Biografi Raden Santri ( Ali Murtadho )

 
Biografi Raden Santri ( Ali Murtadho )
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga Raden Santri
1.3 Nasab Raden Santri
1.4 Wafat

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan Raden Santri 

2.1 Guru Raden Santri

3.  Penerus Raden Santri

3.1 Anak-Anak Raden Santri

4.  Perjalanan Dakwah Raden Santri

4.1 Perjalanan Dakwah di Daerah Jawa

5.  Keteladanan Raden Santri

7.  Referensi

8.  Chart Silsilah Sanad

 

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1. Lahir

Raden Santri bernama asli Ali Murtadho diperkirakan lahir pada akhir tahun 1300 an di Champa. Ada dua pendapat mengenai lokasi Champa ini. Encyclopedia Van Nederlandesh Indie mengatakan bahwa Champa adalah satu negeri kecil yang terletak di Kamboja. Pendapat lain, Raffles menyatakan bahwa Champa terletak di Aceh yang kini bernama Jeumpa. Orang tua Raden Santri adalah Makhdum Ibrahim Asmara/ Syaikh Ibrahim Zainuddin As-Samaraqandy/ Syaikh Ibrahim Asmarakandi/ Syaikh Ibrahim Samarkandi (menantu Sultan Champa dan ipar Dewi Darawati istri dari Prabu Brawijaya V atau Sri Prabu Kertawijaya) dan Dewi Candrawati ( Putri Raja Champa)

Selain Nama Raden Santri beliau juga mempunyai beberapa nama lain/gelar beliau di antaranya:      

  1. Raja Pandhita gelar yang diberikan Kerajaan Majapahit.
  2. Sunan Gisik.
  3. Raja Pandhita Bima (ketika berdakwah di NTB).     
  4. Sunan Lembayung (ketika berdakwah di Madura).     
  5. Raja Pandhita Wunut. 
  6. Dian Santri Ali.
  7. Raden Samat.   
  8. Raden Atmaja.    
  9. Ngali Murtolo.  
  10. Ali Hutomo.
  11. Ali Musada.
  12. Sunan Lembayung Fadl.
  13. Fadl As-Samarqandiy.

1.2. Riwayat Keluarga Raden Santri

Raden Santri memiliki dua isteri: 

Istri Pertama Beliau Rara Siti Taltun atau RA. Madu Retno binti Aryo Baribin dan dikarunai 4 orang anak :

  1. Usman Haji (Sunan Ngudung).
  2. Haji Usman.
  3. Nyai Gede Tundo.
  4. Ali Musytar. 

Isteri kedua beliau adalah Dyah Retno Maningjum Binti Arya Tejo

1.3.Nasab Raden Santri

1.    Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
2.    Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti
3.    Al-Imam Al-Husain bin
4.    Al-Imam Ali Zainal Abidin bin
5.    Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin
6.    Al-Imam Ja’far Shadiq bin
7.    Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin
8.    Al-Imam Muhammad An-Naqib bin
9.    Al-Imam Isa Ar-Rumi bin
10.    Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin
11.    As-Sayyid Ubaidillah bin
12.    As-Sayyid Alwi bin
13.    As-Sayyid Muhammad bin
14.    As-Sayyid Alwi bin
15.    As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin
16.    As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin
17.    As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin
18.    As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin
19.    As-Sayyid Abdullah bin
20.    As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin
21.    As-Sayyid Husain Jamaluddin bin
22.    As-Sayyid Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy
23.    As-Sayyid Ali Murtadho

1.4  Wafat

Raden Santri wafat pada tahun 1317 Saka/1449 M atau bertepatan dengan 15 Muharam abad ke-8 Hijriyah. Haul beliau diperingati setiap tanggal 15 Muharram. Beliau dimakamkan di Desa Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Lokasinya hanya berjarak 100 M utara Alon-alon Gresik, tepatnya di jalan Raden Santri, kelurahan Bedilan, Gresik. atau hanya berjarak 200 M utara makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.


2  Sanad Ilmu dan Pendidikan Raden Santri

Beliau dididik dan dibesarkan oleh ayahanda Sayyid Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy/ Syekh Ibrahim Asmoroqondi.

2.1  Guru-guru Raden Santri

  1. Syekh Ibrahim Asmoroqondi.

3  Penerus Raden Santri

3.1  Anak-anak Syekh Jumadil Kubro

  1. Usman Haji (Sunan Ngudung).
  2. Haji Usman.
  3. Nyai Gede Tundo.
  4. Ali Musytar. 

4. Perjalanan Dakwah Raden Santri

Perjalanan dakwah Raden Santri di penuhi berbagai liku-liku. Secara umum perjalanan Syekh Jumadil Kubro dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sunan Gisik meneruskan perjalanannya, beliau berdakwah keliling ke daerah Madura disini beliau mendapat sebutan "Sunan Lembayung". Beliau juga berdakwah di Nusa Tenggara hingga ke Bima, disana beliau mendapat sebutan “Raja Pandhita Bima”. Banyak diantara keturunan beliau menjadi penyebar agama Islam dan juga raja baik di Madura maupun di Nusa Tenggara. 
Dalam rantai silsilah Raja Bima yang tercantum dalam Bo’ sangaji Kai, beserta penjelasan-penjelasannya, kita akan dibuat sedikit terkejut dengan munculnya nama-nama dan istilah islam yang disebutkan. Hal ini dapat dijumpai pada kepemimpinan Rumata Mawa’a Bilmana. Jadi sebelum Abdul Kahir I, kerajaan Bima pernah dipimpin oleh seorang Raja Muslim, yakni Sunan Gisik sendiri. Nama beliau kurang terekam secara maknawiyah dalam dialek Bima saat itu, karena catatan mengenai beliau justru ada dalam riwayat resmi keturunan para walisongo. 

Dalam catatan sejarah menjelaskan bahwa beliau merupakan penyebar agama Islam pertama di Nusa Tenggara Barat yang kelak menjadi pondasi cikal bakal kerajaan Bima yang bernafaskan Islam “Ahlussunah wal Jamaah”. Setelah berhasil meng Islamkan daerah Madura dan Nusa Tenggara yang masyarakatnya semula kental dengan suasana Budha dan Hindhu, 
Sunan Gisik diminta kembali ke Gresik. Pada 9 April 1419 Syekh Maulana Malik Ibrahim Wafat, beliau menggantikan peran Syekh Maulana Malik Ibrahim sebagai imam penyebaran Islam di Gresik. Beliau berdakwah di Gresik mendapat beberapa sebutan yakni “Raja Pandhita Wunut” serta sebutan yang sangat melekat dan banyak dikenal masyarakat adalah “Raden Santri”.

5  Keteladanan Raden Santri

Raden Santri adalah tokoh yang jarang disebutkan dalam berbagai Babad dan cerita rakyat sebagai salah satu pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau menjadi tokoh kunci dalam penyebaran Islam di Jawa. Beliau datang dari Champa bersama ayahanda dan saudaranya melalui laut ke jawa yang mana pada saat itu masyarakatnya masih tetap kuat dalam agama Hindu pada masa pemerintahan Majapahit. 

Raden Santri memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan agama Islam. Bahkan beliau selain berdakwah juga ditunjuk sebagai Syahbandar di Gresik menggantikan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Beliau berdakwah dari tanah Jawa sampai Madura dan Nusa Tenggara. Penampilan yang sejuk tutur bicara yang santun ketika beliau menyampaikan dakwah hingga beliau dianggap tokoh yang dianggap mampu menentramkan hati masyarakat yang Majapahit pada waktu itu. Perlahan tapi pasti, masyarakat kelas bawah mulai berbondong-bondong memeluk agama Islam, mengikuti ajaran Raden Santri yang dengan bijak dan santun menyampaikan misi dalam dakwahnya.

6  Referensi

1.    Buku Atlas Wali Songo, Agus Sunyoto,
2.    Buku Wali Songo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan, Agus Sunyoto, Jakarta: Transpustaka, 2011
3.    Babad Wali Songo, Yudhi AW,2013
4.    Sejarah Wali Sanga, Purwadi,
5.    Dakwah Wali Songo, Purwadi dan Enis Niken,
6.    Babad Wali Songo, Yudhi AW,2013
7.    Sejarah Islam Indonesia I ,Mukarrom, Akhwan.. Surabaya: Uin Sunan Ampel, 2014.
8.    Babad gresik I, Soekarman. alih bahasa. Surakarta: Radya Pustaka, 1990.
9.    Babad gresik II, Soekarman. alih bahasa. Surakarta: Radya Pustaka, 1990.
10.    Widodo, Imam Dukut dkk. Grisse Tempo Doeloe . Gresik: Pemerintah Kabupaten Gresik, 2014.

7 Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru Raden Santri ( Ali Murtadho ) dapat dilihat DI SINI dan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 19 Juni 2022, dan terakhir diedit tanggal 14 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya