Jelang Idul Adha, Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Membuat Ketupat dan Lepat Lau

 
Jelang Idul Adha, Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Membuat Ketupat dan Lepat Lau

LADUNI.ID, MEMPAWAH - Kelompok Kuliah Kerja Lapangan Integratif nomor 49 IAIN Pontianak semangat menyambut hari raya Idul Adha di Desa Peniti Luar dengan membantu warga menganyam Ketupat dan Lepat Lau, Jumat, 89/8.

Ketupat adalah jenis kuliner khas  hari raya Idul Adha dan Idul Fitri  bagi umat Islam di Indonesia, dan tidak terkecuali di desa Peniti Luar yang merupakan lokasi Kuliah Kerja Lapangan Integratif kelompok 49.

"Walaupun mereka belum pernah menganyam ketupat sebelumnya, semangat mereka justru semakin membara untuk belajar langsung dari masyarakat setempat. “karena rasa keinginantahuan kami dengan kreativitas masyarakat setempat dalam memeriahkan Idul Adha” ungkap Resty yang merupakan salah satu pesrta KKL.

Menurut Hanafi sebagai ketua kelompok bahwa para peserta KKL sangat berantusias dalam menyambut hari raya dan merupakan pengabdian mereka kepada tuan rumah yang telah mengizinkan mereka menjadikan rumahnya sebagai posko KKL selama kurun waktu empat puluh hari. “dan untuk meningkatkan kreatifitas mereka” lanjutnya. Ia juga mengungkapkan bahwa di manapun kita berada selama itu masih Indonesia maka kita akan menemukan yang namanya Ketupat, khususnya di Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri.

Mereka menganyam dari pukul 13.15 dan dilanjuti setelah sholat Maghrib. Selain para peserta perempuan ada seorang peserta laki-laki yang turut serta belajar menganyam Ketupat,

“saya pengen belajar bagaimana membuat ketupat” jawab Ahmad sambil berusaha menyelasaikan Ketupat pertamanya. Ia juga teringat bahwa pamannya pandai membuat Ketupat dan ia ingin meneruskan keterampilan tersebut, hal itu ia anggap langka karena jarang sekali seorang lelaki pandai membuat kerajinan khususnya didesanya.

Selain itu mereka juga membantu tuan rumah membuat kuliner lainnya yang berbahan dasar ketan yang dibungkus daun pisang dan berbentuk segitiga memanjang, namanya Lepat Lau. Mereka membuatnya dengan jumlah yang cukup besar yakni sebanyak 154 bungkus yang dipandu oleh tuan rumah, bu Khalifah.

“buat makan orang rumah dan tamu yang nantinya datang ke rumah di hari raya Idul Adha” jawab bu Khalifah sambil mengikat gulungan daun pisang yang isi didalamnya adalah tujuh bungkus Lepat Lau yang disatukan.

Menurut bu Khalifah membuat Lepat Lau lebih rumit daripada membuat Lemang yang juga merupakan kuliner yang memakai bahan dasar ketan. Pertama-tama ia harus mengaron ketan dengan santan, kemudian dilanjutkan dengan mencetaknya dengan cetakan khusus dan membungkusnya dengan daun pisang yang muda dan lembut, setelah itu menyatukan tujuh bungkus Lepat Lau dalam beberaa lembar gulungan daun pisang.

Keseruan para peserta dan tuan rumah dalam mempersiapkan hari raya Idul Adha terasa hangat dan menyenangkan. Bahkan beberapa dari mereka hingga lupa waktu makan malam “ha ha ha...baru makan” jawab Sumarni salah seorang peserta KKL dengan gurauannya sambil mengambil lauk siap menyantap makan malamnya. (Fawzia)