Ramadhan Sang Bulan Al-Quran

 
Ramadhan Sang Bulan Al-Quran

LADUNI.ID, KOLOM-Kini kita telah berada di bulan Ramadhan dan hendaknya lebih giat mempergunakan kesempatan dan waktu dalam meningkatkan amal ibadah.

Sangat banyak hadist yang menjelaskan tentang kelebihan Ramadhan. Diantaranya seperti yang disebutkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabdanya: "Apabila bermula malam yang pertama dari bulan Ramadhan, menyerulah malaikat, katanya:

 "Wahai orang-orang yang mahukan kebaikan!  Tampillah mengerjakannya dan wahai orang-orang yang hendak melakukan kejahatan!  Berhentilah dari meneruskannya; (ketahuilah), Allah Taala banyak membebaskan orang-orang yang dijanjikan dengan neraka - daripada memasukinya". Seruan dan keampunan yang demikian, diberikan pada tiap-tiap malam (dalam bulan Ramadhan)."    (HR. Tirmizi dan Nasa'i). 

Dalam  kesempatan yang lain dari 'Uqail dari Ibnu Syihab, katanya : "Aku telah diberitahu oleh ibnu Abi Anas ketua dari kabilah Taimi mengatakan bahawasanya ayahnya memberitahukan kepadanya bahawa Abu Hurairah r.a. berkata : "Rasulullah SAW. berkata :

"Apabila masuk bulan Ramadhan, maka dibukakan pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka Jahanam, dan dirantai semua syaitan."   (HR. Bukhari)

Salah satu diantara ibadah tersebut dengan memperbanyak membaca Al-Quran yang merupakan sebagai pedoman dan petunjuk umat Islam. Siapa  yang membacanya juga termasuk ibadah walaupun tidak mengerti isi dan kandungannya. 

Ramadhan  di identifikasikan sebagai bulan Al-Quran, hal ini disebabkan pada bulan ini alquran di turunkan. Setidaknya momentum ramadhan ini tentu saja menganjurkan kepada kita untuk lebih giat dan tekun dalam membaca, memahami dan menguak rahasia dalam kitab suci tersebut.

Memperbanyak Membaca Al-Quran
Al-Quran sebagai dasar hukum utama umat muslim hendaknya kita di bulan Ramadhan di samping mempelajari dan mengamalkan isi dan kandungan Al-Quran juga memperbanyak membacanya.

 Kita harus merasa dengan baginda nabi yang sangat rajin membaca Al-Quran walaupun beliau sudah di jamin surga dan sosok yang maksum. Fenomena  baginda Rasulullah Saw sendiri orang yang  sangat giat membaca al-Quran di bulan Ramadhan sebagaimana di gambarkan dalam sebuah hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma, ia berkata: 

“Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”

Hadist diatas meununjukkan kepada kita untuk memperbanyak membaca al-quran terlebih di bulan Ramadhan ini. 

Nabi Saw bukan hanya banyak membaca Al-Quran di luar sembahyang bahkan juga beliau memanjangkan bacaan Alqurannya pada saat shalat malam di bulan Ramadhan, melebihi dari malam di bulan lainnya.

Dalam kajian fiqh memanjangkan bacaan Al-quran boleh-boleh saja dan Ini termasuk sesuatu yang disyariatkan bagi mereka yang ingin memanjangkannya sesuai dengan kehendaknya, maka hendaknya ia shalat sendiri.

Namun  boleh juga memperpanjang bacaan dalam shalat berjamaah atas persetujuan para jamaah. Selain itu, maka dianjurkan untuk membaca dengan bacaan yang ringan.

Imam Ahamd berkata kepada sebagian sahabtnya yang shalat bersamanya di bulan Ramadhan, “Mereka itu orang yang lemah, maka bacalah lima, enam, atau tujuh ayat”. Berdasarkan pernyataan Imam Ahmad rahimahullah untuk memperingatkan agar memperhatikan keadaan para makmum dan jangan membebani mereka.

Apa yang di lakukan oleh Rasulullah juga di praktekkan para salafussaleh dan ulama terdahulu. Ini di praktekkan oleh mereka dengan memperbanyak membaca Alquran di bulan Ramadhan  baik di dalam dan luar shalat.

Mereka menambah perhatian mereka terhadap Alquran yang mulia. Contoh teladan ini seperti yang pernah dikerjakan oleh Al-Aswad, beliau mengkhatamkan Alquran setiap dua hari.

Pengalaman yang berbeda juga pernah di praktekkan oleh An-Nakha-I dengan mengkhatamkannya setiap tiga hari, namun di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan beliau tambah giat lagi dari kebiasaannya.

Pengalaman yang tidak kalah hebatnya juga di lakoni oleh sosok yang bernama Qatadah, beliau mengkhatamkan Alquran di setiap tujuh hari namun  di sepuluh hari terakhir Ramadhan wmeningkatkan volume khtamanya sehingga mampu menyelesaikannya khatam dalam tiga hari sekali.

Apabila bulan Ramadhan tiba, Az-Zuhri mengatakan, “Bulan ini adalah bulan membaca Alquran dan memberi makan”.

Bahkan Imam Malik apabila masuk bulan Ramadhan meninggalkan membaca hadits dan berdiskusi bersama penuntut ilmu lainnya, beliau memfokuskan diri untuk membaca Alquran dari mushafnya. Qatadah fokus mempelajari Alquran di bulan Ramadhan.

Hal ini juga di kerjakan oleh Sufyan ats-Tauri apabila datang bulan Ramadhan beliau meninggalkan ibadah sunnah dan menyibukkan diri dengan membaca Alquran.

Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat tentang perhatian para salaafush shalih terhadap Alquran di bulan Ramadhan.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi
Dewan Guru Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga dan Alumni Dayah Baldatul Mubarakah, Kembang Tanjung, Pidie