Subsidi, Apakah Solusi di Tengah Pandemi COVID-19

 
Subsidi, Apakah Solusi di Tengah Pandemi COVID-19

LADUNI.ID, Jakarta - Situasi di Indonesia saat ini bisa dikatakan rawan untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Baik untuk bekerja, belajar, ataupun aktivitas lainnya, dikarenakan adanya wabah Covid-19 yang melanda negeri kita tercinta ini. Pandemi tersebut sangat mempengaruhi berbagai sektor, antara lain di sektor pangan, ekonomi, kesehatan, nilai rupiah yang melemah, kemiskinan, pengangguran, dan lain sebagainya.

Berbagai macam kebijakan ditetapkan oleh pemerintah. Anjuran untuk menjaga diri sendiri juga dikampanyekan di berbagai media. Baik media cetak, iklan, online, dan lain sebagainya.
Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan social distancing, lockdown local, work from home, pembatasan sosial berskala besar, dan lain sebagainya merupakan kebijakan yang baik untuk mencegah penularan wabah Covid-19 ini. Akan tetapi, dampak dari adanya kebijakan tersebut juga sangat besar. Lagi-lagi dampak tersebut berkaitan dengan rakyat.

Dampak dari adanya kebijakan tersebut antara lain, banyaknya rakyat yang terancam atau bahkan sudah kehilangan pekerjaanya, banyaknya pedagang yang kehilangan penghasilan dan terancam gulung tikar, banyaknya pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup sedangkan di sisi lain tidak ada pemasukan. Untuk sebagian rakyat Indonesia memang bisa memenuhi kebutuhan hidup di situasi seperti ini, dikarenakan memiliki tabungan ataupun investasi dan lain sebagainya. Lalu bagaimana dengan kebanyakan rakyat Indonesia yang bekerja hari ini untuk mencukupi kebutuhan besok, bekerja besok untuk memenuhi kebutuhan lusa, dan seterusnya?

Pemerintah memang belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh rakyat Indonesia. Dilihat dari negara Indonesia masih termasuk dalam kategori negara berkembang, Indonesia juga membutuhkan anggaran di sektor lainnya yang tak kalah penting. Dalam mengatasi masalah tersebut, saya pikir pemerintah sudah cukup tanggap dalam proses penanggulangannya.
Pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp 1,5 Triliun yang dialokasikan untuk memberikan bantuan cicilan rumah bersubsidi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah sebagai dampak adanya pandemi virus Covid-19. Dalam jumpa pers yang diadakan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Selasa tanggal 24/3/2020 lalu, presiden RI Jokowi mengatakan bahwa "Untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang sedang mengambil kredit rumah bersubsidi, pemerintah memberikan 2 stimulus," Jokowi juga mengatakan, Stimulus pertama adalah subsidi selisih bunga selama 10 tahun. Kalau bunya di atas 5 persen selisihnya dibayar pemerintah. Selain itu, pemerintah memberikan bantuan pembayaran uang muka anggaran untuk pembelian rumah bersubsidi.

Selain subsidi cicilan, pemerintah juga menganggarkan subsidi listrik. Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pemberian subsidi listrik yang dialokasikan untuk masyarakat dengan penghasilan rendah. Implementasiannya adalah memberikan listrik gratis bagi pelanggan 450 VA dan diskon listrik 50 persen bagi pelanggan 900 VA bersubsidi. Subsidi listrik tersebut diberikan untuk periode April, Mei, dan Juni 2020. Untuk pelanggan yang prabayar akan diberikan token setiap bulan yang bisa didapatkan di web pln atau lewat wa resmi pln.

Subsidi yang diberikan oleh pemerintah tersebut disambut baik oleh masyarakat. Banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang mendapatkan subsidi listrik merasa terbantu di tengah pendemi yang meresahkan ini. Anggaran subsidi yang telah dikeluarkan pemerintah berdampak baik untuk meringankan masyarakat dengan penghasilan rendah.

Dampak adanya subsidi tersebut mampu sedikit meringankan perekonomian masyarakat Indonesia yang memiliki penghasilan rendah. Banyaknya dampak negatif akibat adanya pandemi ini antara lain, Kemiskinan yang terancam akan meningkat dikarenakan banyaknya masyarakat yang menyandang gelar pengangguran di tengah pandemi virus Covid-19 ini. Serta banyaknya usaha-usaha kecil yang terancam bangkrut. Lalu bagaimana untuk penyelesaian masalah ini?

Wabah Covid-19 ini merupakan masalah yang tidak terduga. Dan negara Indonesia belum memiliki kesiapan penuh untuk menanggulangi masalah ini. Akan tetapi banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah, dan masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam penanggulangan masalah ini.

Di samping banyak masyarakat dari kalangan pekerja yang yang mengeluhkan kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, terancam gulung tikar, dan lain sebagainya. Pembatasan sosial berskala besar yang sebagian dari berbagai kota yang memberikan anjuran untuk tidak pulang kampung, juga memberikan dampak bagi para perantau, khususnya pelajar ataupun mahasiswa.

Subsidi yang diberikan pemerintah ini bisa menjadi solusi yang cukup membantu. Dengan adanya subsidi perekonomian masyarakat akan menjadi sedikit lebih baik. Kemiskinan dan pengangguran yang timbul akibat pandemi ini semoga bisa segera teratasi.

Penulis : Novita Ayu Nur Maulidah
(Mahasiswi Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia)