NU dan Muhammadiyah, Benteng Pertahanan Indonesia dari Paham Radikalisme Wahabi dan Arabisme

 
NU dan Muhammadiyah, Benteng Pertahanan Indonesia dari Paham Radikalisme Wahabi dan Arabisme

LADUNI.ID, Jakarta - Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Ia adalah kekuatan bagi peradaban umat Islam yang hingga kini telah banyak berkontribusi untuk perkembangan di dunia. Oleh karena itu, kekuatan Islam di dunia juga amat bergantung pada kekuatan umat muslim di Indonesia.

Suatu khas yang melekat pada kekuatan muslim di Indonesia adalah dua organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di dunia, yakni Nahdlatul Ulama atau NU dan Muhammadiyah. Kedua ormas ini adalah benteng pertahanan Islam yang tidak boleh runtuh. Keduanya tetap harus kuat untuk membendung tantangan ideologisasi transnasional yang jahat berupa Wahabisme dan Arabisme di mana ideologi-ideologi ini berpotensi besar melahirkan paham kekerasan (radikalisme) dan terorisme.

"Jika benteng pertahanan Muhammadiyah dan NU sampai bobol dimasuki oleh teologi kebenaran tunggal (Wahabisme) ini, maka Indonesia sebagai bangsa muslim terbesar di muka bumi akan berubah menjadi ladang pertumpahan darah, dan di ujungnya negeri ini akan masuk museum sejarah karena eksistensinya telah dibinasakan oleh anak-anaknya sendiri yang tergiur oleh 'misguided Arabism' (Arabisme yang kesasar jalan) dalam bentuk radikalisme dan terorisme." (Buya Syafi'i Ma'arif).

Tentu kita tidak mau jika Indonesia yang kini sudah ramah dan damai dengan prinsip ukhuwah yang dibangun oleh muslim Indonesia, terpapar paham Wahabisme dan Arabisme yang membahayakan itu tadi. Bentuk kedua paham ini (baca: Wahabisme dan Arabisme) bisa bermacam-macam. Ada gerakan hijrah, ada gerakan khilafah, ada gerakan ISIS (yang sudah jelas-jelas gerakan teroris), anshorud daulah (JAD), daulah islamiyah dan lain-lain.

Sudah sepatutnya sebagai bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia, harus menjaga secara kuat benteng kita dari terjangan berbagai paham ideologi transnasional yang jahat itu tadi. Kita perlu memperkuat kembali dasar-dasar negara kita seperti Pancasila, Bhinneka Tungal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) demi Indonesia masa depan yang jaya. Mari, tebarkan kedamaian dan jaga Indonesia yang kita cintai ini.

(Indonesia Ramah)