Biografi Abu Bakar Asy-Syibly

 
Biografi Abu Bakar Asy-Syibly
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Daftar Isi Biografi Abu Bakar Asy-Syibly

1.         Riwayat Hidup
1.1       Lahir
1.2       Wafat

2.         Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Perjalanan Menuntut Ilmu
2.2       Guru Beliau

3.         pokok pikiran abu bakar Asy-Syibly

4.         Chart Geneology
4.1       Chart geneology Guru Beliau

4         Referensi

3 Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1  Lahir

Abu Bakar Dulaf ibnu Jasdar Asy-Syibly, beliau dilahirkan di Surraman pada tahun 247 H. Beliau dilahirkan dari keluarga pejabat yang dihormati oleh masyarakat. Beliau mendapat julukan "Asy-Syibly" karena beliau dilahirkan di Syiblah yaitu daerah Khurasan.

1.2  wafat

Abu Bakar Asy-Syibly wafat pada tahun 334 H usia 87 tahun. Beliau dimakamkam di Baghdad. 

2 Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

Asy-Syibly menempuh pendidikannya dengan baik sejak kecil hingga dewasa, sehingga beliau dapat menguasai ilmu Agama dan menguasai ilmu fiqih dan mempelajari ilmu Hadis kepada para ahlinya. Selama dua puluh tahun beliau menempuh pendidikan tersebut kepada para ulama' terkenal dan tokoh sufi.

Setelah  Asy-Syibly mengakhiri kehidupannya sebagai pejabat pemerintahan, beliau memulai membuka lembaran hidup baru dengan menndalami ajaran sufi sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Al-Junaid. Asy-Syibly mendalami ilmu Fiqih dan Tasawuf, beliau belajar berguru kepada Al-Junaid, lebih dulu Asy-Syibly pernah bergabung dengan kelompok diskusi Khair An-Nassaj dan dari kelompok inilah kemudian beliau mendapat saran untuk belajar kepada Syekh Junaid Al-Baghdady, bimbingan yang diberikan oleh Al-Junaid kepada Asy-Syibly diantaranya adalah :

  1. Memantapkan kesabaran dan kejujuran dengan usaha berdagang.
  2. Memantapkan hakikat diri dihadapan manusia dan menumbuhkan ketergantungan kepada Allah SWT,

Kedua bimbingan dan intruksi yang diberikan oleh Al-Junaid dapat dilaksanakan dengan baik oleh Asy-Syibly dan akhirnya Asy-Syibly menjadi Murid Syekh Al-Junaidy. Setelah Asy-Syibly menerima bimbingan dari Al-Junaidy, Asy-Syibly hidup dengan penuh disiplin dan sebagai seorang sufi beliau hidup sampai menggapai Zuhud, Wara', Taqwa dan disertai dengan pandangan sufi yang teguh dalam menghadapi dan memecahkan berbagai macam persoalan yang dihadapi.

2.2  Guru Beliau

Guru-guru Abu Bakar Asy-Syibly:

  1. Syekh Junaid Al-Baghdady

3  Pokok Pikiran Abu Bakar Asy-Syibly 

Seorang sufi adalah semata-mata memfokuskan diri kepada Allah SWT, dengan akhlak ketuhanan, dengan hati yang bersih, dengan gerakan-gerakan hati yang setia dan dengan usaha kedermawanan. Dengan kata lain, seorang sufi harus hidup sederhana dengan keadaan yang sempurna untuk menuju ke maha sempurna.

Asy-Syibly mengatakan, “Tasawuf adalah duduk bersama Allah SWT tanpa hasrat.”Dikatakan, “Sufi adalah orang yang mengisyaratkan dari Allah SWT, sedangkan manusia mengisyaratkan kepada Allah SWT.” Asy-Syibly mengatakan, “Sufi terpisah dari manusia dan bersambung dengan Allah SWT. sebagaimana difirmankan Allah SWT kepada Musa,’Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku’ (QS. Thaha: 41), dan memisahkannya dari yang lain. Kemudian Allah SWT berfirman kepadanya, "Engkau tidak akan bisa melihat-Ku". Asy-Syibly juga mengatakan, “Para Sufi adalah anak-anak di pangkuan Tuhan Al-Haq.” Katanya, “Tasawuf adalah kilat yang menyala,”dan, “Tasawuf terlindung dari memandang makhluk.”

Asy-Syibly ditanya, “Mengapa para Sufi itu disebut Sufi?” Dia menjawab, “Hal itu karena adanya sesuatu yang membekas pada jiwa mereka. Jika bukan demikian halnya, niscaya tidak akan ada nama yang dilekatkan pada mereka.”

Dimana beliau termasuk pembesar para sufi dan para ‘Arif billah. Beliau berkata di dalam munajatnya :

Wahai Tuhanku…
Sesungguhnya aku senang
Untuk mempersembahkan kepadaMu semua kebaikanku
Sementara aku sangat faqir dan lemah
Oleh karena itu wahai Tuhanku,
Bagaimana Engkau tidak senang
Untuk memberi ampunan kepadaku atas segala kesalahanku
Sementara Engkau Maha Kaya
Karena sesungguhnya keburukanku tidak akan membahayakanMu
Dan kebaikanku tidaklah memberi manfaat bagiMu

Dan sesungguhnya sebagian orang yang mulia telah memberikan ijazah agar dibaca 7 kali setelah melaksanakan shalat Jum’at dari bait syair sebagai berikut :

Ilahy lastu lil firdausi ahla  #  Walaa aqway ‘ala naaril jahiimi
Fahably zallaty wahfir dzunuuby  #  Fa innaka ghaafirul dzanbil ‘adziimi
Wa ‘aamilny mu’aamalatal kariimi  #  Watsabbitny ‘alan nahjil qawwimi

(Hikayat) sesungguhnya Syaikh Abu Bakr As-Syibly datang kepada Ibnu Mujaahid. Maka segeralah Ibnu Mujaahid mendekati As-Syibly dan mencium tempat diantara kedua mata beliau. Maka ditanyakanlah kepada Ibnu Mujahid akan perbuatannya yang demikian, dan beliau berkata, “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah SAW didalam tidur dan sungguh beliau SAW telah mencium As-Syibly. Ketika itu berdirilah Nabi SAW di depan as-Syibly dan  beliau mencium antara kedua mata As-Syibly".  Maka aku bertanya, "Yaa RasuluLlah, apakah benar engkau berbuat yang demikian terhadap As-Syibly ?". Rasulullah SAW menjawab, "Benar", sesungguhnya dia tidak sekali-kali mengerjakan shalat fardhu melainkan setelah itu membaca : "Laqad jaa akum Rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alaiHi maa ‘anittum chariisun ‘alaikum bil mukminiinar ra’uufurrahiim faintawallau faqul chasbiyaLlaahu laaIlaaha Illa Huwa ‘alaiHi tawakkaltu waHuwa Rabbul ‘Arsyil ‘adziim…".setelah itu dia (As-Syibly) mengucapkan salam ShallaLlaahu ‘alaika Yaa Muhammad”.  Kemudian aku tanyakan kepada As-Syibli mengenai apa yang dibacanya setelah shalat fardhu, maka beliau menjawab seperti bacaan tadi.

Telah berkata Asy-syibly, “Apabila engkau menginginkan ketenangan bersama Allah, maka bercerailah dengan nafsumu.” Artinya tidak menuruti apa yang menjadi keinginannya. Telah ditanyakan keadaan Asy-Syibly di dalam mimpi setelah beliau wafat, maka beliau menjawab, "Allah Ta’ala berfirman kepadaku,"Apakah engkau mengetahui dengan sebab apa Aku mengampunimu ?"

Maka aku menjawab, "Dengan amal baikku”.
Allah Ta’ala berfirman,"Tidak".
Aku menjawab, "Dengan ikhlas dalam ubudiyahku".
Allah Ta’ala berfirman, "Tidak".
Aku menjawab,"Dengan hajiku dan puasaku ?"
Allah Ta’ala berfirman, "Tidak".
Aku menjawab, "Dengan hijrahku mengunjungi orang-orang shaleh untuk mencari ilmu“.
Allah Ta’ala berfirman,"Tidak".
Akupun bertanya, "Wahai Tuhanku, kalau begitu dengan apa ?“
Allah Ta’ala menjawab, "Apakah engkau ingat ketika engkau berjalan di Baghdad kemudian engkau mendapati seekor anak kucing yang masih kecil dan lemah karena kedinginan, dan ia emnggigil karenanya. Kemudian engkau mengambilnya karena rasa kasihan kepada anak kucing itu dan engkau hangatkan ia ?”
Aku menjawab, "Ya". 
Maka berfirmanlah Allah Ta’ala, "Dengan kasih sayangmu kepada anak kucing yang masih kecil itulah Aku menyayangimu".

4 Chart Geneology

4.1  Chart Geneology Guru Beliau

Berikut ini contoh Chart Geneology guru beliau dapat dilihat selengkapnya melalui: Chart Geneology guru beliau

6.         Referensi

5  Referensi 

Dikumpulkan dari berbagai sumber


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 30 Mei 2022, dan terakhir diedit tanggal 12 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya