Biografi KH. Ahmad Dahlan Tremas

 
Biografi KH. Ahmad Dahlan Tremas
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-guru Beliau
2.3       Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2       Murid-murid Beliau

4          Karier
4.1       Karier Beliau
4.2       Karya Beliau

5.         Chart Geneology
5.1       Chart Geneology Guru beliau
5.2       Chart Geneology Murid beliau

6          Referensi

7.         Chart Silsilah Sanad

1 Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1  Lahir
.Kiai Ahmad Dahlan lahir di Tremas, Pacitan, sekitar tahun 1279 H/1862 dari pasangan KH. Abdullah bin KH. Abdul Mannan Dipomenggolo dan Nyai Siti Aminah. Kakeknya, KH. Abdul Manan Dipomenggolo (wafat 1862), yakni pendiri Pesantren Tremas, Pacitan, di tahun 1830. Sementara ayahnya, KH. Abdullah, melanjutkan kepemimpinan pesantren dari tahun 1862 hingga wafatnya di Mekah pada tahun 1894. Beliau mengantar keempat putra-putranya, Mahfuzh, Ahmad Dahlan, Dimyathi dan Abdurrozak, naik haji dan mencar ilmu selama bertahun-tahun di Mekah.

Kecuali Syekh Mahfuzh Tremas, mereka kembali ke Tanah Air di penghujung tahun 1896. Perjuangan Kiai Abdullah tidaklah sia-sia. Semua putra dia menjadi ulama besar. Syekh Mahfudz Tremas (wafat 1920), yakni guru besar dan ulama kenamaan di Mekkah. KH. Dimyathi menjadi pelanjut kepemimpinan Pesantren Tremas. KH. Muhammad Bakri menjadi ulama ilmu al-Quran. KH. Abdurrozaq jadi ulama dan mursyid Tarekat Syadziliyah yang berbasis di Tremas. Sementara KH. Ahmad Dahlan sendiri menjadi ulama falak.

1.2  Riwayat Keluarga
Kiai Ahmad Dahlan menikah pertama kali dengan Nyai Ummu Kulsum Semarang, dan dikaruniai seorang putra bernama Ahmad (1899-1976). Putra dia ini (dikenal dengan nama KH. Ahmad al-Hadi) kemudian menjadi ulama terkenal di Bali, pendiri pesantren di Kampung Timur Sungai, Jembrana, tahun 1930 dan pendiri NU pertama di Loloan, Negara, Bali, di tahun 1934.

1.3  Wafat
KH. Ahmad Dahlan Tremas wafat pada hari Ahad tanggal vii Syawal tahun 1329 H/ 1911 dan dimakamkan di pemakaman umum Bergota Semarang, dimana pusara dia berjejer dengan makam gurunya, KH. Saleh Darat Semarang.

2  Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1   Mengembara Menuntut Ilmu
Sejak kecil Kiai Ahmad Dahlan mencari ilmu pertama kali di pesantren ayahnya di Tremas, kemudian menuju Mekkah mencari ilmu pada ulama-ulama Hijaz termasuk kepada sang kakak dia sendiri, Syekh Mahfuzh Tremas. Di kota suci itu dia akrab erat dengan Syekh Muhammad Hasan Asy’ari asal Bawean (wafat sekitar tahun 1921 di Pasuruan, Jawa Timur) yang dikenal juga ulama ahli falak dengan karyanya Muntaha Nataiji-l-Aqwal.

Keduanya kemudian berangkat menuju beberapa wilayah di Tanah Arab dan menuju ke Al-Azhar. Di Kairo inilah keduanya bertemu dua ulama besar Nusantara yakni Syekh Jamil Djambek dan Syekh Ahmad Thahir Jalaluddin Al Azhar dan secara khusus mengkhatamkan kitab al-Mathla’ as-Sa’id fi Hisabi-l-Kawakib ala-r-Rashdi-l-Jadid, sebuah kitab induk ilmu falak yang ditulis Syekh Husein Zaid al-Mishri dari awal periode 19.

Usai mencari ilmu di kampus al-Azhar Kiai Ahmad Dahlan Tremas berangkat menuju Mekkah dan berpamitan pada kakaknya untuk pulang ke Jawa. Sebelum berangkat pulang bersama Syekh Hasan Asy’ari, dia diberi pesan oleh kakaknya untuk mampir ke Darat, Semarang, untuk belajar pada KH. Muhammad Saleh Darat.

Selama nyantri di Pesantren Darat, Semarang, dia menjadi santri favorit, dan diminta membantu gurunya mengajar. Kiai Abu Bakar Kediri yakni salah seorang murid beliau, yang selalu menulis dalam kitab-kitab yang dipelajarinya dengan kata “Syaikhani” yang berarti KH. Saleh Darat dan KH. Ahmad Dahlan Tremas. Pendiri organisasi Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, juga belajar kepada kedua ulama besar ini. Waktu nyantri di Semarang, Kiai Ahmad Dahlan masih Menggunakan nama H. Muhammad Darwis. Setelah kembali ke Yogyakarta, dia kemudian ganti nama menjadi KH. Ahmad Dahlan mengikuti nama gurunya tersebut.

2.2  Guru-guru Beliau
Guru-guru beliau ketika menuntut ilmu adalah:
1. KH. Abdullah
2. Syekh Jamil Djambek 
3. Syekh Ahmad Thahir Jalaluddin Al Azhar
4. KH. Muhammad Saleh Darat

2.3  Mengasuh Pesantren
Setelah Kiai Saleh Darat wafat di tahun 1903, Kiai Ahmad Dahlan meneruskan perjuangan gurunya itu dalam mengasuh Pesantren Darat selama delapan tahun lebih. Beliau juga tercatat sebagai gurunya para ulama Falak, juga gurunya pendiri organisasi Muhammadiyah, KH. Darwis Yogyakarta atau lebih dikenal dengan nama KH. Ahmad Dahlan juga, mengikuti nama guru beliau, KH. Ahmad Dahlan Tremas.

3  Penerus Beliau            

3.1  Anak-anak Beliau
KH. Ahmad al-Hadi

3.2  Murid-murid Beliau
Ulama-ulama besar yang menjadi murid beliau di antaranya:
KH. Ahmad Dahlan

4  Karier dan Karya     

4.1  Karier Beliau
Karier sesuai dengan keilmuan beliau, posisi karier yang diduduki di antaranya:
mengasuh Pesantren Darat Semarang

4.2 Karya Beliau
Kiai Ahmad Dahlan mengajar ilmu falak dan sempat merampungkan tiga buah kitab falak, yakni Tadzkiratu-l-Ikhwan fi Ba’dli Tawarikhi wal A’mali-l-Falakiyati (selesai ditulis pada tahun 1901), Natijatu-l-Miqat dan Bulughu-l Wathar (selesai ditulis pada tahun 1903).

4.2.1 Kitab Natijatul Miqat
Kitab Natijatul Miqat berisi penggunaan rubu’ mujayyab (alat hitung tradisonal yang didesain dengan bentuk seperempat lingkaran sehingga membetuk sudut siku-siku) dalam penentuan awal waktu salat dan arah kiblat. Kitab ini merangkum anutan guru-gurunya, mirip Syeikh Husain Zaid Mesir, Syekh Abdurrahman bin Ahmad al-Misri, Syekh Muhammad bin Yusuf al-Makki, hingga KH. Saleh Darat. Pada tahun 1930 kitab ini disyarah atau diberi komentar oleh Syekh Ihsan Jampes Kediri (wafat 1952) dalam kitabnya Tashrihu-l-Ibarat.

4.2.2 Kitab Tadzkiratul Ikhwan fi Ba’dli Tawarikhi wal A’malil Falakiyati
Sedangkan kitab Tadzkiratul Ikhwan fi Ba’dli Tawarikhi wal A’malil Falakiyati berisi perhitungan ijtima’ dan gerhana dengan mabda’ (basis perhitungan) kota Semarang, dengan Menggunakan sistem haqiqi taqribi. Sejumlah ulama ilmu falak merujuk kepada kitab ini. Di antaranya KH. Abdul Jalil Hamid Kudus (wafat 1974) dalam karyanya Fathu-r- Ra’uf al-Mannan, KH. Mohammad Wardan, seorang ulama ahli falak organisasi Muhammadiyah dalam karyanya Hisab Haqiqi, dan KH. Yunus Abdulloh Kediri, pengarang kitab Risalatu-l-Qamarain.

4.2.3 Kitab Bulughul Wathar
Sementara kitab Bulughul Wathar membahas perhitungan gerhana bulan dan gerhana matahari, dengan Menggunakan sistem haqiqi tahqiqi. Konon kitab ini disebut sebagai kitab hisab falak pertama dengan sistem tahqiqi yang ditulis oleh ulama Indonesia. Kitab ini ditulis bersamaan dengan kitab Muntaha Nataiji-l-Aqwal yang ditulis sobat beliau, Syekh Hasan Asy’ari Bawean. Kedua kitab ini merujuk kepada kitab al-Mathla’ as-Sa’id karya Syekh Husain Zaid al-Mishri.

Karya-karya Kiai Ahmad Dahlan Tremas, Syekh Hasan Asy’ari Bawean maupun Kiai Saleh Darat mensugesti perkembangan ilmu falak, serta membuka dinamika ilmu falak dalam dunia keilmuan pesantren. Mereka mempunyai kesadaran untuk mengabadikan disiplin ilmu mereka itu dalam bentuk karya monumental hingga sanggup dibaca dan dijadikan pegangan oleh generasi peminat kajian ilmu falak di masa-masa selanjutnya. Dengan karya-karya mereka, masa depan ilmu falak tetap akan cerah di Indonesia, dan tidak akan surut.

5.     Chart Geneology

5.1       Chart Geneology Guru beliau
Berikut ini contoh Chart Geneology guru beliau dapat dilihat selengkapnya melalui: Chart Geneology guru beliau

5.2       Chart Geneology Murid Beliau
Chart Geneology murid dari Sayyid Amin Al-Kutbi dapat dilihat melalui artikel : Chart Geneology murid beliau

6      Referensi 

Dikumpulkan dari berbagai sumber

7.    Chart silsilah sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Ahmad Dahlan Tremas dapat dilihat DI SINIdan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 10 Februari 2021, dan terakhir diedit tanggal 06 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya