Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhah Surakarta

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
Klaim Pengelola Lembaga Kirim Pesan ke Pengelola Lembaga
 
Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhah Surakarta

Profil
Berdasarkan hasil wawancara dengan Habib Naufal di Majelis Ar-Raudhah, pada tanggal 19 Januari 2018, maka diperoleh bagaimana sejarah Majelis Ar-Raudhah terbentuk. Bermula dari pesan sang Ibu jika engkau berhenti berdakwah ibu tidak akan meridhaimu dunia hingga akhirat, maka Habib Naufal bin Muhammad Alaydrus mendirikan Majelis Ar-Raudhah di rumah orang tua beliau yang sederhana.

Nama Ar-Raudhah sudah diberikan ke pengajian kecilnya bersama Habib Husein Habsyie dan teman-temannya semasa Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi masih hidup, dahulu setiap sabtu pagi setelah shalat subuh berjama‟ah, kemudian dilanjutkan dengan tadarus Al-Quran, membacaan ratib, sampai mengikuti pengajian umum secara rutin, mulai dari tema sejarah Nabi atau hadits, nahwu dan fiqih, tasawuf, hingga tafsir Al-Quran.

Wafatnya Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi, muncul pergolakan ujian dalam dakwah maka akhirnya Ibu dari Habib Naufal menyarankan untuk membentuk majelis sendiri di rumah sendiri. Kemudian disitulah baru pertama kali diumumkan secara lantang tahun 2010 nama Majelis ilmu dan dzikir Ar-Raudhah dengan jamaah 30 orang. Majelis diselenggarakan dua pekan sekali, maka alhamdulillah Allah pun memberkati ratusan jamaah berdatangan dan rumah itupun tak muat menampung jamaah lagi, kemudian akhir september 2011 atas pinjaman dana dari beberapa teman, beliau membeli sebuah rumah seluas 525 m² untuk markas dakwah yang selanjutnya dikenal dengan Majelis ilmu dan dzikir Ar-Raudhah.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN