Biografi Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

 
Biografi Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

Daftar Isi Biografi Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
1.3  Nasab Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
1.4  Wafat

2.    Sanad Keilmuan Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
2.1  Guru-guru Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

3.    Penerus Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
3.1  Anak Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
3.2  Murid Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

4.1  Perjalanan Dakwah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi di Singapura
4.2  Kemuliaan Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

5.    Karomah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

5.1  Menghilang dan berada di Tempat yang berbeda,Pada Waktu yang sama
5.2  Menyembuhkan Penyakit dengan Sentuhan Telapak Tangan
5.3  Menembus Hujan Badai, Tapi Baju Beliau Tetap Kering
5.4  Menolong Anak Kecil Kelaparan
5.5  Mengetahui Isi Nadzar Rahasia
5.6  Kejadian Ajaib Saat Wafatnya
5.7  Makam Habib Nuh tidak Hancur Meskipun Terkena Bom Nuklir Perang Dunia Ke-2

6.    Teladan Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

7.     Referensi

 

1. Riwayat Hidup dan Keluarga Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

1.1 Lahir
Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi lahir di atas kapal laut pada tahun 1788 (1202 Hijriah). Orang tua Beliau adalah orang Hadramaut, daerah Arabia Selatan yang sekarang dikenal sebagai Yaman. Menurut Syekh Hasan Al-Khatib, pengurus Maqam Habib Nuh, yang mendengar dari Habib Al-Khair, bahwa istri Habib Muhammad (ibu Habib Nuh) melahirkan ketika ada badai besar yang menghantam kapal.

Pada waktu itu ayahanda Habib Nuh, Habib Muhammad, membuat Nazar kepada Allah SWT, bahwa jika bayi itu lahir dengan selamat, maka ia akan beri nama bayi itu "Nuh" untuk mengingat Nabi Nuh as yang membawa cahaya rahmat dalam kapalnya. Tak lama kemudian, Habib Nuh lahir dengan selamat ke dunia ini.

Menurut beberapa beberapa sumber yang di dapat, ayah Habib Nuh pejabat istana di bawah Sultan Ahmad Tajuddin Halim Shah II. Ketika istrinya wafat Habib Muhammad Al-Habsyi menikah dengan Sayidah Fathimah, janda dari Sayyid Yassin Al_Anggawi yang terbunuh di Limbong Kapal saat diserang di Siam Kedah pada tahun 1821. Setelah menikah, keluarganya pindah ke Penang-Malaysia. Habib Nuh juga memiliki saudara dengan nama Sharifah Alwiyah keturunan yang saat ini masih berada di Penang.

1. 2 Riwayat Keluarga Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
Tidak banyak yang mengetahui kehidupan Beliau di usia muda. Beliau merupakan anak pertama dari empat bersaudara, yaitu Habib Noh, Habib Ariffin dan Habib Zain (kedua-duanya wafat di Pulau Pinang), dan Habib Salikin, yang wafat di Daik, Indonesia.

Beliau menikah dengan Sayyidah Hamidah yakni wanita Melayu yang berasal dari Telok Ayer Tawar, Provinsi Wellesley, Pulau Pinang. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Syarifah Badaniah.

Setelah dewasa Sharifah Badaniah menikah dengan Sayyid Mohamad bin Hassan Al-Syatiri di Jelutong, Pulau Pinang. Buah pernikahan mereka hanya dikaruniai seorang putri bernama Syarifah Ruqayyah. Syarifah Ruqayyah binti Muhammad bin Hasan As Syatiri ini adalah cucu tunggal dari Habib Nuh Al-Habsyi. Syarifah Ruqayah ini menikah dengan Sayyid Alwi bin Ali bin Muhammad bin Harun Al Junaid dari Singapura. Mereka dikaruniai 5 orang anak, 2 laki laki dan 3 perempuan, yaitu Syed Abdul Rahman, Syed Abdullah, Syarifah Muznah, Sharifah Zainah dan Sharifah Zubaidah.

1.3 Wafat
Habib Nuh Al-Habsyi wafat pada hari Jum'at, 14 Rabi`ul Awwal 1283 H bertepatan pada hari Jumat, 27 Juli 1866, setelah 78 tahun mengabdi untuk agama Islam. Sebelum wafat, Beliau telah mewasiatkan agar dikebumikan di atas sebuah bukit kecil di Jalan Palmer tersebut. Wasiat ini dipandang sedikit aneh karena tempat yang ditunjukkannya itu adalah terpencil dari kuburan orang Islam dan berada di tepian laut. Maka keluarga Beliau memutuskan agar jenazahnya dimakamkan saja di tanah perkuburan biasa.

Setelah selesai urusan jenazah dan ketika hendak dibawa ke tanah pemakaman biasa, jenazah Beliau tidak dapat diangkat oleh orang yang hendak membawanya. Diceritakan puluhan orang mencoba untuk mengangkat jenazah tersebut, semuanya gagal. Akhirnya mereka diperingatkan agar mematuhi wasiat Habib Nuh tentang tempat pemakamannya.

Maka ketika jenazahnya hendak dibawa ke tempat menurut wasiatnya tersebut, maka orang-orang yang membawanya merasa jenazahnya amat ringan dan mudahlah mereka mengusungnya. Makam Beliau tetap terpelihara sehingga sekarang dan menjadi tempat ziarah bagi mereka yang mencintai para Aulia Allah.

2.  Sanad Keilmuan Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

Semenjak kecil Beliau diasuh dan dididik oleh kedua orang  tuanya, Habib Muhammad  Al-Habsyi

2.1 Guru Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
Habib Muhammad Al-Habsyi ( Ayah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi)

3.  Penerus Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

3.1 Anak Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi adalah Syarifah Badaniah

3.2 Murid Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi adalah Sayyid Mohamad bin Hassan Al-Syatiri

4.  Perjalanan Hidup dan Dakwah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

Dari beberapa sumber menceritakan bahwa Habib Nuh sampai ke Singapura tidak lama setelah Sir Stamford Raffles mendarat di pulau itu. Usianya pada waktu itu sekitar tiga puluh tahun. Walaupun Beliau telah menghabiskan banyak usianya di Singapura dan wafat dunia di sana, akan tetapi Beliau banyak berdakwah ke Johor Bahru dan negeri-negeri lain di Malaysia.

4.1 Perjalanan Dakwah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi di Singapura
Sekitar  tahun 1819, Habib Nuh diundang ke Singapura oleh Habib Salim bin Abdullah Sumayr  Ba setelah pulau itu menjadi koloni Inggris. Habib Nuh tinggal di Singapura sekitar 50 tahun. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Beliau tinggal di Kampung Kaji (samping Masjid Al-Sultan). Nama Beliau cepat terkenal karena menjadi majdbub " seperti yang Beliau lakukan hal-hal yang luar biasa. Habib Nuh sangat mencintai anak-anak yang suka menemani kemana pun Beliau pergi,

Di antara kebiasaan terhormat adalah untuk membagi-bagikan makanan kepada orang miskin. Seringkali, Beliau masuk toko, mengambil semua uang dari laci kas dan melemparkannya kepada anak-anak yang menunggu. Para pemilik toko yang menyadari keadaan tersebut  tidak berusaha apapun untuk menghentikannya dan mereka mempercayai bahwa hal tersebut akan membawa kemakmuran dalam bisnis mereka setelah kejadian tersebut.

Kegiatan-kegiatan tersebut tidak  disukai oleh pihak penguasa kolonial Inggris yang mencoba untuk menempatkan Beliau dalam penjara beberapa kali. Namun, setelah melakukan hal ini berkali-kali, mereka akhirnya menyerah dan  membiarkan Beliau sendirian. Alasannya setiap kali Beliau ditangkap, dan dimasukkan ke dalam penjara, Beliau  misterius menghilang dari selnya dan terlihat Beliau sedang berada di luar berjalan bebas.

Habib Nuh sering terbangun di malam hari untuk melakukan shalat sampai fajar. Beliau sering mengunjungi  kuburan kaum muslimin di tengah malam untuk membaca ayat-ayat Al-Quran sampai fajar menyingsing.

Habib Nuh kemudian pindah ke daerah Marang Road, dekat Masjid Temenggong. Beliau  sering melakukan khalwat (tetap dalam kesendirian untuk dzikrullah) di puncak Gunung Palmer, yang terdapat hutan tebal menghadap ke laut luas.

Mencari suasana damai adalah salah satu cara bagi Beliau untuk mendekatkan diri kepada Allab.Seorang teman Beliau H. Muhd Salleh ingin membangun Masjid kecil untuk kenyamanan Habib Nuh. Namun Habib Nuh tidak menyetujuinya, dan akhirnya Masjid kecil tersebut dibangun di kaki Gunung Palmer, untuk kenyamanan para tamu yang datang untuk mengunjungi Habib Nuh.

Semakin hari semakin banyak masyarakat berbondong-bondong untuk bertemu dan mencari berkah doa yang tulus dari Habib Nuh. Karena kebanyakan mereka adalah pelaut, yang melakukan perjalanan di llaut. Perjalanan yang di tempuh selama berbulan-bulan di atas laut yang sangat berbahaya pada masa itu. Oleh karenanya mereka banyak yang meminta doa diberi keselamatan selama dalam perjalanan kepada Habib Nuh.

4.2 Kemuliaan Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi
Dikisahkan bahwa Kyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah As-Suhaimi Ba’Syaiban memang selalu mengamalkan bacaan maulid Junjungan Nabi SAW, tetapi kadangkala Beliau wafatkannya. Pada suatu malam, Beliau bermimpi dan dalam mimpi tersebut Beliau bertemu dengan Junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan Habib Nuh yang ketika itu sudah pun berpulang ke rahmatullah.

Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi Baginda Nabi SAW yang sedang berjalan di hadapan rumah Kyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada Baginda Nabi SAW, “Ya Rasulullah, marilah kita berziarah ke rumah kawan saya, Muhammad Suhaimi.” Tetapi Nabi Muhammad SAW enggan berbuat demikian sambil bersabda, “Saya tak hendak menziarahinya kerana Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, kerana dia selalu wafatkan bacaan maulid saya.”

Habib Nuh merayu kepada Baginda Nabi SAW, “Saya memohon kepada baginda supaya dia diampuni.” Setelah itu barulah Junjungan Nabi SAW mau masuk dan duduk di dalam rumah Kiai Agung.

Inilah kisah mimpi Kiai Agung, selepas isyarat mimpi itu, maka Kiai Agung tidak lagi wafatkan bacaan maulid, ‘hatta’ (walaupun) dalam kondisi berpergian maupun hanya 2 atau 3 orang saja dalam majlis pembacaan tersebut.

Ini cerita mimpi, percaya atau tidak kembali ke diri masing-masing, diceritakannya kisah ini sebagai pertanda terhadap tingginya maqam seorang waliyullah yang dimakamkan di Singapura. Beliau yang dimaksudkan dan diharapkan keberkahannya adalah Habib Nuh bin Muhammad al-Habsyi yang hidup sekitar tahun 1788M – 1866M.

5.  Karomah Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

5.1 Menghilang dan berada di Tempat yang berbeda, Pada Waktu yang sama
Banyak yang menyaksikan, membuktikan, dan mempercayai, bahwa Beliau (Habib Nuh Al-Habsyi) memiliki kemampuan untuk menghilang dan terlihat berada di beberapa tempat pada saat yang sama. Konon, ketika ia berada di Singapura, ada beberapa orang pada saat yang sama melihatnya sedang berdoa di Masjidil Haram Makkah, Saudi Arabia.

5.2 Menyembuhkan Penyakit dengan Sentuhan Telapak Tangan
Kelebihan yang muncul dari rasa cintanya terhadap anak-anak. Pernah ia menyembuhkan luka di kaki seorang anak, hanya dengan meletakkan tangannya di atas luka tersebut sambil berdoa. Hanya dalam beberapa saat, si anak itu dapat berlari kembali seperti tidak pernah terjadi apa-apa dengannya. Ayah si anak yang begitu bahagia, memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih. Habib Noh menerima hadiah itu, tapi kemudian menyerahkan kembali kepada orang yang membutuhkan pertolongan.

5.3 Menembus Hujan Badai, Tapi Baju Beliau Tetap Kering
Bahkan dikisahkan dari para Habaib dan masyarakat yang menyaksikannya, bahwa Habib Nuh Al-Habsyi pernah menembus hujan badai untuk menyembuhkan sakit seorang anak. Beliau berjalan ke  Jalan Raya dari rumahnya di Teluk Belangah. Ketika Beliau tiba di tempat pasiennya, percaya atau tidak, orang tua si anak yang sakit tadi menyaksikan bahwa jubah Habib Nuh tetap kering, tidak basah, atau tanda-tanda lain layaknya orang yang kehujanan.</p>

5.4 Menolong Anak Kecil Kelaparan
Diriwayatkan dari sumber terpercaya bahwa Habib Nuh Al-Habsyi pernah terbangun dari tidurnya, karena suara tangis bocah atau anak kecil yang berkepanjangan. Beliau kemudian mengetahui bahwa tangis itu berasal dari sebuah rumah keluarga miskin. Jelas itu tangis bocah yang kelaparan. Habib Nuh lalu mengambil daging buah kelapa, diperas menjadi santan, dan dicampurnya dengan air. Setelah itu dibacanya sebuah doa, atas kehendak Allah, santan itu berubah jadi susu dan untuk sementara dapat menghentikan tangis kelaparan bocah miskin tersebut.

5.5 Mengetahui Isi Nadzar Rahasia
Habib Nuh Al-Habsyi juga memiliki Karomah, dengan kekuatannya yang akurat membaca pertanda, seakan-akan ia bisa mengetahui apakah seseorang membutuhkan bantuannya atau mempunyai niat yang tidak baik terhadap dirinya. Konon, ada seorang pria Muslim India, yang akan mengunjungi keluarganya di India dengan menggunakan kapal laut. Secara rahasia dalam hatinya, ia bernazar bila dapat kembali ke Singapura dengan selamat, ia akan memberi hadiah kepada Habib Nuh Al-Habsyi.

Saat tiba kembali di Singapura, ia sangat terkejut mendapati Habib Nuh telah menunggunya di pelabuhan. Habib Nuh berkata dan menagih, “Saya yakin Anda telah berjanji bernadzar dalam hati untuk memberikan sesuatu kepada saya.” Dengan terkejut si India itu menjawab, “Katakan, wahai Waliyullah yang kasyaf dan bijak, apa yang engkau inginkan, maka akan aku berikan kepadamu.”

Sang Habib Nuh berkata lagi, “Saya ingin memiliki beberapa gulung kain Kuning, yang akan saya berikan kepada orang miskin dan anak-anak.”

Laki-laki India, yang diminta kain itu pun kemudian memeluk Habib Nuh dan sambil menangis, ia berkata, “Demi Allah aku sangat bersedia untuk menghadiahkannya kepada orang yang dimuliakan Allah karena kebaikannya terhadap kemanusiaan. Berikan aku waktu tiga hari untuk mempersembahkan kepadamu.” Dan laki-laki India itu pun menepati janjinya.

5.6 Kejadian Ajaib Saat Wafatnya
40 Hari menjelang wafatnya, Habib Nuh Al-Habsyi rupanya sudah merasa bahwa ia akan segera wafat dunia. Empat puluh hari sebelum saat kematiannya tiba, Beliau melakukan apa saja agar dapat menyampaikan sebanyak mungkin nasihat kepada para sahabatnya yang dicintai.

Nasehat bijak Beliau yang paling terkenal dan patut kita ingat adalah: _“Jangan serakah akan harta dan materi yang bersifat duniawi, atau memiliki perasaan benci kepada siapapun sepanjang hidupmu.”_

Tepat pada 31 Juli 1866 Masehi, pada usia 78 tahun, Habib Nuh wafat dunia di kediaman Johor Temenggong Abu Bakar di Teluk Belangah. Ketika berita wafatnya menyebar, banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk para muallaf dan penduduk dari pulau tetangga, datang untuk memberikan penghormatan terakhir. Bahkan semua Kusir di Pulau Singapura menghentikan kegiatannya mencari uang, untuk mengantarkan orang tua, wanita, dan anak-anak ke pemakaman secara gratis.

5.7 Makam Habib Nuh tidak Hancur Meskipun Terkena Bom Nuklir Perang Dunia Ke-2
Meskipun ia telah pergi, tinggal makamnya yang dikeramatkan, ada sebuah keajaiban yang masih diingat penduduk Singapura. Ketika Perang Dunia II, tanpa ampun sebuah bom menghancurkan area di Gunung Palmer, termasuk taman pemakaman yang ada di sana. Tetapi sungguh ajaib, keramat Habib Nuh tetap berdiri tegak seakan tak tersentuh Bom sama sekali.

Banyak sekali cerita dari karamah-karamah Beliau yang patut kita teladani dan kita dapat mencontohi jejak langkah Beliau dalam mengikuti perjalanan para leluhurnya sambung-menyambung sehingga ke hadirat Junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

6. Teladan Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi

Habib Nuh adalah Habib yang sangat dermawan. Semasa hidupnya, Beliau sangat memperhatikan anak-anak kecil, serta orang miskin dan melarat. Beliau selalu memberikan anak-anak permen dan menyumbangkan uang untuk menyantuni orang miskin. Beliau sangat dicintai siapapun yang mengenalnya. Habib Nuh bin Muhammad Al-Habsyi adalah seorang Wali ”majdbub " semua yang Beliau lakukan adalah hal-hal yang luar biasa.

Semakin hari semakin banyak masyarakat berbondong-bondong untuk bertemu dan mencari berkah doa yang tulus dari Habib Nuh. Karena kebanyakan mereka adalah pelaut, yang melakukan perjalanan di llaut. Perjalanan yang di tempuh selama berbulan-bulan di atas laut yang sangat berbahaya pada masa itu. Oleh karenanya mereka banyak yang meminta doa diberi keselamatan selama dalam perjalanan kepada Habib Nuh. Beliau selalu membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan Beliau tanpa memandang statusnya

Nasehat bijak Beliau yang paling terkenal dan patut kita ingat adalah: “Jangan serakah akan harta dan materi yang bersifat duniawi, atau memiliki perasaan benci kepada siapapun sepanjang hidupmu.”

7. Referensi

Diambil dari berbagai sumber

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya