disukai oleh Rasulullah saw adalah hijau.” Namun selain itu Rasul juga ternyata menyukai warna putih. Ada juga keterangan bahwa Nabi Muhammad saw pernah memakai pakaian berwarna hitam, merah hati, abu-abu dan warna campuran.

Sahabat Rasulullah juga memakai sorban hijau, “Bagaimanapun, beberapa Sahabat [radhiallaahu anhum] memakai sorban hijau.” (Musannaf ibn Abi Shaybah)

Hijau juga merupakan warna kegemaran Rasulullah SAW. Kubah Masjid Nabawi sendiri berwarna HIJAU. Simbol-simbol keIslaman di seluruh dunia adalah berwarna hijau. Warna HIJAU juga mampu menjadikan pandangan mata nyaman dan damai.

Jelaslah bahawa warna HIJAU adalah warna Syurga, warna yang disukai oleh Allah yang mencipta warna itu sendiri dan indah pula sehingga menghiasi Syurga. Justeru itu, mudah-mudahan ini membuka hati manusia agar beriman dan menyukai apa yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya

Cukup sudah dua isyarah ulama sepuh, bukan hanya keluasan dibidang intelektual keilmuan dan kesufiannya yang juga diaggap waliyullah itu memberikan isyarah dan kode alam yang sangat penting lewat warna kedamaian,  warna pakaian surga kepada bapak presiden Jokowi. Indahnya warna negeri ini dalam balutan kepemimpinan aura surga, kedamaian dan keberkahan doa para ulama sufi akan menyertai pemimpin dengan bilangan yang ganjil yang di sukai Allah bernomor urut satu menuju keberhasilan yang  terbaik untuk bangsa, agama juga negeri ini. Semoga.

Walllahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq

***Iswadi Arsyad, Pemerhati Masalah Keagamaan dan Sosial Masyarakat asal Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga