UNUSA Surabaya Bikin Hand Sanitizer Sendiri untuk Sekolah dan Masjid

 
UNUSA Surabaya Bikin Hand Sanitizer Sendiri untuk Sekolah dan Masjid

LADUNI.ID, Surabaya - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membuat hand sanitizer sendiri dalam rangka mencegah penyebaran virus corona di Surabaya. Hal ini dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 yang baru saja dibentuk di Unusa.

Rektor Unusa Surabaya, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng., mengatakan bahwa pembuatan hand sanitizer didampingi Prof. Kacung Marijan Ph.D., Wakil Rektor 1 Unusa bersama Satgas COVID-19 Unusa. Menurutnya, jika untuk internal tercukupi, hand sanitizer bisa didistribusikan ke sekolah dan masjid sekitar kampus.

“Jika kebutuhan hand sanitizer untuk internal di lingkungan kampus Unusa sendiri sudah mencukupi, tidak menutup kemungkinan hand sanitizer yang dibuat bersamasama oleh mahasiswa Kedokteran dengan Satgas Covid 19 ini bisa didistribusikan ke sekolah atau masjid dan musalah disekitar Unusa,” jelas Jazidie, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman suarasurabaya.net pada Jumat (20/3).

Ide membuat hand sanitizer oleh para mahasiswa bersama Satgas COVID-19 ini sendiri dipicu sulitnya sekaligus mahalnya harga hand sanitizer yang ada dipasaran. Pembuatan hand sanitizer ini menggunakan bahan, Etanol, Gliserin, dan Akuades

Pembuatannya langsung berada dibawah arahan Ketua Satgas COVID-19 Unusa , dr. M. Fifin Kombih, dan menggunakan takaran sesuai dengan panduan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

“Kami buat berdasarkan rekomendasi dari BPOM yang nantinya memang disiapkan sebagai satu diantara cara atau mengantisipasi penyebaran virus corona di kawasan kampus Unusa,” terang Fifin.

Guna memaksimalkan manfaat atau kinerja hand sanitizer, maka harus didiamkan dalam botol selama lebih kurang 72 jam. Satgas COVID-19 Unusa, Jumat (20/3/2020) membuat sekitar 100 botol hand sanitizer, dan dijadwalkan untuk dipergunakan dilingkungan internal kampus Unusa.

Keterlibatan mahasiswa Kedokteran dalam proses pembuatan hand sanitizer ini sebagai bagian dari melatih keterampilan para mahasiswa terkait pembuatan hand sanitizer dengan bahan yang mudah ditemukan di pasaran.

“Supaya mahasiswa juga berlatih,” kata Fifin.

Secara khusus Fifin juga merujuk pada standardisasi yang dibuat oleh BPOM karena hal itu sesuai dengan standar dari Badan Kesehatan Dunia WHO.

“Takaran yang dibuat BPOM sudah sesuai standar WHO,” pungkas Fifin.