Dunia dalam Genggaman Era Industri 4.0
LADUNI. ID, KOLOM-PADA 10-20 tahun yang lalu, kita sama sekali tidak terpikir bahwa teknologi akan menciptakan pekerjaan seperti app developer, youtuber, vlogger, social media manager, social media influencer atau yang lebih sederhana dapat berjualan melalui internet.
Tetapi pekerjaan-pekerjaan ini telah terbukti nyata dan saat ini berperan sangat penting dalam menjangkau banyak orang. Inilah yang disebut dengan era revolusi industri 4.0.
Revolusi industri telah dimulai sejak abad ke-18, yaitu dimulai dari revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal layar.
Selanjutnya revolusi industri 2.0 yang dimulai pada awal abad ke-19 yang ditandai dengan penemuan energi listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah yang besar.
Kemudian revolusi industri 3.0 dimulai pada awal abad ke-20 yang ditandai dengan lahirnya teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis.
Dan Saat ini revolusi industri 4.0 yang telah melahirkan teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem di dalam semua proses aktivitas.
Revolusi industri 4.0 adalah nama trend dari otomatisasi, komputerisasi, digitalisasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi industri.
Revolusi industri 4.0 ini sangat menarik untuk dikaji karena telah melahirkan terobosan-terobosan baru yang mengejutkan di berbagai bidang yang mendisrupsi (mengubah secara fundamental) kehidupan kita di masa mendatang sehingga perlu adanya perencanaan, persiapan dan antisipasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Berdasarkan data Bappenas dan BPS, jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 tercatat 255,5 juta jiwa. Jumlah itu terdiri dari penduduk usia di bawah 15 tahun sekitar 69,9 juta jiwa (27,4 persen), dan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas, sekitar 13,7 juta jiwa (5,4 persen).
Total usia produktif ini sebanyak 32,8 persen. Sedangkan penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun sekitar 171,9 juta jiwa (67,3 persen).
Begitu memasuki tahun 2020, persentasenya akan berubah dengan jumlah penduduk produktif 70 persen dan tidak produktif 30 persen.
Diperkirakan, persentase akan semakin ideal begitu memasuki masa puncak antara tahun 2028-2030. Setelah itu, kondisinya akan mulai kembali menjauh dari persentase ideal. Oleh sebab itu, bonus demografi hanya akan terjadi sekali dalam sejarah perjalanan bangsa.
***Kurnia Paris Nainggolan, S.Pd
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...