Ayat dan Hadits tentang Keutamaan Membaca Al-Qur’an

 
Ayat dan Hadits tentang Keutamaan Membaca Al-Qur’an

LADUNI.ID, Jakarta – Membaca Al-Qur’an memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang dikategorikan sebagai salah satu ibadah yang paling utama di antara ibadah-ibadah lain.

1. Sebaik-Baiknya Umat Nabi Muhammad SAW

Terdapat banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaa membaca Al-Qur’an, salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh an-Nu’man ibn Basyir sebagai berikut.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

Artinya: Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).

Dari hadits ini, bagaimana Rasulullah SAW menempatkan orang yang membaca Al-Qur’an sebagai umat Nabi Muhammad SAW yang paling baik.

Baca juga: Banyak yang tidak tahu, Lima Fadhilah Aktif Membaca Al Quran

2. Diibaratkan Seperti Buah yang Manis dan Wangi

Dari saking baiknya itu, orang yang membaca Al-Qur’an juga digambarkan seperti buah yang wangi dan manis. Sementara itu, orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Qur’an digambarkan sebagaimana buah yang manis tetapi tidak wangi (sebagaimana hadits riwayat Abu Dawud).

Dalam hadits yang sama juga menyatakan yang sebaliknya, bahwa orang-orang fasik yang suka membaca Al-Qur’an diibaratkan sebagai buah yang aromanya wangi, tetapi tidak pahit. Bahkan orang yang fasik dan tidak suka membaca Al-Qur’an, maka diibaratkan sebagai buah yang tidak beraroma dan rasanya juga pahit.

3. Yang Mendengarkan Akan Mendapat Rahmat Allah SWT

Di dalam Al-Qur’an juga diterangkan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an atau mendengarkan secara baik-baik dan tenang, maka orang tersebut akan mendapat rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 204 sebagai berikut.

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ (٢٠٤)

Wa-idzaa quri-a alqur-aanu faistami'uu lahu wa-anshituu la'allakum turhamuuna

Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”[1] (QS. Al-A‘raf [7]: 204).

Baca juga: Ihtiyath dalam Mengaji dan Mengkaji Al-Quran

Para ulama tafsir menejelaskan bahwa adanya perintah menyimak bacaan Al-Qur’an berarti adanya perintah membaca Al-Qur’an. Jika mendengar saja sudah mengundang rahmat, apalagi membacanya.

4. Setiap Huruf Mengandung 10 Kebaikan

Hadits tentang keutamaan membaca Al-Qur’an yang cukup familiar adalah hadits riwayat Abdullah Ibnu Mas‘ud yang menyatakan, setiap huruf yang dibaca akan diberi balasan satu kebaikan. Setiap kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh, sebagaimana berikut ini.

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Artinya: Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).

Berdasarkan penjelasan ‘Ali ibn Abi Thalib karramallahu wajhah, keutamaan yang dungkap hadits di atas diperuntukkan kepada orang yang membacanya di luar shalat walaupun tidak dalam keadaan suci. Sementara keutamaan orang yang membaca ayat Al-Qur’an dalam shalat, dan dilakukan saat berdiri, maka balasannya adalah 100 kebaikan. Kemudian jika dibaca pada saat duduk shalat, balasannya adalah 50 kebaikan. Adapun dibaca di luar shalat dan dalam keadaan suci, balasannya adalah 25 kebaikan. Sungguh Allah Mahakuasa melipatkan balasan atas kebaikan hamba-Nya. (Lihat: As-Sayyid ‘Abdullah ibn ‘Alawi, ibn Muhammad al-Haddad, Risalatul Mu‘awanah, hal. 9).

Baca juga: Inilah Berkah Membaca Al-Qur’an Terus-Menerus

5. Membaca 100 Ayat Dikategorikan Sebagai Orang yang Tidak Lalai

Dalam hadits yang lain, keutamaan membaca Al-Qur’an disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an seratus ayat dalam satu malam, maka akan dicatat untuknya ketaatan satu malam itu.” (HR. Ahmad). Dalam riwayat lain, disebutkan, “Siapa yang membaca 100 ayat dalam satu malam, maka tidak tercatat sebagai orang yang lalai.”

Riwayat berikutnya mengatakan, “Ketika seorang hamba mengkhatamkan Al-Qur’an, maka di penghujung khatamnya, sebanyak 60 ribu malaikat akan memohonkan ampun untuknya” (HR. ad-Dailami).

6. Diberikan Syafa’at Ketika Hari Kiamat

Tak hanya itu, Al-Qur’an juga akan memberikan syafaat pada hari Kiamat bagi siapa saja yang membacanya, sebagaimana hadits dari Abu Umamah al-Bahili:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ؛ فَإِنَّهُ يَأْتِي شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِصَاحِبِهِ

Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an. Sebab, ia akan datang memberikan syafaat pada hari Kiamat kepada pemilik (pembaca, pengamal)-nya,” (HR. Ahmad).

Baca juga: Membaca Al-Qur'an Tetap Berpahala Tanpa Memahami Isi Maknanya

7. Diberikan Balasan Terbaik

Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa orang yang sibuk membaca Al-Qur’an dan tak sempat membaca dzikir yang lain akan diberi balasan terbaik melebihi balasan mereka yang meminta, sebagaimana riwayat Abu Sa‘id dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Allah berfirman:

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى مَنْ شَغَلَهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ ثَوَابِ السَّائِلِينَ وَفَضَلُ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ

Artinya: Allah berfirman, “Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur’an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur’an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya,” (HR. Al-Baihaqi).

Atas dasar ini, para ulama menyebutkan bahwa membaca Al-Qur’an lebih utama daripada dzikir dengan kalimat-kalimat umum yang tidak terpaku pada waktu dan tempat.

Sebenarnya masih banyak lagi keutamaan membaca Al-Qur’an yang disebutkan para ulama. Di antaranya dapat melembutkan dan menerangi hati, memfasihkan lisan, memudahkan urusan, dan terkabulnya berbagai permintaan.

Tak hanya itu, bila dihadiahkan kepada orang yang meninggal, bacaan Al-Qur’an juga akan mendatangkan kebaikan tersendiri untuknya. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Ahmad ibn Hanbal dan sebagian ulama Syafii. Sebab, dalam pandangan mereka, kebaikan membaca Al-Qur’an yang dihadiahkan kepada ahli kubur akan sampai.

Baca juga: Penjelasan tentang Adab Membaca Al-Qur'an

Perlu diingat, membaca Al-Qur’an setidaknya perlu dilakukan dengan tartil dan dengan memenuhi adab-adab membaca Al-Qur’an seperti berada di tempat yang suci dari najis, dalam keadaan punya wudhu, menghadap kiblat, khusyuk, menghadirkan hati, dan beberapa adab lain yang perlu dihadirkan dan dilakukan saat kita membaca Al-Qur’an.

Wallahu a’lam bisshawab.

 

Sumber:

  • As-Sayyid ‘Abdullah ibn ‘Alawi, ibn Muhammad al-Haddad, Risalatul Mu‘awanah,
  • Syekh Zainuddin al-Malaibari, Irsyâd al-‘Ibad,
 

[1] Maksudnya: jika dibacakan Al-Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah mamum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al-Quran.