Nuzulul Quran #4: Di turunkannya Al-Quran ke Lauh Mahfudh

 
Nuzulul Quran #4: Di turunkannya Al-Quran ke Lauh Mahfudh

LADUNI. ID- SEJARAH-Ramadhan merupakan bulan yang istimewa dan berkah banyak peristiwa terjadi pada bulan tersebut, diantaranya turunnya Alquran.

Al-Qur’an sebagai pedoman utama umat muslim dan mempunyai hubungan erat dengan kehidupan Nabi dan masyarakat Arab pada masa awal, sehingga tidak mengherankan ketika ungkapan-ungkapan yang dinarasikan Al-Qur’an mengandung nilai sastra tinggi.

Dalam pandangan Imam Jalaluddin As-Suyuti, penggunaan kalimat-kalimat yang indah dan ungkapan-ungkapan yang penuh dengan sastra itu adalah bentuk mu’jizat Al-Qur’an sebagai respons dari peradaban Arab pada masa Arab yang penuh dengan nilai sastra.


Meskipun diturunkan di daerah Arab dan berinteraksi dengan budaya Arab, bukan berarti Al-Qur’an menjadi bagian dari budaya Arab. Hal tersebut disebabkan orisinalitas dan otentisitas Al-Qur’an dijaga langsung oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Surat al-Hijr 9, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”


Imam Ibnu Jarir at-Thabari dalam tafsirnya menafsirkan bahwa ayat tersebut menjelaskan kesucian Al-Qur’an dari penambahan dan pengurangan atas ayat yang ada di dalamnya, serta ayat Al-Qur’an tidak akan mengandung kebatilan. Yang demikian menandakan bahwa turunnya Al-Qur’an selalu dijaga dan terpelihara dari sifat-sifat negatif.


Berkaitan dengan otentisitas Al-Qur’an, muncul pertanyaan penting: bagaimana proses turunnya wahyu Al-Qur’an? Perihal transformasi wahyu menjadi objek kajian menarik yang banyak dilakukan oleh ulama. Secara tegas mereka menjelaskan makna wahyu dalam artian umum dan pengertian wahyu dalam konteks Al-Qur’an diturunkan pada Nabi Muhammad.


Kita mengetahui bahwa Alquran merupakan kalam Allah yang menjadi sandaran utama umat Islam. Al-quran bukanlah buatan Rasulullah tetapi murni kalam Allah yang Allah turunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril . 

Allah ta`ala memuliakan al-quran dengan membagi fase penurunan al-quran kepada beberapa fase

Di turunkan ke Lauh Mahfudh

Dalil bahwa Allah menurunkan al-quran ke Lauh Mahfudh adalah firman Allah dalam surat al-Buruj ayat 21-22:

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ . فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ

Bahkan ia (yang mereka dustakan) itu ialah Al Quran yang mulia. Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.(al-Buruj ayat 21-22)

Al-quran berada di Lauh Mahfudh dengan cara dan dalam masa yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah dan makhluk yang Allah kehendaki untuk mengetahui perkara ghaibNya.

Hikmah Allah tetapkan al-quran di Lauh Mahfudh kembali kepada hikmah di ciptakan Lauh  itu sendiri yaitu sebagai satu bukti yang menunjuki kebesaran ilmu dan iradah Allah dimana seluruh kejadian yang telah berlalu dan yang akan terjadi telah tertulis di Lauh Mahfudh.

***Helmi Abu Bakar ellangkawi, dikutip dari beberapa sumber