Hukum dan Bacaan Takbir saat Idul Fitri

 
Hukum dan Bacaan Takbir saat Idul Fitri

LADUNI.ID, Membaca takbir adalah sebagain dari dzikir. Karena dengan bertakbir itu seseorang akan ingat kepada keagungan Allah Sang Pencipta. Oleh karena itu tidak ada larangan dalam bertakbir selama masih dalam batas kewajaran.

Bacaan takbir terbagi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu, karena dianjurkan sepanjang malam. Seperti takbir di malam idu fitri dan idul adha. Adapun takbir muqayyad adalah takbiran yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai sahalat lima waktu selama hari raya idu adha dan hari tasyrik, 11.12 dan 13 dzul hijjah.

Anjuran pembacaan takbir ini berlandaskan pada surat al-Baqarah ayat 185:

ولتكملوا العدة ولتكبروا الله على ماهداكم ولعلكم تشكرون

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. 

Begitu juga anjuran Rasulullah saw dalam haditsnya yang berbunyi:

زينوا اعيادكم بالتكبير

Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir

Anjuran memperbanyak takbir ini sepadan dengan imbalan yang dijanjikan karena sabda rasulullah saw:

اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما

Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa.

Dari berbagai dalil di atas para faqih menghukumi pembacaan takbir sebagai sebuah kesunnatan. Sebagaimana yang ditrangkan dalam kitab Fathul Qarib

ويكبر ندبا كل من ذكر وانثى وحاضر ومسافر فى المنازل والطرق والمساجد والاسواق من غروب ليلة العيد (اي عيد الفطر) الى ان يدخل الامام فى الصلاة

Disunnahkan membaca takbir bagi lagi-laki dan perempuan, di rumah maupun di perjalanan, di mana saja, di jalanan, di masjid juga di pasar-pasar mulai dari terbenarmnya matahari malam idul fitri hingga Imam melakukan shalat id.

Adapun bacaan takbir secara lengkap adalah

اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْ

Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan(yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan ke Esa anNya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hambaNya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan ke Esa anNya. tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.

Namun sering juga pembacaan takbir secara singkat dan lebih umum

اللهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

 

Baca Juga :

1. Rukun Khutbah Idul Fitri atau Idul Adha yang Harus Dipenuhi Para Khatib

2. Hukum Menjalankan Solat Idul Fitri Sendiri Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

3. Hukum Menggunakan Kaos Kaki Ketika Solat

4. Hukum dan Niat Solat Idul Fitri

5. Saat Idul Fitri Bolehkah Jamaah Laki-laki di Belakang Shaf Perempuan? Ini Jawabannya

6. Tata Cara Melaksanakan Solat Idul Fitri Menurut Kiai Asnawi Kudus