Karomah Abah Guru Sekumpul (9): Uang yang Tidak Ada Habisnya

 
Karomah Abah Guru Sekumpul (9): Uang yang Tidak Ada Habisnya

LADUNI.ID, Jakarta - Pada suatu hari, datang rombongan para Habaib dari berbagai daerah ke Kalimantan Selatan, tepatnya ke kediaman KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari (Abah Guru Sekumpul).

Sudah tradisi beliau untuk memuliakan tamu-tamu. Abah Guru apabila menerima tamu dari luar daerah, apalagi para Habaib, maka Abah Guru Sekumpul akan meminta tamu tersebut untuk menginap beberapa hari di kediaman beliau.

Beliau sendiri yang turun tangan untuk melayani para tamu tersebut, istilah "tamu adalah Raja" sangat terlihat dari sikap dan perilaku Abah Guru Sekumpul terhadap para tamu-tamu beliau.

Sampai pada akhirnya rombongan para Habaib itu akan pulang...Maka bergantianlah Abah Guru sekumpul menyalami satu persatu para Habaib tersebut yang jumlahnya puluhan orang.

Tapi ada yang aneh...

Sambil Abah Guru bersalaman dengan satu persatu dari para Habaib tersebut, sambil Abah Guru mengambil uang dari kantong baju beliau...dan memasukkan uang tersebut ke kantong baju satu persatu para Habaib tersebut.

Al-Habib Mukshin bin Al-Habib Agil bin Syahab yang berdiri didekat Abah Guru Sekumpul saat itu sangat mengetahui, bahwa dikantong baju Abah Guru tidak ada apa-apa ( kantong baju beliau kosong, dan tidak terlihat mengembung oleh jumlah uang yang banyak).

Sampai selesai semua para Habaib itu disalami oleh Abah Guru Sekumpul yang jumlahnya puluhan tersebut, terus-terusan Abah Guru juga mengambil uang dari kantong baju beliau, yang seperti tidak ada habisnya untuk beliau berikan kepada satu persatu dari mereka (para Habaib tersebut)

Tidak terasa, selesai Abah Guru menyalami dan memberikan uang tersebut kepada seluruh Habaib yang jumlahnya puluhan orang tersebut.

Lalu mendekat Habib Mukhsin muda kepada Abah Guru.

Berkata Abah Guru Sekumpul kepada Al-Habib Mukshin: "Behehinip aja nyawa Mukhsin ae" ( maksud Abah Guru, ngga usah terkejut. diam saja kalau engkau tahu )

Subhanallah...!