Benny Gantz Tolak Tawaran Netanyahu untuk Berkoalisi

 
Benny Gantz Tolak Tawaran Netanyahu untuk Berkoalisi

LADUNI.ID, Salah satu calon perdana menteri Israel, Benny Gantz menolak perundingan untuk membentuk pemerintahan bersama dengan Benjamin Netanyahu meski hasil pemilihan umum Israel menunjukkan keduanya mendapatkan suara imbang.

Biru dan Putih, Koalisi penyokong Gantz, menyatakan bahwa mereka membatalkan perundingan yang seharusnya digelar hari ini, Rabu (2/10), karena beberapa persyaratan tak terpenuhi.

Menurut pernyataan resmi Biru dan Putih yang dikutip AFP, Selasa (1/10) "Pada tahap ini, syarat awal untuk pertemuan selanjutnya antara tim negosiasi tak terpenuhi. Dengan demikian, tak ada pertemuan pada Rabu,".

Dalam berita yang dimuat situs CNN Indonesia, kelompok Netanyahu bernaung, Likud, menyayangkan keputusan Biru dan Putih untuk membatalkan perundingan tersebut.

"Netanyahu sekali lagi mendesak Benny Gantz untuk bertanggung jawab, mencegah pemilu lanjutan, dan bertemu dengannya sesuai dengan rencana sebelumnya," bunyi pernyataan Likud.

Biru dan Putih juga Likud sebenarnya masih mengharapkan kedua calon PM itu bisa mencari jalan keluar.

Akan tetapi sebelum itu, Netanyahu sudah menyatakan bahwa pertemuan pada Rabu ini akan menjadi upaya terakhirnya. Sementara itu, Biru dan Putih masih membuka kemungkinan untuk pertemuan lanjutan pekan depan.

Negoisasi kali ini dianggap penting karena Israel sudah melakukan pemilu dua kali sepanjang tahun ini, tapi pemerintahan tak kunjung terbentuk.

Komisi pemilihan umum Israel mengumumkan bahwa hasil akhir pesta demokrasi terakhir memberikan kemenangan tipis bagi Biru dan Putih dengan perolehan 33 kursi di parlemen.

Di belakangnya partai pimpinan Netanyahu, Likud, dengan perolehan 32 kursi dari 120 kursi parlemen yang diperebutkan.

Atas perolehan kursi tersebut, tak ada kubu yang berhasil meraup mayoritas parlemen sehingga Likud bersama Biru dan Putih harus menggelar negosiasi untuk membentuk pemerintahan bersama.

Sebenarnya hanya memiliki waktu satu pekan sebelum Presiden Reuven Rivlin mengumumkan tokoh yang akan memimpin pemerintahan, Netanyahu atau Gantz.

Jabatan perdana menteri ini dianggap sangat genting bagi Netanyahu yang bakal berhadapan dengan proses hukum terkait kasus korupsi pada Oktober mendatang.

Kalau terpilih menjadi perdana menteri, Netanyahu tak harus mundur bila ia akhirnya didakwa. Namun, ia harus melepas jabatannya jika terbukti bersalah.