Cara Berpakaian Mempengaruhi Amal Ibadahmu

 
Cara Berpakaian Mempengaruhi Amal Ibadahmu

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam aktivitas keseharian, tipikal berpakaian juga sangat berperan penting. Melalui pakaian yang baik, kita juga akan memberikan kesan awal kepada orang lain bahwa kita adalah orang baik. Begitu pula ketika pakaian kita tidak teratur dan tidak sopan, maka orang lain akan memberikan penilaian awal bahwa kita tidak sopan.

Meskipun pakaian bukan lah satu-satunya hal yang membuktikan bahwa seorang itu dikatakan baik atau jahat. Tetapi, first impression atau kesan pertama yang orang berikan kepada tentu berdasarkan apa yang dilihat dan yang tampak. Termasuk cara berpakaian juga akan memberikan penilaian dan akan jadi kesan pertama.

Lebih jauh dari itu, cara berpakaian bahkan juga akan mengantarkan orang dapat berperilaku baik atau tidak. Hal ini sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Habib Abu Bakar Assegaf, sebagaimana dikutip Habib Abdul Qadir Ba’bud dalam salah satu ceramahnya.

Habib Abu Bakar Assegaf memberikan contoh. Kata Habib Abu Bakar, “coba seandainya engkau memakai penampilan daripada leluhur kamu, para shalihin, pakai songkok, pakai baju takwa, pakai sarung. Kemudian di situ ada tempat kemaksiatan, di situ ada orang mabuk-mabukan, dan lain-lain.”

Habib Abu Bakar kemudian mengatakan bahwa, “yang mencegah kamu duduk dengan mereka adalah baju kamu. Baju kamu mencegah kamu melakukan kejelekan”. Oleh karena itu, berpakaian yang baik sesuai dengan pakaian yang dikenakan oleh para shalihin akan mengantarkan kita untuk melakukan kebikan.

Begitu juga sebaliknya, “jika penampilan kamu jelek, kamu tidak pakai baju daripada orang shalih, baju kamu pendek, lengan kamu pendek, baju lengan kamu pendek, celana kamu pendek. Tidak memakai baju daripada para shalihin, penampilan kamu tidak jaga, ketika di situ ada majelis orang shalih, majelis kebaikan, ada orang shalih, ada majelis raaha’, ada majelis maulid,” kata Habib Abdul Qadir mencontohkan perkataan Habib Abu Bakar Assegaf.

Kata Habib Abu Bakar, “yang mencegah kamu duduk dengan orang shalih adalah satu, baju kamu”. Sebab itulah, pakaian yang tidak sopan dan jauh dari standar para shalihin akan menjadi faktor pencegah orang berkumpul dengan para shalihin.

Apa yang dicontohkan oleh Habib Abu Bakar Assegaf tentu masuk akal. Sebab, dalam teori sosial, lingkungan akan menjadi tempat belajar bagi seorang untuk membentuk interaksi yang baik atau tidak baik. Ketika individu berkumpul dan berada di lingkungan para shalihin, maka akan terjadi interaksi dan pertukaran dan internalisasi nilai.