Perbanyaklah Mengetuk Pintu Ilahi via Doa

 
Perbanyaklah Mengetuk Pintu Ilahi via Doa

 

LADUNI.ID, HIKMAH- Kita mengetahui bahwa do’a merupakan salah satu sebab terkuat guna menolak hal yang tidak menyenangkan. Do’a adalah musuh bencana, ia menolak dan mengatasi bencana, menghalangi turunnya bencana dan menghilangkannya.

The power doa itu juga bisa meringankan bencana jika terlanjur turun seperti disebutkan dalam hadits terdahulu yang memberikan faedah adanya tiga kondisi terkait posisi do’a dan bencana;

Pertama : do’a lebih kuat dari bencana. Dalam kondisi ini do’a bisa menolak bencana. Kedua :  do’a lebih lemah dari bencana dan bencana lebih kuat darinya sehingga seorang hamba akhirnya tertimpa bencana tetapi do’a masih bisa meringankan bencana tersebut meski  lemah. Ketiga : do’a dan bencana seimbang sehingga satu sama lain saling menolak.

Kendati demikian terkadang pengaruh do’a terlambat karena ia lemah sebab statusnya sebagai do’a yang tidak disukai Allah karena di dalamnya ada unsur permusuhan, atau sebab kelemahan hati (orang yang berdo’a) dan ketiadaan konsentrasinya menghadap kepada Allah ketika  berdo’a.

Hendaknya kita dalam keadaan seperti ini do’a laksana busur yang sangat lembek sehingga  anak panah yang meluncur darinya pun lemah, atau karena ada penghalang  bagi  do’a itu untuk dikabulkan yang berupa memakan yang haram.

Juga disebabkan bermacam dosa yang berkarat dalam hati serta kelupaan, syahwat dan kesenangan yang menguasainya sebagaiman dalam Mustadrak Imam Hakim dari Abu Hurairah ra dari Nabi shallallahu alaihi wasallam:

أُدْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ . وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

 “Berdo’alah kalian kepada Allah seraya meyakini pasti dikabulkan. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak menerima do’a dari orang yang hatinya lalai dan lupa “

Jadi do’a adalah obat mujarab penghilang bencana, akan tetapi hati yang melupakan Allah melemahkan kekuatannya seperti halnya makanan haram yang juga menghilangkan dan melemahkan kekuatannya seperti hadits dari Abu Hurairah ra.

Bunyi hadist Nabi shallallahu alaihi wasallam itu: “Wahai manusia, sesungguhnya Allah Dzat yang bagus tidak menerima kecuali yang bagus dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang – orang beriman dengan apa yang diperintahkan-Nya kepada para utusan, Dia pun berfirman, “Wahai para utusan, makanlah kalian dari yang bagus dan kerjakanlah yang shaleh karena sesungguhnya Aku Mengetahui apa yang kalian kerjakan” (al Mu’minun : 51)dan Dia berfirman, “Hai orang – orang yang beriman makanlah dari sesuatu – sesuatu yang bagus yang telah Aku karuniakan kepada kalian”(al Baqarah : 172)” kemudian Dia menyebutkan seseorang yang jauh melakukan perjalanan dengan rambut awut – awutan dan tubuh berlepotan debu yang menjulurkan kedua tangannya ke langit, “Ya Tuhan, ya Tuhan” sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia dibesarkan dengan makanan haram maka bagaimana mungkin ia dikabulkan?” (HR Muslim)

Sementara itu, Abdullah bin Imam Ahmad menyebutkan (dalam Kitabuz Zuhdi. Milik ayahnya): Bani Isra’il tertimpa bencana. Mereka lalu keluar menuju sebuah tempat. Allah kemudian mewahyukan kepada nabiNya; “Kabarkan bahwa mereka keluar ke tempat rata (Sh’aid) dengan tubuh – tubuh yang najis. Mereka menjulurkan kepadaKu  telapak – telapak tangan yang telah digunakan mengalirkan darah. Dengan telapak – telapak tangan itu pula mereka memenuhi rumah mereka dengan yang haram. Sekarang ketika kemarahanKu menjadi sangat kepada kalian maka kalian tidak bertambah dariKu kecuali semakin jauh”.

Abu Dzar ra berkata: [Cukup do’a bersama kebaikan sebanding dengan garam bersama makanan). Beranjak dari itu mari kita perbanyak berdoa mengetuk pintu ilahi meraih hajat dan ridha-Nya.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Pemungut Hikmah yang Tercecer