Tiga Mahasiswa UNHAS Ciptakan Alat Mengubah Karbondioksida jadi Oksigen

 
Tiga Mahasiswa UNHAS Ciptakan Alat Mengubah Karbondioksida jadi Oksigen

LADUNI.ID, Jakarta -  Indonesia merupakan negara penghasil gas emisi rumah kaca terbesar keempat dunia hal ini perlu direnungkan dan mencari solusi untuk bisa menguranginya bersama, dengan emisi karbon yang demikian besar Indonesia memiliki peran yang besar dalam meningkatkan temperatur global yang mengakibatkan kenaikan muka air laut, cuaca ekstrem, dan mengancam berbagai ekosistem.

Berdasarkan hal tersebut Tiga mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) yang beranggotakan Sukmawati Mahasiswa Departemen Ilmu Kelautan, Mukarrama dari Departemen Ilmu Kelautan serta Elsha Millenia Baralangi yang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Industri, melakukan penelitian untuk mengubah emisi karbon antropogenik menjadi bahan organik dan oksigen dengan saling bekerjasama akhirnya mereka berhasil menuntaskan karya ilmiahnya tersebut

"Hasil penelitian kami ini cukup lama dan akhirnya berhasil menciptakan alat yang kami beri nama 'Transformer C2-OXY," ujar Sukmawati  di Makassar, Jumat, 21 Juni 2019.

Sukmawati menjelaskan, penelitian dipicu tingginya emisi karbon antropogenik yang dihasilkan di dunia khususnya di Indonesia dengan menempati urutan keempat sebagai negara penghasil emisi karbon.

"Dengan emisi karbon yang demikian besar artinya Indonesia memiliki peran yang besar dalam meningkatkan temperatur global yang selanjutnya akan menyebabkan kenaikan muka air laut, cuaca ekstrem, dan mengancam berbagai ekosistem," katanya.

Alat yang diciptakannya memanfaatkan kemampuan fotosintesis makhluk renik di laut bernama fitoplankton untuk dikultur dalam suatu sistem bioreaktor tertutup.

"Transformer C2-OXY ini dikembangkan untuk menjadi alternatif solusi dalam upaya mitigasi pengurangan emisi karbon," sambung Sukmawati.

Adapun cara kerja alat tersebut yakni gas CO2 yang dihisap disalurkan ke dalam bioreaktor dan tercampur dengan media kultur.

Dengan bantuan cahaya dari LED yang didesain untuk pertumbuhan optimal fitoplankton, karbon dioksida tersebut akan digunakan sebagai bahan dalam proses fotosintesis oleh fitoplankton untuk memproduksi bahan organik dan oksigen.

Selanjutnya oksigen tersebut akan dialirkan dan dibebaskan ke lingkungan, selain itu, alat ini juga telah dilengkapi sensor untuk mendeteksi konsentrasi gas dalam alat.

"Transformer C2-OXY terdiri dari tiga bilik akuarium. Bilik pertama untuk menampung karbon dioksida, bilik kedua sebagai bioreaktor, dan bilik ketiga untuk menampung oksigen," ucapnya.