Indahnya Menikah, Jangan Takut Miskin

 
Indahnya Menikah, Jangan Takut Miskin

LADUNI. ID, EDUKASI-Mengupas masalah nikah terkadang pasukan jomblo dan bala tentaranya masih belum kokoh hatinya untuk "membabat" musuh utamanya "menjomblo" dan mayoritas mengeluh karena faktor ekonomi seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. 

Wahai para Jomblo, renunglah dan sisihkan sedikit waktu untuk mwnghayati kisah berikut di zaman Rasulullah SAW.

Tentunya sebuah kisah yang menceritakan sebuah kisah di jaman Rasulullah  yang pada intinya menggambarkan bahwa kemiskinan dapat diselesaikan dengan jalan "mendelete" jomblo alias menikah. 

Memperkuat paparan demi menghilangkan keraguan untuk menikah disebabkan faktor ekonomis, telah diungkapkan sebuah dalam sebuah hadist berbunyi:

 "Telah datang kepada rasulullah seorang laki-laki yang mengadukan kemelaratan hidupnya kemudian diperintahkan kepadanya supaya menikah" (HR. al Khatib Jabir bin Abdullah)

"Seorang sahabat datang menemui Rasulullah salallahu'alaihi wassalam dan menceritakan tentang keadaannya yang miskin. Rasululllah tanpa berpikir panjang lalu menyuruh laki-laki itu untuk menikah. Lalu laki-laki itu pulang dengan hati senang dan dengan kemantapan hatinya dia pun menikah. Sekian lama laki-laki itu pun datang kembali kepada Rasulullah dan mengadukan nasibnya.

"Ya Rasulullah saya sudah menikah sebagaimana yang Engkau perintahkan, namun kenapa aku tetap miskin?""Menikahlah lagi", jawab Rasulullah singkat. Laki-laki itu tak bertanya lagi karena ia percaya pada Rasulullah salallahu'alaihi wassalam.

Sebab menurutnya tak mungkin Rasulullah yang demikian mulianya akan menjerumuskan ummatnya. Akhirnya laki-laki itu menikah lagi dengan gadis lain. Namun beberapa waktu kemudia laki-laki itu kembali menemui Rasulullah dan mengadukan kembali masalahnya,

"Ya Rasulullah, istri saya sudah dua namun kenapa aku tetap saja miskin?"Rasululllah kembali menjawab dengan singkat, "menikahlah lagi!"Bukan main senangnya laki-laki itu mendengar jawaban Rasulullah. Akhirnya dia menikah ketiga kalinya.

Namun setelah beberapa lama keadaannya tetap saja miskin dan tidak berubah. Dengan berat hati laki-laki itu kembali menemui Rasulullah. "Ya Rasulullah, Engkau telah menyuruhku menikah untuk ketiga kalinya, tetapi aku tetap saja miskin dan miskin. Sekarang apa yang harus kulakukan agar aku bisa keluar dari kemiskinanku?" kata laki-laki itu. Rasulullah hanya menjawab, "Menikahlah kembali".

Singkat cerita akhirnya laki-laki itupun menikah keempat kalinya. Ternyata  benar apa yang dikatakan Rasulullah, ternyata setelah pernikahan yang keempat ini kehidupannya mulai berubah. Istri keempatnya ternyata membawa berkah. Kepandaiannya menenun ia mengajarkan kepada 3 madunya.

Akhirnya usaha tersebut dibawah naungan suaminya membawa keuntungan dan keberhasilan, Usaha yang semula kecil-kecilan berangsur pelan menjadi besar dan mampu mencukupi kebutuhan keempat istrinya. Akhir cerita mereka menjadi kaya raya. Sekali lagi untuk saudara kita yang

masih jomblo hingga sekarang, jangan takut miskin, pekerjaan yang belum menjanjikan dan pengangguran serta seribu alasan ekonomis lainnya, itu semuanya bukanlah alasan untuk takut menikah. Bukankah menikah adalah ibadah dan penyempurna keimanan kita kepada Allah.

Jomblo yang miskin atau sudah kaya, menikah akan membuat sosok jomblo menjadi kaya dan bertambah kaya (jutawan) dengan menghampirinya sang pujaan hati untuk membisik, yuk kita sama berjihad di "perang jomblo" dengan senjata pamungkas "qabiltu nikahha" (kuterima nikhanya....).

Sambil ngopi dan merenung, Ingatlah nasehat Ibnu Abbas ra yang sangat inspiratif dan motivator untuk kita terlebih jomblowan:

"Siapa yang ingin menjadi manusia yang paling kaya hendaklah ia yakin pada jaminan Allah melebihi daripada apa yang sudah ada ditangannya." Yuk, mari kita menikah niscaya kita akan terbebas dari fitnah dan menyempurnakan agama serta akan kaya.

Jangan pernah takut dan ragu untuk melangkah menuju perubahan dan perbaikan dengan nawaitu lillahi ta'ala, Insya Allah, menikahlah niscaya akan dimudahkan rezeki.

Wallahu 'Alam Bishawab

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi,  Dewan Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga