Ziarah di Makam KH. M. Yahya, Ulama Tarekat Penggerak Perang Gerilya

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. M. Yahya, Ulama Tarekat Penggerak Perang Gerilya

 

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Muhammad Yahya beliau adalah ulama kharismatik dari Malang, beliaua adalah pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda Gading Malang dan menjadi mursyid tarekat Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN), nama KH. Muhammad Yahya tentu sudah sangat masyhur. Keberadaannya sebagai salah seorang mursyid TQN membuat murid-muridnya menyebut Kiai Yahya sebagai Syekhul Mursyidin.

KH. Muhammad Yahya ikut terlibat aktif dalam upaya heroik membela bumi pertiwi. Bersama seorang komandan batalyon tentara Badan Keamanan Rakyat (BKR) bernama Mayor Sulam Syamsun, Kiai Yahya turut serta merancang, menyusun strategi dan menggerakkan santri dan rakyat untuk melakukan perang gerilya di Kota Malang dan sekitarnya.

Profil

 

KH. Muhammad Yahya atau kerap disapa dengan panggilan Kiai Yahya adalah putra dari pasangan KH. Qoribun dengan Nyai Sarmi.
KH. Muhammad Yahya dilahirkan pada tahun 1903 M, di desa Jetis, 10 km arah barat Kota Malang, perjalanan kearah Kota Batu. Saat ini, desa Jetis berada di wilayah kecamatan Dau, kabupaten Malang dan berbatasan langsung dengan kelurahan Tlogomas yang sudah berada di wilayah Lowokwaru, Kota Madya Malang, sebagai anak ke empat dari tujuh bersaudara.

Dengan demikian beliau memiliki tiga kakak dan tiga adik. Kakak pertama dan kedua perempuan, yaitu Ratun dan Tasmi, sedangkan kakak ketiga beliau bernama Abdul Hamid. Ketiga adik beliau semuanya laki-laki, yaitu Subadar, Jayadi, dan Nasibun.

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi  KH. Muhammad Yahya

Lokasi Makam

Pagi, 4 Syawal 1392 H atau bertepatan pada tanggal 23 November 1971 M sekitar pukul 09.30 WIB, KH. Muhammad Yahya wafat pada usia 71 tahun.

Ada yang berpendapat KH. Muhammad Yahya meninggal pada usia 68 tahun karena beliau  lahir pada 1903. Namun, menurut saksi hidup, KH. Abdurrahman Yahya, saat ditemui penulis, yang lebih valid adalah Kiai Yahya lahir tahun 1900, sehingga umur beliau 71 tahun.

Lokasi makam beliau berada di sebelah barat Masjid pondok Gading, jalur masuknya lewat pintu depan masjid, dan maqbarah beliau berada di ruangan belakang pengimaman.

v

Haul

Haul KH. Muhammad Yahya diadakan setiap tahun sekali di pesantren Miftahul Huda Gading, Malang. Haul beliau diperingati pada bulan Syawal untuk tanggal haul akan diberitahukan pihak keluarga besar pesantren.Miftahul Huda Gading, Malang.

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Muhammad Yahya banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Malang saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek pemakaman di Pondok pesantren Miftahul Huda Gading, Malang.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Muhammad Yahya, dibukakan hati dan pikirannya dalam menerima ilmu, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah.

Peninggalan

Pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda Gading Malang
Mursyid Tarekat Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN)

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Malang di antaranya:
Buah Apel, Sari Apel, Keripik Ceker, Aneka Keripik Buah, Pia Mangkok, Malang Strudel, Jenang Apel, Madu Klenceng