Adab Menghadiri Maulid Nabi SAW

 
Adab Menghadiri Maulid Nabi SAW
Sumber Gambar: Foto Istimewa (ilustrasi foto)

Laduni.ID, Jakarta - Merayakan maulid Nabi SAW merupakan bentuk kebahagian umat Islam dalam menyambut kelahiran sang Banginda Rasulullah. Tradisi perayaan maulid Nabi SAW di dalamnya terdapat nilai-nilai ibadah bagi siapa saja yang merayakannya selama perayaannya tidak bertentangan dengan syariat dan ajaran Islam. Perayaan maulid Nabi SAW bisa diekspresikan dalam berbagai bentuk sesuai dengan tradisi dan budaya masing-masing daerah yang menyelenggarakan.

Menurut Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani sebagaimana dikutip oleh Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawi Lil Fatawi cara untuk memperingati maulid Nabi di antaranya dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an, memberi makan orang lain, bersedekah, dan melantunkan pujian kepada Nabi SAW seperti membaca Maulid Barzanji, Maulid Diba', Maulid Simthud Durar, dan sebagainya.

Namun jika peringatan maulid Nabi SAW dilakukan dengan cara yang berlebihan, yaitu dengan cara melakukan hal-hal yang makruh apalagi diperingati dengaan perbuatan yang haram atau dengan kemaksiatan, maka hal itu dilarang dan harus dihindari.

وما كان حراما أو مكروها فيمنع وكذا ما كان خلاف الأولى انتهى

"Perbuatan yang haram atau makruh, maka (dalam peringatan maulid Nabi) hendaknya dicegah. Demikian pula perbuatan yang khilâful aula atau yang tidak sesuai dengan keutamaan" (Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Hawi lil Fatawi, juz I, hal. 282)

Baca Juga: Dalil Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Selain harus memperhatikan bentuk dan ekspresi dalam peringatan maulid Nabi SAW, kita juga diharuskan menjaga adab dan tata krama ketika memperingati peringatan Maulid Nabi SAW.  Berikut adab dan tata krama dalam menghadiri peringatan maulid Nabi SAW menurut Hadratussyeikh Hasyim Asy'ari yang disarikan dari kitab karangan beliau yaitu kitab An-Nur Al-Mubin fi Mahabbat Sayyid Al-Mursalin.

A. Adab Para Salaf Shaleh Sebelum Hadir Ke Tempat Maulid Nabi SAW
Sebelum menghadiri acara Maulid Nabi SAW, terlebih dahulu para salaf shaleh melakukan hal-hal berikut ini:

  1. Berwudhu dengan baik dan sempurna
  2. Dalam keadaan masih basah dengan air wudhu, ia membaca: "Shalallahu ‘alaa Muhammad" 33x tanpa diselingi berbicara dengan yang lain
  3. Lalu diusapkan ke wajahnya dan membaca doa sehabis wudhu
  4. Kemudian melakukan shalat sunah 2 raka'at dengan niat shalat sunah wudhu. Raka'at pertama setelah membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Kafirun, raka'at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas
  5. Setelah salam membaca dzikir Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar masing-masing 3x
  6. Lalu boleh ditambahkan shalat sunah Hajat 2 raka'at. Rakaat pertama setelah membaca surat A-Fatihah membaca surat Al-Kafirun 3x, raka'at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas 3x
  7. Setelah salam membaca istighfar 21x dan shalawat 3x
  8. Lalu berdoa membaca niat untuk hadir Maulid Nabi SAW. Contoh doa niat untuk hadir Maulid Nabi SAW:

"Allahuma Yaa Allah, Nawaitu an ahdhural maulidun biniyyati li ridhoi’llaah wa li ridhoi’ Rasulullah Muhammad Shalallaahu ‘alahi wa sallama, Wa Syafa’ati Rasulullaahi Shalallaahu ‘alahi wa sallama fii diin wad dunyaa wal akhirah, wa ‘alaa niyyati ‘anallaaha yaqdhii hajaatinaa, wayaqbalu dawaatinaa, wa yasyrahu shuduuranaa, wa yuyassiru ‘umuuranaa wa umuuraal muslimiin fii diin wad dunyaa wal akhiirat wa yaj’alunaa min ‘ibaadihish shalihiin"

"Allahumma ya Allah, kami niat untuk hadir Maulid Nabi-Mu SAW, dengan niat agar mendapat ridha Allah dan Rasulullah SAW serta syafa’at Rasulullah di dalam agama, dunia dan akhirat. Serta dengan niat agar Allah memberikan semua hajat (kebutuhan) kami, mengabulkan doa-doa kami, melapangkan keulitan kami, memudahkan semua urusan kami dan urusan kaum muslimin di dalam hal agama, dunia dan akhirat, dan jadikanlah kami hamba-Mu yang sholeh"

Bisa juga ditambah membaca niat seperti dibawah ini:

"Nawaitu an ahdhural maulidun mitsla maanawaa aslafunaash-shalihiin wa biniyyati ta'zhiiman syahru wiladati nabi shalallahu 'alaihi wa aalihiwassalam wa biniyyati ziyaadatil imaan wa ziyaadatil taqwaa wal mahabati wa qurb ilaa Allah wa ilaa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wassalam wa aslafinaash shalihiin wa biniyyati 'ittibaa'ir Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wassalam zhahiran wa bathinan fii qawli wal fi'li wan niyyat. Wa biniyyati 'annaAllaha yuhassin akhlaqanaa wa adaabanaa wa annaallaha yarzuqunaa an-nazhar ilaa wajhi al-habib Sayyidina Muhammad shalallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wassalam yaqzhatan wa manaamaan fii dunya wal akhirah wa fiil barzakh wa huwa radhin annaa, wa alaa kulli niyyati shalihat fii khair wa luthfi wa 'afiyaat wa salaamat....."

"Niat hadir maulud seperti niatnya para salafuna shalihin, dengan niat bertambahnya iman dan takwa, bertambahnya cinta serta mendekatkan diri kepada Allah, Rasulullah SAW dan Salafuna Shalihin. Dengan niat untuk mencontoh/meneladani/mengikuti Rasulullah SAW secara zhahir dan bathin, baik dalam perkataan, perbuatan dan niat. Dengan niat semoga Allah memperbaiki akhlak dan adab kita serta Allah memberi rizqi kepada kita untuk dapat memandang wajah kekasih kita Rasulullah SAW baik secara langsung ataupun mimpi di dunia maupun akhirat serta di alam barzah dalam keadaan beliau Rasulullah SAW ridho kepada kita dan kami berniat dengan semua niatan yang sholeh dalam kebaikan, kelembutan, 'afiyah (kebahagiaan) dan keselamatan....."

Hal itu semua di atas, seyogyanya dilakukan mulai berwudhu hingga shalat sunah wudhu sampai shalat sunah hajat, dilakukan tanpa diselingi perbuatan dan pembicaraan yang tidak berarti, serta dilakukan dengan tertib pelaksanaannya dan berkesinambungan. Jika waktu tidak memungkinkan paling tidak shalat sunah wudhu lebih diutamakan.

Baca Juga: Hikmah Peringatan Maulid Nabi SAW Menurut Imam As-Suyuthi

B.  Adab Para Salaf Shaleh Saat Hendak Hadir Ke Tempat Maulid Nabi SAW
Setelah melakukan amal shaleh di atas, barulah para salaf shaleh berjalan menghadiri Maulid Nabi SAW. Dalam masa perjalanan itu, hal-hal yang mereka lakukan adalah sebagai berikut:

  1. Bertawakkal kepada Allah SWT
  2. Sangat mengharapkan limpahan berkah, rahmat dan maghfirah Allah tercurahkan kepadanya
  3. Berjalan penuh rasa tawadhu’ dan tadharru’ (menghadirkan perasaan khusyu’, seakan-akan hendak menemui Baginda Nabi SAW bersama para sahabatnya dan para auliya-Nya, yang disaksikan oleh Allah SWT serta para malaikat-Nya).

Menanamkan adab batin ini sungguh sangat utama di dalam menghadiri Maulid Nabi SAW karena Allah melihat dan menyaksikan hati para hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi: "Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba terhadap-Ku"

C. Adab Para Salaf Shaleh Saat Berlangsungnya Acara Maulid Nabi SAW
Biasanya para salaf shalihin memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW baik selama perjalanan, saat dan selama Maulid Nabi SAW berlangsung, baik dibaca secara sirr (dalam hati) ataupun jahr (diucapkan dengan lisan).

Momentum yang paling baik dan berkah dalam pembacaan Maulid Nabi SAW adalah pada saat Mahallul Qiyam (saat berdiri), ketika melantunkan: "Yaa Nabi salam ‘alaika # Yaa Rasul salam ‘alaika"

Di antara bait-bait tersebut adalah momentum yang terbaik kita berdoa memohon kepada Allah SWT atas segala doa dan hajat kita. Doa disela-sela membaca shalawat: "Yaa Nabi salam ‘alaika # Yaa Rasul salam ‘alaika" secara bersama-sama. Jadi di antara bait-bait tersebut seyogyanya kita berdoa. Insya Allah Mustajabah.

Tidak kalah pentingnya juga adalah menghadirkan orang-orang yang kita cintai seperti sanak keluarga, sahabat dan kerabat yang kita kehendaki ketika itu. Hadirkan dengan perasaan kita, bahwa mereka ikut hadir (bil ghaib) dalam pelaksanaan Maulid Nabi SAW, Insya Allah rahmat, berkah dan syafaat-Nya akan meliputi kepada mereka semua, yang walaupun secara lahiriah mereka tidak turut serta hadir.

Itulah salah satu kebesaran-Nya dan kasih sayang-Nya kepada umat Baginda Nabi SAW yang merupakan tetesan-tetesan air Ar-Rahmah dari samudera rahmat Ilahi.

Di dalam pelaksanaan pembacaan Maulid Nabi SAW seyogyanya kita mempertautkan hati kita dengan Baginda Nabi SAW. Bagi yang pernah berziarah ke makam Nabi SAW di Madinah Al-Munawwarah, mungkin bisa kembali mengingat-ingatnya, seakan-akan membaca Maulid Risalah Baginda Nabi SAW di hadapan makam beliau yang mulia SAW.

Bagi yang belum diberi rizki ziarah ke makam Nabi SAW, maka cukup membayangkan kehadiran Nabi SAW paling tidak merasa dilihat dan didengar oleh Baginda Nabi SAW. Sehingga nilai-kualitas dari Maulid Nabi SAW Insya Allah dapat dirasakan kemanfaatannya, bukan hanya sekedar hadir duduk, doa, amin, makan, lalu bubar, sedangkan hati sanubari masih tetap kotor penuh karat dengan penyakit-penyakit lahiriah dan batiniah.

Baca Juga: Keutamaan dan Hikmah Memperingati Maulid Nabi SAW

D. Maulid Nabi SAW sebagai Ajang Memperbaiki Diri
Maulid Nabi SAW adalah salah satu ajang yang sangat sakral untuk mengembalikan jati diri kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Baginda Nabi SAW. Oleh karena itu seyogyanya kita bisa memperhatikan dengan seksama arti, makna atau terjemahan dari bacaan Maulid Nabi SAW yang dibaca. Hal ini sungguh sangat bermanfaat guna meningkatkan kualitas hati kita menuju derajat ihsan di sisi Allah dan Rasul-Nya.

Inilah salah satu sirr (rahasia) dari pelaksanaan Maulid Nabi SAW. Sehingga ketika kembali dari acara Maulid Nabi SAW itu, hati semakin bercahaya, Insya Allah. Hati sanubari merasuk menjalar ke seluruh relung anggota tubuh kita, mengikis habis segala karat penyakit-penyakit lahir maupun batin dan semakin bertambah keimanan dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya, sehingga buahnya menjadikan kita semakin ta'at akan melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.

Wallahu A'lam

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 31 Oktober 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan


Referensi:
1. Disarikan dari tulisan dalam situs Pustaka Pejaten
2. Kitab Al-Hawi lil Fatawi