Sejumlah Perusahaan Uni Eropa Alami Kerugian akibat Perang Dagang AS dan China

 
Sejumlah Perusahaan Uni Eropa Alami Kerugian akibat Perang Dagang AS dan China

LADUNI.ID,  China - Sebagaimana diketahui, akhir-akhir ini telah terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Hal ini tentunya telah menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah perusahaan Uni Eropa terhadap perdagangan global. Para pengusaha Uni Eropa di China mengaku bahwa perang dagang tersebut telah merugikan perusahan mereka.

Seperti dilansir dari AFP, Selasa (22/5), Wakil Presiden Kamar Dagang Uni Eropa di China Charlotte Roule, mengatakan bahwa saat ini perdagangan dipandang sebagai sebuah ketidakpastian di lingkungan bisnis, apakah ada kesepakatan atau tidak, dan juga sebagai sesuatu yang tidak akan diselesaikan dengan cepat.

Sementara itu, hingga saat ini pemerintah AS dan China masih melakukan perundingan perdamaian. akan tetapi, penerapan tarif yang sangat tinggi pada produk kedua negara tetap diberlakukan, meskipun hasil perundingan belum tercapai.
 
Menanggapi hal tersebut, tahun ini seperempat perusahaan Eropa di China juga ikut menaikkan tarif atas produk China. Perusahaan-perusahaan itu memproduksinya di China, kemudian mengekspor ke seluruh dunia. Sementara, enam persen dari total perusahaan Eropa di China terpaksa memindahkan tempat produksinya ke Asia atau Eropa, guna menghindari sanksi AS dengan mematok tarif yang sangat tinggi.

"Masalah mendasar dari perang dagang adalah solusi untuk mengatasi hambatan akses pasar dan tantangan peraturan, sembari menangani reformasi BUMN dan transfer teknologi secara paksa, dan untuk tahun ini sekitar 20 persen dari jumlah perusahaan Eropa di China diminta untuk melakukan transfer teknologi. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari dua tahun sebelumnya." jelas Charlotte Roule.