Gus Baha: Kadang Masalah Itu Hanya Perlu Dibiarkan

 
Gus Baha: Kadang Masalah Itu Hanya Perlu Dibiarkan

LADUNI.ID, Jakarta - Berkali-kali Gus Baha dianggap aneh, karena ketika diundang oleh pejabat, Gus Baha jarang datang. Meski demikian, Gus Baha kadang-kadang juga menghadiri undangan dari pejabat itu mengingat pejabat tersebut juga termasuk umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bagaimanapun, Gus Baha tidak pernah merasa bangga hanya karena diundang oleh seorang pejabat. Sebab, orang yang terbiasa dekat dengan Allah tetapi merasa bangga ketika kenal atau dekat dengan pejabat, maka sebenarnya turun kasta. Bagi Gus Baha, hal itu adalah suatu keanehan.

Menurut Gus Baha, kita sebenarnya sudah merupakan orang yang sibuk, sudah masyhur. Tetapi bagaimanapun, pejabat juga adalah umat kanjeng Nabi Muhammad Saw. Hanya saja, tidak perlu terlalu sering memenuhi undangan para pejabat itu. Sebab, bagaimanapun, hal itu rawan terjadi masalah. Salah satunya karena kita sebagai manusia juga punya keinginan, punya rencana dan lain-lain.

Selain itu, jika kita terlalu kenal dengan pejabat, jangan-jangan nanti yang keluar adalah ketamakan kita. Berbeda dengan ketika kita kenal pejabat bertujuan untuk memaslahatkan bangsa Indonesia, maka tidak masalah. Dengan itu, Anda juga harus yakin bisa menyelesaikan masalah yang ada di negeri ini. Tetapi, jika Anda justru menjadi bagian dari problem negeri ini, maka sebaiknya kita perlu berkaca terlebih dahulu.

Dalam kondisi demikian, Gus Baha menegaskan bahwa terkadang masalah itu sebaiknya hanya perlu dibiarkan saja, karena nanti akan berpotensi menimbulkan masalah baru. Sebab, masalah yang ada tersebut terkadang hanya bagian dari sunnatullah sehingga tidak perlu semua masalah harus diselesaikan yang kemudian hanya menimbulkan permasalahan baru.

Kendati begitu, Gus Baha juga menyampaikan bahwa nahi munkar ila yaumil kiyamah itu tetap wajib. Tetapi, ketika berkaca kepada para ulama, nahi mungkar yang dilakukan itu tetap memiliki dasar pemikiran. Sebab, ulama adalah hujjatullah fil ardh, hujjah Allah di bumi.

Misalnya, ketika ada seorang anak yang biasa nongkrong di prapatan kemudian melihat seorang kiai. Anak itu lantas me-nyuit-nyuiti kiai tersebut. Dalam hal ini, Gus Baha menegaskan bahwa kita butuh nahi munkar untuk memperingati dan menasehati anak itu. Tetapi masalahnya, kita tahu bahwa anak-anak muda yang nongkrong itu ketika dinasehati malah akan memukul kiainya, bahkan ada kemungkinan untuk membunuhi kiai itu.

Dari contoh kasus itu berarti kita hanya akan menambah dosa anak itu. Dari hanya dosa karena menyuit-nyuiti kiainya, tapi karena dinasehati kemudian tidak terima malah membuat anak itu memukul kiainya. Berarti kita telah menjadikan anak itu menjadi orang yang memiliki dosa yang lebih tinggi.

Maka dari itulah, Imam Nawawi dalam beberapa kitab mengatakan bahwa, “Nahi munkar itu wajib selagi tidak berpotensi melahirkan maksiat yang lebih besar.”

Oleh karena itulah kita sebenarnya hanya perlu membiarkan anak kecil seperti itu tanpa harus menasehatinya. Karena ketika kita nasehati, maka dikhawatirkan akan terjadi masalah yang lebih besar, seperti memukul orang yang menasehati atau malah membunuhnya.

Dengan demikian, tulisan ini hanya sebagai rangkuman dari salah satu ceramah Gus Baha. Semoga dengan adanya tulisan ini dapat memberikan manfaat terutama dalam menjalani kehidupan ini. Aamiin.