Takut Tidak Dapat Rezeki Pertanda Rusaknya Hati

 
Takut Tidak Dapat Rezeki Pertanda Rusaknya Hati
Sumber Gambar: Dokumentasi Istimewa, Iluatrasi: Laduni.id

LADUNI.ID, Jakarta - Al-Imam 'Abdullah Bin 'Alwi Al-Haddad RA dalam kitabnya Adab Sulukil Murid mengatakan:"cemas terhadap rezeki pertanda rusaknya hati".

Wahai para murid, jadilah engkau seseorang yang berprasangka baik terhadap Tuhanmu, bahwa Dia akan melindungi, mencukupi, menjaga, memelihara dan tidak akan meninggalkan dirimu sendiri atau meninggalkanmu pada salah satu makhluk-Nya. Sesungguhnya Allah yang Maha suci telah memberi tahu bahwa Dia bersama prasangka hamba terhadap-Nya. Oleh karena itu, keluarkan dari dalam hatimu rasa takut akan kemiskinan atau butuh terhadap manusia.

Hati-hatilah kamu dari perasaan cemas terhadap masalah rezeki. Jadilah orang yang percaya pada janji Tuhanmu dan jaminan-Nya bagimu, ketika Allah swt berfirman, “Dan tidak ada satu makhluk melata pun di bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezeki.” (Q.S Hud [11]: 6)

Kamu termasuk makhluk melata maka sibukkan lah dirimu dengan permintaan-Nya, yaitu amal-amalmu untuk-Nya.

Adapun sesuatu yang telah dijamin oleh-Nya, yaitu rezeki maka sekali-sekali Tuhan tidak akan melupakanmu dalam masalah ini. Dia telah memberi tahumu bahwa sesungguhnya rezeki ada di sisi-Nya dengan beribadah kepada-Nya.

Allah swt. berfirman, “Maka mintalah rezeki dari sisi Allah, dan sembahlah Dia serta bersyukurlah kepada-Nya,” (QS. Al-Ankabut [29]:17 ).

Apakah kamu tidak melihat bahwa Dia yang Maha Suci memberi rezeki kepada orang-orang kafir yang menyembah selain-Nya? Apakah menurut pendapatmu Dia tidak akan memberi rezeki-Nya kepada orang-orang yang beriman yang tidak menyembah selain Dia? Dia meberi rezeki kepada orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya dan melanggar perintah-perintah-Nya. Apakah Dia tidak akan memberi rezeki kepada orang-orang yang taat kepada-Nya, memperbanyak dzikir, dan bersyukur kepada-Nya?

Ketahuilah, sesungguhnya tidak menjadi masalah jika kamu bergerak mencari rezeki selama melakukannya dengan cara yang dibolehkan oleh syari’at Islam. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah jika hati tidak dapat tenang, pikiran, kesenangan dan kegelisahannya disebabkan persoalan rezeki.

Tanda-tanda rusaknya hati seseorang adalah jika ia mencemaskan kebutuhannya pada masa yang belum terjadi, seperti hari dan bulan yang akan datang. Dan juga ucapannya, “Jika ini habis, apakah mungkin datang selain ini? Jika rezeki tidak datang dengan cara ini, dari mana lagi akan datang rezeki?"

Masalah melepaskan diri dari penyebab dan keterikatan dengan sebab, merupakan dua kedudukan yang diberikan oleh Allah kepada Hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Seseorang yang berada pada kedudukan lepas dari sebab-sebab maka ia harus memiliki keyakinan yang kuat, dada yang lapang dan selalu senantiasa beribadah. Adapun seseorang yang diletakkan oleh Allah pada kedudukan terikat dengan sebab-sebab maka ia harus bertakwa kepada Allah pada kehidupannya dan bersandar kepada Allah, tidak selain-Nya.

Hati-hatilah dari kesibukkan atas rezeki dan melupakan perbuatan taat kepada-Nya. Kadang-kadang muncul pada seorang murid lintasan-lintasan tentang kecemasan masalah rezeki atau sifat beramal karena menginginkan pujian makhluk dan lain-lainnya. Hal seperti itu bukanlah merupakan suatu yang hina atau berdosa bila ia membencinya dan berusaha menghilangkan dari hatinya."

Wallahu'alam Bis-Showab


 

__________

Penulis: Syech bin Nuh Al Haddad

Editor: Athallah